9

2.4K 171 4
                                    

Co-translator : babibubego

9. STALKER ANEH
Dimana ini, apa seseorang menculikku? Aku melihat sekelilingku, aku tidak tahu, kamar siapa ini, terlihat cantik. Aku berbalik dan melihat kearah sampingku, uh ah..
 
P’Neua berbaring tengkurap dengan wajah menghadapku, selimutnya menutupi pinggang, bagian atasnya telanjang dan bagian punggunya terlihat lebar. Aku buru-buru membungkuk dan melihat diriku, Hei!!! Tanpa baju, aku membuka selimut dan melihat bahwa aku hanya menggunakan celana dalam, aku melompat dan berdiri disamping tempat tidur, mengangkat tanganku, memeluk dada, berusaha menutupi badanku.
 
Apa yang terjadi!!!
 
Jangan bilang… aku dan P’Neua!!! Ah, aahh, kenapa seperti ini? kenapa? Ingat kembali Toh!
 
Kamu harus ingat, Toh!
 
Aku mencoba melompat keras, sebelum aku dapat memikirkan dengan otakku yang kecil. Mengapa tidak ada yang aneh? Tidak sakit, tidak sakit, tidak sakit, setiap bagian baik-baik saja dan tidak ada yang menakutkan, aku melihat kebagian bawah pada batang tubuh, tidak ada jejak apapun, bahkan tidak ada bekas gigitan semut.
 
Toh kamu selamat!
 
Melalui malam dengan mabuk, tapi bangun dipagi dengan cerah dengan tubuh yang segar, apa itu? P’Neua melakukan ini, aku lebih baik bangun dan pergi.
 
Aku menjadi orang yang sangat sengsara dalam hidup karena melihatmu, P’Neua. Aku bisa memulai rencana buruk, jika kamu menggangguku, aku akan melawan. Pria yang sama yang menekanku, aku harus memilikinya, karena untuk Toh cinta adalah jawabanya.
 
Ini akan baik-baik saja, kesempatan yang baik ini tidak sering datang, aku bermaksud untuk memukul diriku sendiri. (Jangan tanya aku dari mana asal pikiran itu, jika kamu sudah datang dan melihat apa yang aku lihat sekarang, kamu akan segera memahami pikiran Toh. Sood, biarkan aku bernafas sebentar.)
 
Tapi pertama-tama, aku segera menengok ke kanan dan kekiri, melihat celanaku yang tergeletak diatas kursi, lalu mengambil ponselku dan mematikan suara shutter, lalu menyesuaikan sedikit resolusinya, ya selesai.
 
Punggung putih, sayap sempurna P’Neua, sekarang telah menjadi harta karun untukku. Aku sudah bersiap meletakkan ponselku. Tapi pertama-tama!!! Ini pasti kondominium milik P’Neua. (Aku dulu mengikutinya, tapi aku hanya melihat bagian luarnya saja, tidak pernah masuk.)
 
Mataku berbinar, ini adalah hartu karun yang berharga, oh segalanya menyenangkan bagiku. Aku ingin menyentuh setiap sudutnya.
 
Hmm… tangkap dulu atau bergulat dulu? Tangkap dulu, aku akan menyelesaikan gulat nanti, P’Neua mengejar kembali, berhenti untuk berpelukan, lalu bergulat dulu.
(T/N : Toh membayangkan adegan kejar-kejaran ala india kayaknya.)
 
Huh! Yang terakhir ini memiliki banyak pengaruh, aku harus atasi sikap penguntitku, aku meletakkan telepon dimeja terdekat, dengan cepat naik keatas tempat tidur seperti serigala yang siap menerkam mangsanya, tanganku perlahan menarik selimut yang menutupi P’Neua.
 
P’Neua harus menyalahkan dirinya sendiri, Toh tidak pernah berpikir sejauh ini, aku hanya bisa melihatmu diam-diam, tingkat keberanianku sama dengan nol. Tapi kali ini kamu masuk dan merayuku, apa kamu tidak tahu betapa seksinya dirimu, sampai membuat orang menjadi jahat?
 
