- 01 [✓]

18.7K 1K 100
                                    

"hyung, Jangan diamkan aku.." Renjun merengek pada Mark yang begitu sibuk sendiri dengan gawai nya, menggoyang goyangkan lengan sang kekasih berusaha mendapatkan perhatiannya.

"bermainlah dulu dengan yang lain Ren, aku masih sibuk" ucap Mark tanpa menatap Renjun sedikitpun.

"pacaran saja sana dengan hp! Jangan pedulikan aku lagi!" Renjun pergi meninggalkan Mark yang sama sekali tidak berusaha menahannya atau sekedar mencekal tangannya.

"aish menyebalkan."

Merasa sangat sebal ia pun melangkah pergi menjauh dari Mark sembari menghentakkan kaki dengan keras di setiap langkah memberi pertanda bahwa ia sedang marah pada kekasih bule nya itu.

***

Renjun menatap lurus pantai di depannya, berusaha acuh dengan Mark yang kini bergantian merengek untuk mendapatkan perhatian darinya, namun Renjun menulikan telinga bermaksud ingin membalas dendam pada sang kekasih karena sudah mengabaikan dirinya tadi.

"sayang.. kenapa hanya diam? jawab aku, kau yakin tidak ingin es krim?" Renjun tetap tidak peduli akan tawaran yang menurutnya cukup menggiurkan itu, terlebih es krim adalah dessert favoritnya.

Renjun berusaha menjauhi Mark, namun yang ada lelaki bule itu selalu mengikutinya ke arah mana pun ia berusaha menjauh "lepaskan tanganku." tegas Renjun yang hanya di anggap angin lalu oleh Mark, ia semakin mengeratkan genggaman tangan mereka meski si manis berusaha melepasnya.

"hyung, lepaskan. Aku sedang ingin sendirian."

"ada apa sayang? kau marah kepada-Ku, ya?"

"tidak tau! pikir saja sendiri!"

Mark tertawa pelan melihat reaksi kekasihnya yang sedang merajuk, mencium kilat kedua pipi tembam kesukaannya membuat si empu terkejut dan langsung melihat ke arah sekitar mereka.

"jangan sembarangan mencium pipiku hyung! bagaimana jika ada yang melihat?"

"aku tidak peduli, lagipula para staff sudah terbiasa melihat aku mencium mu sayang."

Renjun memukul lengan Mark kesal, meski mereka sudah terbiasa melihatnya dengan Mark bermesraan itu tetap saja tidak sopan di lakukan di alam terbuka seperti ini.

"menyebalkan."

Mark menarik lembut tangan sang kekasih, membawa tangan yang lebih kecil dari tangannya itu untuk berpegang pada pundaknya. Kedua manik mereka saling beradu tatap, menyelami netra satu sama lain merasa begitu bersyukur dapat memiliki satu sama lain meski belum berada di jenjang yang cukup serius, yaitu pernikahan.

"sayang.."

"ya?"

"apa kau mencintaiku?"

"tidak, aku sangat sangat membencimu."

"aku serius, Renjun."

"aku juga sangat serius, aku sangat membencimu bila kau sampai meninggalkanku suatu saat nanti" Mark tersenyum mendengar ucapan sang kekasih, mencubit gemas hidung bangir itu membuat empunya merengek sakit.

"menurutmu bagaimana reaksi para penggemar nanti bila mereka mengetahui bahwa kita adalah sepasang kekasih?"

"aku yakin mereka semua akan sangat terkejut mengetahui bahwa kita adalah sepasang kekasih."

"aku juga berpikir begitu. apa menurutmu kita bisa menikah suatu saat nanti?"

"aku tidak cukup yakin dengan yang satu itu."

"memangnya kenapa?"

"aku bahkan tidak yakin hubungan kita masih berlanjut sampai beberapa tahun ke depan."

𝐌𝐞𝐧𝐝𝐚𝐝𝐚𝐤 [𝐌𝐚𝐫𝐤𝐑𝐞𝐧]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang