Ch. 17. Dia ada di sini

181 45 1
                                    

Krieet..

Ramon memasuki kamar Vierre dan melirik ke segala arah.

"Vie, kau sudah tidur?" Dengan pelan, ia berjalan mendekati Vierre yang tampak terlelap di tempat tidurnya.

Ramon tidak bisa melihat dengan jelas wajah Vierre karena keadaan kamar tersebut agak gelap dan juga tubuhnya transparan.

Vierre tampak seperti patung yang bernapas.

'Bagaimana caranya mengubahmu menjadi seperti manusia yang seutuhnya?' Gumam Ramon.

Ia menoleh ke belakang dan melihat beberapa makanan yang masih tersisa di kamar Vierre.

Beberapa pertanyaan pun mulai menghujani pikirannya.

'Apa yang terjadi saat aku pergi?'

'Vie sama sekali tidak menyentuh makanannya, apa dia tidak menyukainya?'

'Apa Vie benar-benar tertidur?'

"Paman?" Suara Vierre membuatnya berbalik.

Klik..

Ramon menyalakan lampu kecil yang berada meja sebelah tempat tidur Vierre.

"Vie, apa aku menganggu tidurmu?"

"Uumm.. Tidak."
"Di mana Bibi Sora?" Tanya Vierre.

"Tunggu, itu tidak penting."
"Apa kau makan dengan baik? Kau masih ingin makan sesuatu?" Tawar Ramon.

"Paman, aku sangat kenyang."
"Aku bosan berada di ruangan ini terus menerus. Aku sangat kelelahan karena bosan."
Pengakuan Vierre seketika memberikan pukulan telak kepada Ramon.

Ia kembali merasa bersalah karena harus mengurung Putri kaca itu ke dalam ruangan yang aman dan membuatnya selalu bertanya-tanya tentang dunia luar.

Ia sudah menduga kalau suatu saat Vierre akan mengatakan hal itu.

Batinnya terus berkecamuk karena ia ingin memperlakukan Vierre layaknya manusia normal. Membuatnya keluar dari Istana dan bermain ke taman yang luas.

Tetapi, karena kondisi tubuhnya yang berbeda.. Ia harus mengurungkan niatnya demi melindungi sang Putri.

Kemudian Ramon mulai memikirkan hal lain..

Apa yang terjadi kalau Vierre terjatuh? Apa yang terjadi setelah tubuhnya retak lalu hancur lebur.

Seharusnya ada sihir di dalam diri Vierre yang melindunginya.

Sesuai namanya, Vierre Ethernial de Therian yang diberikan oleh Arthur
yang berarti kaca abadi.

Ia harap tubuh kaca Vierre dapat bertahan dan kuat walaupun ia tahu bahwa hal tidak akan menjadi abadi.

Ramon merasa khawatir karena beberapa lama lagi ia akan pergi jauh dari Istana dan akan meninggalkan Vierre sendirian walaupun ia tahu bahwa Vierre tidak akan melakukan sesuatu hal yang bodoh sehingga menyebabkan dirinya terluka.

"Kembalilah tidur." Ucap Ramon lalu kembali mematikan lampu tidur.

Sebelum keluar dari kamar tersebut, Vierre kembali bertanya.
"Paman, Bibi Sora sudah kembali?"

GLASS PRINCESSWhere stories live. Discover now