"Kau menyelidiki diriku ?" Bisikan itu terdengar begitu pelan dan membuat sosok pria di depannya tersenyum kecil. Senyuman yang membuat jantung Ayura berdebar kencang. Devan terlihat berdiri dari tempatnya dan bergerak mendekatinya. Posisi Ayura yang duduk membuatnya tidak bisa menjauh dengan cepat. Ketika pria itu berdiri di hadapannya dan menguncinya di antara sandaran tempat duduknya. "Bukankah itu tak penting, Ayura ? Bukankah lebih penting kau menjawabku. Apakah kau saat hamil anakku Ayura ?" Ayura berani bertaruh jika wajahnya terlihat memucat seolah semua darah terkuras dari sana. Hal itu sukses mengundang senyuman bermakna dari pria di depannya. "Jika iya, aku tak mungkin membiarkan anakku hidup dengan ibunya yang banyak hutang, Ayura. Bayi itu juga milikku" Perkataan pria itu sukses membuat Ayura menyakini. Jika hidupnya tidak akan sama lagi. Atau mungkin hidupnya tidak pernah sama lain semenjak ia tidur dengan atasannya sendiri.