52

9 1 0
                                    

Maca,
Aku tiba-tiba teringat pembicaraan kita, yang mungkin pada saat itu membuat kamu marah.
Tentang kadar bangga seseorang terhadap orang yang ia/mereka cintai.

Saat itu, aku merasa belum cukup membanggakan 'mereka' dan kamu.
Aku tak tahu, sampai mana batas diriku untuk (selalu) bisa membanggakan mereka dan kamu.
Lantas kamu bilang, bahwa rasa bangga itu tidak timbul atas satu hal yang itu-itu saja.
Katamu lagi, kamu sudah bangga terhadap banyak hal yang sudah mampu aku lewati.
Baik tentang pekerjaan maupun perjalanan hidup.

Pembicaraan kita saat itu memang tidak lantas membuatku baik-baik saja.
Mungkin, sesekali, aku masih mencari-cari alasan untuk membuatmu selalu bangga.
Terkadang, it really matters to me -- membuatmu dan mereka bangga.
Padahal, mungkin saja juga, mereka bangga karena diriku sendiri -- aku ada dan sehat.
Mungkin, itu lebih dari cukup bagi mereka.

Maca,
Di mataku, kamu lebih dari cukup.
Aku bersyukur, akhirnya ada kamu.

A postcard for YOUWhere stories live. Discover now