07 | gossip

1.8K 343 109
                                    

Keesokan harinya.

Aku berjalan di koridor yang masih sepi. Suasana kelas masih sepi juga. Aku menghampiri kelas Jaeden terlebih dahulu.

"Emm, Savannah!" panggilku. Savannah melihat sekeliling, mencari orang yang memanggilnya.

"Savannah! Disini!" panggilku, dengan suara yang lebih kuat. Savannah lalu melihatku.

"[Name]? Ada apa?" tanya Savannah.

"Kau tahu dimana Jaeden?" tanyaku.

Savannah mengangkat bahu, tapi kemudian dia melihat ke belakangku dan menunjuk. Aku menoleh ke belakang.

"Jaeden!" pekikku. Ternyata Jaeden. Dia baru datang.

"Kau baru datang?" tanyaku. Jaeden mengangguk.

"[Name], aku belum bicara dengan mereka," kata Jaeden.

"Bagaimana dengan pamanmu?" tanyaku.

"Berhasil!" jawab Jaeden dengan wajah berseri. Aku dan Jaeden saling berjinjit-jinjit riang.

Kulihat tiga anak laki-laki berjalan ke kelas ini.

"Hei, itu mereka!" kataku. Jaeden melihat ke arah yang kumaksud. Lalu dia menarik napas dan membuangnya. Dia berjalan menghampiri mereka.

Aku memutuskan untuk pergi sebentar ke kelas untuk meletakkan tas. Sadie sedang mengobrol dengan anak-anak perempuan kelas kami.

Edmund memasuki kelas diikuti oleh seorang perempuan. Aku menajamkan penglihatanku dan ternyata perempuan itu adalah Madison.

Edmund menoleh ke belakang dan melihat Madison dengan bingung.

"Kau ngapain?" tanya Edmund.

"Emm, ini, pena mu jatuh," jawab Madison sambil mengulurkan pena kesayangan Edmund.

Edmund langsung mengambil pena nya dengan cepat. "Thanks," ucapnya.

Madison tersenyum, beda dari biasanya, lalu pergi ke kelasnya. Aku berdiri dari kursi dan pergi ke kelas Jaeden.

"Hai," sapa Edmund.

"Hai," balasku.

"Kau mau kemana?" tanya Edmund, menghadangku.

"Kelas Jaeden," jawabku.

"Aku ikut," kata Edmund.

"Mau ketemu Maddy?" tanyaku, membuat nama baru untuk Madison.

"Apa maksudmu?" tanya Edmund. "Aku hanya mau ikut."

"Oke," kataku. Kami pergi ke kelas Jaeden.

Di depan kelas, tempat tadi, Jaeden sedang berbicara dengan Noah, Finn, dan Jack yang mendengarkannya dengan serius.

"Jadi, kau tak benar-benar meninggalkan kami?" tanya Jack.

"Ya," jawab Jaeden sambil mengangguk. "Tak akan pernah."

Noah, Finn, dan Jack saling berpandangan, lalu melihat Jaeden.

"Kami merindukanmu, Jaeden," kata mereka serempak. Jaeden tersenyum, dengan wajah tampannya yang seperti biasa.

Lalu mereka berpelukan. Uww. Aku tersenyum berseri-seri.

"[Name]!" panggil Jaeden setelah berpelukan. Aku menghampirinya.

"Thank you!" ucap Jaeden.

"You're welcome," jawabku sambil mengacak rambutnya. Dia hanya tertawa pelan dan merapikan rambutnya.

𝐒𝐓𝐔𝐂𝐊 𝐖𝐈𝐓𝐇 𝐘𝐎𝐔, 𝖻𝗈𝗈𝗄 𝟤 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang