Bagian 10

16K 2.2K 175
                                    

Pagi itu mereka memulai perjalanan menuju Summergrent. Udara yang sejuk dan suara derapan langkah kaki kuda membuat gadis berstatus Puteri Duke itu merasakan kantuk yang amat sangat tak tertahan. Jika mengingat kembali, memang patut Callista merasakan kantuk. Ya, bukankah semalam Ia habiskan latihan berpedang dengan Kaisar Wintergrent,  Felix.

Karena sudah tak tertahan lagi sampai menguap berpuluh-puluh kali, Callista tertidur. Masuk kedalam dunia mimpinya Callista merasakan ada yang berbeda. Mimpi apa ini? tanyanya dalam diri. Ia hanya melihat-lihat sekitarnya tak ada orang hanya dirinya yang berada diruangan serba putih tersebut.
"Halo?!" panggilnya, mengharapkan ada sahutan diujung sana namun hasilnya nihil.

Hei roh yang hilang. Terdengar suara seseorang tapi tak ada bentuknya. Hal itu membuat bulu kuduk Calli berdiri.

"Siapa? Tunjukkan dirimu?!" pekiknya.

Haah... mana bisa saya memperlihatkan diri, saya kan spirit angin yang memberikan ikatan kontrak pada keluarga Edenburgh. Itu si keluarga dari raga yang anda pakai.

"Ba.. Bagaimana kau tau aku bukan pemilik raga ini?" tanya Calli. Ia merasa seperti orang gila yang berbicara dengan angin.

Tentu saja, aah.. sudahlah jangan banyak bertanya. Sekarang giliran saya yang bertanya, kenapa anda bisa tau nama saya yang jika dilihat anda saja masih tahap menstabilkan mana?

"A.. aku.. aku sudah membaca novel dari kisah ini.. Kau tau, aku memang bukan dari dunia ini.. Entahlah mengapa aku bisa terjebak dari dunia ini." jabarnya.

Heeee.. ternyata anda roh hilang yang beruntung ya.. hmm lebih tepatnya pemilik raga itu yang beruntung, seingat saya pemilik raga itu terkena racun pemakan jiwa yang dimana hari demi hari menggerogoti jiwanya sampai hilang alias mati.

Kaget, sungguh Callista kaget. Didalam novel Callista sesungguhnya tidak terkena racun tapi kenapa bisa terkena racun, "Spirit yang baik, siapa yang meracuni pemilik raga ini?"

Ah entahlah, waktu itu saya belum menyatu dengannya tetapi karena Ia jenius, ada sebagian kecil dari saya yang melekat padanya. Sebentar saya ingat dulu ya roh yang hilang...

Lumayan cukup lama menunggu spirit angin itu berpikir,
Saya ingat roh yang hilang, ada gadis berambut hijau yang tidak memiliki mana tapi mengetahui banyak tentang racun. Gadis itu sangat jahat, berhati-hatilah.. Eh, anda kan sudah bertemu dengannya waktu itu saat perjalanan dengan lelaki berstatus penyihir agung? Ya gadis itu, Ia gadis yang licik dan jahat. tega sekali memanfaatkan kebaikan dari pemilik raga itu.

Fiona, batin Calli. Jika mengingat lagi siapa saja pemilik rambut berwarna hijau hanya Fiona dan keluarganyalah.

Tapi.. saya penasaran novel apa yang anda baca? apakah saya digambarkan sebagai spirit yang tampan?

"Tidak." jawab spontan Calli dengan wajah yang datar.

Yahh, saya berharap seperti itu.. Hmm sejauh yang saya lihat dari wajah anda sepertinya jalan cerita di Novel dan dunia nyata ini berbeda ya? Hahahahahaha..  mungkin sudah di remake? Ah sudahlah bukan urusan saya.. saya pergi dulu roh yang hilang.

"Eh, tunggu... TUNGGU?!"

"Nona? Apa Nona bermimpi buruk?" tanya Rosita yang tepat didepannya.

Callista memijit keningnya yang pusing,  mencoba mencerna perkataan si spirit angin yang Ia temui dalam mimpi. "Uh, sepertinya memang Fiona." gumamnya yang masih memijit keningnya.

"Fiona siapa Nona?" tanya Rosita yang sempat mendengar gumaman Calli.

"Rosita, aku ada tugas untukmu. sesampai kita di mansion segera cari tau gadis bernama Fiona Grinwich."

The Protagonist Villain (Terbit dan sudah TEREVISI di E-book)  ✔ Where stories live. Discover now