“Bolehkah aku makan?” aku meminta izin secara resmi, sebelum bergegas ke…
 
UGH!!!
 
Kaki… kaki….
 
“Toh!! Apakah sakit?” P’Neua buru-buru mendatangiku dan meringkuk, setelah menendangku dengan lututmu, mengapa kamu peduli sekarang?
 
“Dimana yang sakit?” P’Neua mengangkat aku ketempat tidur diatas kasur yang bagus setelah aku jatuh dan terguling dari tempat tidur.
 
“Kaki… kakiku sakit…”
 
P’Neua mengulurkan tangannya untuk memegang kakiku.
 
“Dimana? Paha, betis, atau lutut? Tapi tidak ada memar.” Aku mencoba menggelengkan kepala.
 
“Kaki…meja.”
(T/N : Masih ingat istilah Kaki Meja yang dikatakan Toh? Haha.)
 
Aku berbaring seperti udang yang dikejutkan dengan air panas, P’Neua mencoba menegakkan tubuhku untuk melihat kakiku. Jangan lakukan apapun, aku ingin mengatakannya, tapi menjadi seperti cangkang, sulit untuk mengatakannya.
 
“Itu bukan kakinya, ini kaki lain milik Toh…” aku mengumpulkan kekuatan yang aku miliki dan memberitahu P’Neua. Tanganku memegangi si ‘kecil’ itu dengan cemberut, jangan biarkan P’Neua melihatnya.
 
“Kaki meja?! Hahahahaha.” P’Neua sangat buruk, bukannya membantuku, dia malah mendorongku untuk telentang dan tertawa.
 
“Nong bilang itu bukan kaki, mungkin termasuk bola meja, berguling seperti ini. kudengar pijatan membantu mengurangi rasa sakitnya. Kemari, Toh.”
 
Sangat menyakitkan, bahkan aku tak ingin mencobanya. Tapi berbaring dan memijat kemaluanku didepan P’Neua yang tampan dengan wajah tertawa itu…
 
Toh sudah lebih baik.
 
“Tidak, tidak apa-apa, P’. aku akan menunggu, mungkin dia akan hilang dengan sendirinya.” Aku mencoba untuk diam sebisa mungkin.
 
“Apa kamu mau aku pijat?”
 
“Ha!!!” aku menjaga daguku dekat dekat dengan leherku, aku menatap orang dihadapanku yang sedang berbicara dengan mata cerah yang berbinar.
 
Aku benci P’Neua, dia menipuku dengan harapan palsu.
 
“Berbaring dan istirahatlah sejenak, rasa sakitnya akan hilang, dulu aku juga tidak sengaja terpukul saat bermain basket.” P’Neua berubah serius, dia menarik selimut sampai menutupi bahuku.
 
“Apa kamu lapar? Bisa kamu menahannya?”
 
“Aku belum lapar, aku biasanya tidak sarapan.” Aku berusaha berbicara normal, walaupun masih terasa sakit.
 
“Apa yang tadi ingin kamu makan? P sangat mengantuk jadi tidak mendengar dengan baik. Ketika berbalik, ternyata Toh sudah jatuh.”
 
Aku masih merasa malu ketika mengingat kejadian itu, bagaimana jika aku menjawab kalau aku ingin memakan P’Neua?  Dia tidak memberi kesempatan atau memberitahu dengan baik, tapi malah melukai senjataku. Sangat kejam.
 
“Tadi aku ingin meminta air minum, beberapa saat lalu aku buru-buru dan tersandung.”
 
“Apa kamu tahu semalam kita hampir kecelakaan, apa kamu tidak ingat?”
 
“Dimana? Apa yang terjadi semalam?” apa P’Neua akan bertanya-tanya, bagaimana aku tahu kalau dia memiliki kondominium?
 
