Illiyya Nur Habibah, orang memanggilnya dengan sapaan Iil. Ia merupakan seorang siswi SMP yang tinggal selangkah lagi akan lulus dan segera berpindah ke jenjang pendidikan berikutnya. Iil begitu semangat mengejar cita-citanya. Ia sangat menginginkan, jika kelak ia melanjutkan SMA, ia akan lebih giat lagi belajar agar dapat unggul dalam mata pelajaran yang sangat disukainya, ilmu fisika. Namun, ia dilanda kebimbangan ketika kelulusannya segera tiba. Orang-orang di sekitarnya selalu menyemangati agar ia meneruskan pendidikannya. Yusuf, sahabatnya, menawarkan ia nyantri di pondoknya. Sedangkan guru matematikanya yang disapa dengan panggilan Bu Rohana, menawarkan ia masuk SMA favorit di daerahnya sekaligus mengangkat Iil sebagai anaknya. Iil benar-benar bimbang. Ia hanya bisa pasrah, mengingat bahwa kondisi ekonomi keluarganya yang serba pas-pasan. Ia tak ingin membebani orang tuanya. Akhirnya, ia meminta saran dan petunjuk kepada mereka. Bagaimana jawaban orang tua Iil? Apakah ia diizinkan masuk SMA favorit sekaligus diangkat anak oleh Bu Rohana? Atau ia memilih mondok di pesantren Yusuf yang tidak menyediakan sekolah formal?
24 parts