Jungkook fikir ketika kedua matanya terbuka, ia sudah berada di alam yang berbeda. Pening menimpa bersamaan dengan munculnya sekelebat ingatan dimana dirinya dihajar oleh segerombol preman yang menghadangnya diujung gang sempit tempat tinggalnya. Tampaknya memang sengaja menunggu hingga dirinya pulang kuliah, karena Jungkook tau benar siapa pentolan preman brengsek yang tidak memiliki nyali menghadapinya satu lawan satu. "Siapa yang menyuruhmu menyelamatkanku?! Jangan bersikap seperti pahlawan karena aku, tidak sudi berterimakasih padamu!" "It's okay, anak muda. Aku tidak pernah mengharap ucapan terima kasih dari pasien, by the way." Pria berkacamata itu terlihat semakin menawan dengan balutan jas putih yang membungkus tubuh tegapnya. Suaranya dalam, tetapi terdengar begitu tenang acap kali menanggapi ocehan tidak masuk pasiennya. "Dan kalau kau memang menyesal kuselamatkan, tenang saja, akan kubuat segalanya lebih mudah." Lanjutnya disertai satu senyum ramah kala jemarinya begitu terampil merobek plastik berisi jarum suntik, kemudian memilah cairan dalam botol-botol kecil dan menyentil ujung jarum sebelum menyuntikkannya kedalam selang infus pasiennya. "Apa itu? Apa yang kau masukkan kedalam selang infusku?" Jungkook bertanya panik. "Suntik mati." Sudut bibirnya tertarik begitu lebar menciptakan satu senyuman yang menyebalkan. Sedangkan Jungkook hanya mampu ternganga tidak percaya dari tempatnya. ••• Taekook || Vkook Top|tae | Bot|kook Boyxboy Homo
29 parts