“Aku pikir kamu tidak akan bertanya. Toh sangat mabuk semalam, P mengemudikan mobil dengan susah payah, kamu menarik bajuku, lenganku dan menyerangku sampai mobil hampir menabrak. Kondominium P lebih dekat dengan pub, jadi P membawamu kesini sebagai gantinya. Aku belum ingin mati.”
 
“P’Neua juga memiliki kondominium? Aku pikir aku ada dirumah.” Tunjukan mata yang jernih, Toh tidak terlalu tahu, aku hanya mengikutinya tiga sampai empat kali.
 
“Tetaplah disini, istirahatlah sampai rasa sakitnya hilang. Aku akan mandi dan kembali.”
 
“Ya. Uh, P’Neua, bisa tolong berikan ponselku?” aku mengarahkan tanganku ke meja tempat aku menaruh ponselku.
 
P’Neua mengambil ponselnya dan menyerahkannya kepadaku, sebelum dia mengambil handuk dan berjalan ke kamar mandi.
 
Ini pasti hukuman yang selama ini aku pikirkan, tentunya dengan P’Neua. Waktu P’Neua mandi seharusnya menjadi waktu bahagiaku, untuk melihat harta karun ini, tapi sekarang aku hanya bisa memotretnya dari tempat tidur, nah ini masih bagus.
 
Aku memutar ponselku untuk mengambil gambar sepanjang waktu, dan kemudian aku mengambil gambar disekitar kamar untuk memeriksa apakah aku menyukainya. Aku mengecek gambar yang aku ambil sebelumnya dan menemukan gambar punggung P’Neua, lebih baik aku menguploadnya dan membuat orang lain cemburu.
 
Aku memotong gambarnya hingga hanya terlihat tengkuk kebawah, aku tidak ingin wajahnya terlihat. Aku mengupload ke instagram magicofnimman dengan caption “….sepanjang malam.”
 
Aku tidak perlu menunggu lama, orang-orang yang pertama berkomentar adalah gengku.
 
 
 
____________________________
_______________
Beautifuldaisy : jangan tunjukkan, apa yang kamu lakukan semalaman?
Magicofnimman : itu rahasia yang terlintas dipikiran, itu rahasia didalam @bayu_joo
Orangemikan : aku tahu, aku bisa menterjemahkannya secara jelas @beautifuldaisy
Beautifuldaisy : Jangan berhenti, aku ingin tahu @orangemikan
Orangemikan : Ya Tuhan, kamu tajam sekali hahaha @beautifuldaisy
Magicofnimman : jangan sok tahu.
Beautifuldaisy : ini harus dijelaskan dengan baik. Ayo pindah ke grup.
____________________________
_______________
 
*****
 
____________________________
_______________
Orangemikan : dimana kamu? Apakah aman untuk mengobrol?
Tablelikeart : dikondominum milik P’Neua, kelangsungan hidupku aman.
Beautifuldaisy : tolong terjemahkan.
Tablelikeart : karena aku aman, sangat aman dan baik-baik saja.
Beautifuldaisy :Ya!!
Kaojao : apa kamu tidak kembali ke asrama?
Tablelikeart : iya, semalam aku sangat mabuk. P’Neua menyeretku kemari, karena tempatnya lebih dekat. Apa kamu sudah baikan?
Kaojao : Oke.
Orangemikan : untung saja tidak terjadi bencana.
Tablelikeart : bencana apa?
Orangemikan : jika P’Neua pergi ke asramamu semalam, apa yang akan terjadi?
Tablelikeart : sial! Aku kan mabuk, kenapa kamu tidak mengantarku semalam?
Orangemikan : aku sedang mabuk
Beautifuldaisy : aku juga sedang mabuk
Orangemikan : aku baru bangun tidur dan sedang duduk dengan linglung, baru ingat setelah kamu upload foto
Kaojao : aku baik-baik saja.
Kaojao : lain kali, taruh saja gambarnya dibawah meja, simpan semuanya didalam kotak atau jika kamu tidak ingin melakukanya, tutupi saja seperti waktu itu.
Orangemikan : setuju
Tablelikeart : baiklah, ayo lakukan itu lagi sebelum aku kembali kekamar.
Orangemikan : oke
Beautifuldaisy : jangan lupa!
Kaojao : daah?
____________________________
_______________
 
