Berkisah tentang Renan Novendra seorang anak lelaki siswa cukup disegani di sekolahnya. Sifatnya semrawut dan begajulan. Jadi, jangan bayangkan dia adalah coolboy maskulin seperti di film-film karena dia sama sekali tidak se-kalem itu. Wajahnya tampan, hidungnya mancung, kulit putih dan perawakannya tinggi semampai bak tower Ind*sat yang sering ngelag. Sejak kelas X dia menjadi incaran siswi-siswi SMA Bakti Angkasa bahkan ada yang sampai tergila-gila dibuatnya. Lebih tepatnya ketularan gila. Dia mempunyai musuh abadi. Ananda Pitaloka namanya. Cewek dingin anggota seksi kedisiplinan. Siswi teladan yang cantik, pintar dan cuek. Tak pernah akur dengan Renan. Atau belum. Karena, apapun makanan minumannya adalah ludah sendiri. "Ren," panggil seorang cewek yang berdiri di sebelah Renan. Renan menoleh sekilas. "Apa?" "Dipanggil Bu Dian ke ruang BK." Jawabnya singkat. Renan menaikkan sebelah alisnya, "Ngapain?" Nanda hanya menggendikkan bahunya lantas berjalan mendahului Renan. Renan pun segera mematikan rokoknya lalu berjalan mengekori Nanda. Cewek bernama Ananda Pitaloka itu sesekali melirik ke belakang melalui ekor matanya sekedar memastikan kalau bad boy cap kaki tiganya SMA Bakti Angkasa tersebut tidak melarikan diri. Ingat ya, cap kaki tiga loh, no badak-badak club. "Ini bu orangnya," kata Nanda lalu mengambil duduk di kursi di sebelahnya Renan. Renan pun ikut duduk. "Renan Novendra!" "Siapa yang suruh kamu duduk?" tanya Bu Dian dengan mistar kayu mengarah ke Renan. Renan menatap datar Bu Dian seraya berkata, "Capek bu kalo harus berdiri terus," "Oh, capek?" Bu Dian manggut-manggut, "Kamu pikir saya ngga capek harus marahin kamu terus?" "Kalo cape ya tidur lah bu, gitu aja kok repot," jawabnya dengan tatapan datar. "Kamu-" Penasaran dengan kisahnya? Yuk baca aja. Mohon maaf alurnya masih gaje :D 19 Januari 2020
34 parts