» 8 • The Scar

321 72 4
                                    

Juna melajukan kuda besi putihnya keluar dari area akademi. Sekarang pukul sebelas malam. Perhelatan pesta gala bagian pertama ABB semester ini sukses digelar. Cowok itu akan kembali untuk segera beristirahat.

Juna menghela napas pendek di balik helm full face-nya. Alasan keterlambatannya hari ini adalah papanya. Lagi dan lagi, Juna terlibat adu mulut dengan Ilham. Cowok itu sebenarnya tidak diizinkan untuk keluar rumah hari ini karena ia berulah ketika menghadiri acara perjamuan papanya dengan rekan-rekan bisnisnya kemarin malam. Juna terus memasang wajah datar sepanjang acara. Hal itu mengundang kemarahan Ilham karena ia sudah susah payah membangun citra yang baik untuk Juna di hadapan rekan-rekannya. Jika bukan karena modal nekat, kolaborasinya dengan Lia sudah pasti akan berakhir sia-sia.

Sebuah objek tiba-tiba menarik atensi Juna dari pikirannya. Di halte terdekat dari akademinya, ada Lia yang duduk sendirian seraya menoleh ke kanan dan kiri berkali-kali. Gadis itu masih mengenakan kostum yang digunakan untuk tampil tadi.

"Lia!"

Pemilik nama itu menoleh dan terkejut mendapati motor Juna yang merapat ke bahu jalan.

"Lo ngapain di sini?" tanya Juna setelah melepas helmnya.

"Gue nunggu taksi buat pulang," jawab Lia apa adanya.

Juna terkejut. "Lo nggak dijemput?"

"Ortu gue lagi ke luar kota jenguk Tante yang abis lahiran."

"Kenapa lo nggak bilang dari tadi? Ayo sama gue aja! Gue anterin lo pulang."

Lia spontan menggeleng cepat. "Nggak usah, Jun, beneran! Lo pulang aja."

"Dan ninggalin lo sendirian di sini? Yang bener aja!"

"Rumah gue lumayan jauh, Juna. Ini udah malem juga. Lo bakal makin telat nyampe rumah nanti."

Juna terkekeh. "Justru itu, Lia. Jalanan malem nggak baik buat anak gadis. Ayo pulang sama gue, gue anterin, dan gue nggak nerima penolakan!"

Lia hanya bisa pasrah ketika Juna menyodorkan jaketnya.

"Dipake jaketnya. Lagian lo kenapa belum ganti baju?" tanya Juna.

"Gue udah dari rumah pake baju ini. Disuruh Bu Diandra, sih, sebenernya biar nggak ribet pas di practice room," jawab Lia seraya mengenakan jaket Juna.

Juna lalu mengeluarkan jas dari tasnya yang tadi digunakan ketika tampil. "Ini buat nutupin paha lo. Lo nanti duduknya nyamping aja. Jangan khawatir, gue nggak bakal ngebut."

Lia mengiyakan. Setelah itu Juna menyalakan mesin motornya. Lia pun naik ke atas motor Juna yang tinggi dengan bantuan cowok itu.

"Udah?" tanya Juna memastikan.

"Udah, Jun."

"Oke."

Dan Juna pun melajukan motornya.

🌹🌹🌹

Di depan rumah bernuansa asri itu Juna menghentikan motornya. Mereka telah tiba di rumah Lia. Gadis itu menuruni kuda besi Juna secara perlahan.

ABBLS | #3 I.J.U.Where stories live. Discover now