» 18 • 18

326 55 13
                                    

"Mama, kenalin ini temen Juna, Lia namanya."

Lia yang berdiri di belakang Juna memusatkan perhatiannya pada seorang wanita paruh baya yang tengah duduk di sofa ruang rawat inapnya. Kedatangan mereka membuatnya menoleh. Wanita itu berbinar kala netranya menangkap sosok sang Putra.

"Juna!" Jelita berseru kelewat senang melihat kedatangan anaknya. Wanita paruh baya itu lantas memeluk Juna dengan erat. Juna pun dengan senang hati membalas pelukan tersebut.

"Eh, ini siapa?" tanya Jelita dengan intonasi hangat saat menyadari ada sosok lain di belakang Juna. Wanita itu melepas pelukannya dari Juna dan menatap Lia dengan sorot berbinar. Jelita lantas menoleh ke Juna, meminta penjelasan.

"Ini temen Juna, Ma, di kampus. Namanya Lia," Juna menoleh ke Lia. "Dan Lia, kenalin ini mama gue."

Lia tersenyum sembari menyalami Jelita dengan sopan. Ekspresi Jelita tampak berseri-seri menatap wajah Lia. Wanita paruh baya itu lantas mengajak Lia untuk duduk.

Lia mencuri pandang ke arah Juna. Cowok itu hanya menggidikkan bahunya. Gadis itu pun duduk di samping Jelita.

"Lia ini anaknya temen Mama waktu SMA, lho, Ma," ujar Juna.

"Oh, ya? Nama mama kamu siapa, Cantik, kalau boleh tau?" tanya Jelita ramah.

"Bu Jihana, Tan," jawab Lia.

Jelita tampak berpikir sejenak sebelum akhirnya berseru heboh. "Ya ampun! Jadi kamu anaknya Jihana? Udah besar banget kamu sekarang! Dulu Tante jenguk kamu, lho, waktu mama kamu ngelahirin kamu."

Lia tersenyum kalem sambil mengangguk kecil. Jujur, ia tak tahu harus memberi respons bagaimana.

"Oh, iya. Lia temen kampusnya Juna, ya?" tanya Jelita.

"Iya, Tante, tapi kita beda jurusan," jawab Lia.

"Oh, ya? Kamu ambil jurusan apa memangnya?"

"Departemen Musik, Tante."

"Wah ... bagus itu! Pasti suara kamu bagus kalo disuruh nyanyi."

"Lia ini temen yang jadi partner Juna di pesta gala, Ma. Yang waktu itu Juna ceritain. Dia yang kolaborasi sama Juna," sahut Juna sambil melepas jaket kulit hitamnya.

"Oh ternyata kamu yang jadi partner-nya Juna waktu tampil di pesta gala?" tanya Jelita semakin antusias.

"Iya, Tante, saya yang jadi partner-nya Juna."

"Aduh, ngomongnya pakai 'aku' aja nggak apa, kok, Lia. Tante, kan, bukan dosen kamu," Jelita terkekeh geli. "Atau kamu panggil Tante mama aja sekalian biar kamu nggak canggung?"

"Eh?" Lia melirik sekilas ke arah Juna. "Tapi, kan, Lia bukan siapa-siapa Tante."

"Udah panggil mama aja nggak pa-pa," Jelita mengedipkan sebelah matanya. "Ngomong-ngomong, waktu itu Mama liat penampilan kalian di pesta gala lewat streaming sama suster. Suara kamu bagus banget, Lia! Mama suka banget dengarnya."

"Makasih, Tan──eh, Ma ... " Lia meringis sambil tersenyum kikuk. Ia antara tersipu dan juga senang.

Juna yang memperhatikan interaksi antara mamanya dengan Lia dalam diam pun tersenyum. Seperti, sesuatu yang tidak pernah ia sangka bahwa ia akan membutuhkannya. Dalam sekejap pun Juna bisa menarik kesimpulan. Mamanya dan Lia akan menjadi suatu kombinasi yang sempurna dalam hidupnya.

ABBLS | #3 I.J.U.Where stories live. Discover now