 
Aku meletakkan ponselku disamping, aku tidak bisa berhenti memikirkan jika tadi malam P’Neua pergi ke asramaku, apa yang akan terjadi? Aku hanya baru maju beberapa langkah, jika harus kembali ketempat semula atau bahkan lebih buruk lagi, aku tidak tahu apa aku bisa menerimanya atau tidak. Aku harus lebih hati-hati.
 
“Apakah Toh ada kelas hari ini? aku akan mengantarmu.” P’Neua keluar dari  kamar mandi dengan satu handuk yang melilit pinggangnya, tetesan air menyilaukan disepanjang tubuhnya.
 
Aku masih belum terbiasa, aku tidak melihat apapun. Jika aku bangun sekarang P’Neua akan melihat wajahku yang tercengang.
 
“Aku ada kelas sore. Tapi lebih baik aku kembali ke asrama dan berganti pakaian di asrama.” Aku menghindari pembicaraan tentang cerita yang lain.
 
“Nah, aku juga ada kelas sore, jadi kita bisa pergi bersama, aku akan naik dan menunggumu untuk berganti pakaian. Setelah selesai kita ke kampus bersama.”
 
“Kampus? Tidak apa-apa P.” bagaimana aku mencari alasan? Kamarku belum aku bereskan sama sekali. “kamu akan mampir dan menungguku. Karena aku juga harus berbelanja atau jika tidak apa-apa kamu bisa menemaniku naik mobil sebagai teman.”
 
“Baiklah, kamu pergi ke asrama, tapi kita mampir makan dulu. Aku lapar.”
 
“Iya, P’Neua, tolong tunggu sebentar, aku mandi. Tidak akan lama.”
 
“Tidak perlu buru-buru, apa sakit di kaki meja sudah hilang?”
 
“Jangan mnggoda.” Aku buru-buru mengangkat tanganku untuk menutupi wajahku yang memerah. Jadi sekarang P’Neua tahu nama ‘adik’ ku.
 
“Hahaah, baiklah aku berhenti menggoda. Cepat mandi, meja berkaki tiga.”
 
“P’Neua.. oooyy.” Aku melihat P’Neua berjalan kearah lemari dan mengambil handuk baru lalu melemparkannya kepadaku.
 
“Hey tunggu Toh, ini pakai celana dan kaos milikku, semalam tubuhmu bau alkohol.”
 
“Terima kasih.” Aku menerima pakaian dari P’Neua sebelum berjalan ke kamar mandi.
 
Tongkang!!! (seruan baruku.)
 
Aku hanya melihat diriku dicermin, aku lupa jika aku hanya memiliki ‘adik’ ku. Payudaraku sama dengan seperti P’Neua.
 
Mengapa tidak ada reaksi? Secara keseluruhan, aku hanya memiliki ‘adik’ dan tidak bisa melakukan apapun. Jadi darimana aku mendapatkan harapan itu? Aku berpikir dan ingin menangis, memikirkan bahwa aku akan berhenti menjadi STALKER karena aku sudah dekat dengan P’Neua, nyatanya agar tidak tertangkap aku masih harus tetap seperti ini.
 
Masa depan cinta Toh sangat suram, bahkan sepanjang malam aku punya kesempatan, tapi satu malam bersama, aku tidak memiliki memori apapun untuk memenuhi keinginanku (frustasi).
 
*****
 
“Apa kaki meja ini patah? Nah mejanya miring.”
 
Mendadak.
 
“Tongkang, bajingan diatas, kenapa kamu menyemprotkan air ke wajahku?”
 
“Maaf aku tidak sengaja, hahaha, hahaha.”
 

Secret Crush On You (Terjemahan Bahasa Indonesia)Where stories live. Discover now