Bab 36 - Kapan Sembuh Sih?

34.8K 5.9K 1.4K
                                    

Selama seminggu Felix terserang flu dan hanya terbaring di kasurnya. Selain itu, dia senang sekali merepotkan Catterina dengan meminta ini-itu. Ada saatnya Catterina serasa ingin melayangkan tinju di wajah menawan suaminya.

Catterina juga menjadi sangat sibuk karena banyak sekali terlibat dalam kegiatan yang seharusnya dilakukan oleh kaisar bukannya ratu. Tumpukan dokumen, menghadiri rapat, mendengar permasalahan sampai berjam-jam, menghadiri kegiatan formal yang penting, dan lain sebagainya.

Belum lagi dia harus menjaga satu orang dewasa yang selalu merepotkan dirinya baik itu pagi, siang, maupun malam yang membuat energinya habis terkuras.

"Haa..." Catterina menjatuhkan dirinya di sofa dan membuang nafasnya dengan berat. "Aku seperti sedang kerja rodi," lirihnya.

"Hei, Baginda! Apa Anda sudah merasa baikan?" tanya Catterina kepada pria yang sedang duduk bersandar di papan kasur sembari membaca buku.

"Belum. Kepalaku masih terasa pusing, jadi aku harus beristirahat lebih banyak lagi," jawabnya tanpa menatap lawan bicaranya.

Catterina melemparkan tatapan tajam kepada pria itu, Sialan, kalau pusing kenapa malah baca buku bukannya tiduran hah? Pikir Catterina yang kesal.

"Ohoho, begitu ya. Tapi Baginda dari apa yang saya lihat dan para dokter katakan bahwa kesehatan Anda mulai pulih perlahan. Anda bahkan sudah bisa memakan dengan baik tanpa memuntahkannya dan sekarang Anda sedang membaca buku dengan begitu santai~" balas Catterina seraya tersenyum lebar.

"Itu artinya Anda hampir sembuh dari flu menyebalkan itu," lanjutnya.

Felix terdiam cukup lama, kemudian dia menutup buku bacaannya dan segera berbaring menyelimuti dirinya sampai ke leher. "Aduh, kepalaku sakit. Aku mau tidur dulu," alasannya dengan dramatis.

Catterina tidak habis pikir dengan kelakuan kekanakan yang dilakukan oleh manusia yang berstatus suaminya itu. "Sejak kapan dia bisa begitu sih?" gumam Catterina heran.

"Baiklah. Berbuatlah sesuka Anda, saya permisi dulu," pamit Catterina yang beranjak bangun dari sandarannya di sofa.

Mendengar itu, Felix refleks bangun dari tidurannya dan melihat Catterina yang sudah mencapai pintu dengan tangan sudah berada di gagang pintu.

"Mau kemana kau?"

Catterina menolehkan kepalanya ke belakang, "Tentu saja berjalan-jalan sebentar."

Pria itu menggelengkan kepalanya, "Tidak boleh!" Perintahnya yang mendapatkan tatapan horror dari Catterina.

"Kenapa tidak boleh?"

"Karena aku masih sakit."

Wanita itu menganga mendengar jawaban tidak masuk akal dari Felix. Dia memejamkan matanya dan menghembuskan nafas perlahan. Apa hubungannya dengan pria itu sakit dan dia yang ingin berjalan-jalan?

Sabar Cattie, sabar. Jangan mengamuk apalagi sampai melempar sepatu hak tinggimu sekarang. Aku tahu kau sangat ingin melemparnya tapi tahan ya tahan~ Pikirannya berusaha mencegah kesabaran dan rasionalitasnya terbang.

"Lalu apa yang Anda mau, Baginda-ku tercinta?" geram Catterina dengan sudut bibir yang terangkat. Seketika Felix merinding, terdapat aura seekor singa betina yang merasa terganggu dengan kehadiran musuhnya.

Dengan menelan saliva gugup, dengan berani dia berkata, "Periksa suhu tubuhku. Kalau masih panas, itu berarti kau harus di sini dan kalau sudah tidak panas, maka kau boleh pergi jalan-jalan sejenak."

"Itu saja?"

Felix mengangguk.

"Baiklah, itu mudah." Catterina berjalan menghampirinya. Meletakan satu telapak tangannya di keningnya dan satu di kening Felix. Dia begitu fokus merasakan perbedaan suhu di antara kedua telapak tangannya itu.

Kaisar, Tolong Abaikan Saya! [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang