Part 16

44.4K 2.2K 75
                                    

Happy Reading guys!

Kiara menjalani rutinitasnya seperti biasa, kali ini dia memasak lebih banyak dari biasanya dengan harapan suaminya akan memakan masakannya dengan lahap. Setelah selesai memasak, Kiara hendak pergi ke kamar suaminya untuk membangunkannya.

Saat hendak melewati tangga Kiara melihat suaminya naik ke sebuah taksi membuat hatinya sedikit kecewa. Kiara kembali ke dapur untuk membereskan sarapan yang telah dia siapkan tadi.

***

Jam telah menunjukkan pukul 00:00 tapi Rehan masih belum juga pulang ke rumah. Kiara terus berjalan mondar-mandir di depan pintu. Kiara menunggu suaminya dengan cemas.

"Kenapa kamu belum pulang Mas? " ujar Kiara.

Tidak berapa lama deru mobil terdengar, dengan cepat Kiara membuka pintu untuk melihat suaminya pulang.

Rehan keluar dari mobil dengan pakaian yang sudah tidak rapi  lagi, rambut acak-acakan, wajah lelah yang sangat terlihat.

"Kenapa Mas pulangnya malam sekali? " tanya Kiara.

Rehan mengabaikan pertanyaan Kiara dan langsung ke atas menuju kamarnya. Rehan begitu lelah karena begitu banyak pekwrjaan di kantornya hingga rasanya kepalanya akan pecah.

Rehan langaung jatuh di atas tempat tidur tanpa melepas sepatunya karena dia sangat lelah. Begitu bersentuhan dengan kasur tidak butuh waktu lama Rehan langsung terlelap dengan nyenyak.

Kiara memasukki kamar Rehan dan melihat suaminya yang tertidur tanpa melwpas sepatunya, segera Kiara melepas sepatu dan kaos kaki suaminya kemudian menyelimutinya agar tidak kedinginan.

Setelah dirasa cukup Kiara mematikan lampu lalu keluar dari kamar Rehan untuk tifur di kamarnya.

Kembali Rehan pergi tanpa sepengetahuan istriny, dia pergi pagi-pagi sekali untuk segera membereskan pekerjaannya yang begitu numpuk.

Saat sampai di kantor hanya sepi yang dia lihat, tidak ada satpam, OB, staff atau apapun disana. Yang ada hanyalah kantor yang berisi meja, kursi serta lembaran kertas yang menumpuk.

Rehan segera memasukki ruangannya dan mulai berkutat kembali dengan file-file dan leptop yang tidak ada habisnya.

Tidak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat, hingga tanpa Rehan sadari sekarang jam telah menunjukkan tepat pukul 9 dan dia akan menemui beberapa rekan kerjanya.

Rehan pergi ke sebuah kantor lalu langsung menuju tempat Ceo berada. Tidak lupa Rehan mengetuk pintu terlebih dahulu.

"Masuk. " ujar seseorang dari dalam sana.

"Zei. " panggil Rehan.

"Rehan, tumben kamu datang ke sini? Ada perlu apa" ujar Zei to the point.

"Aku mau pinjam uang, perusahaanku sedang dalam masalah. " jawab Rehan sambil duduk di kursi yang tepat berada di depan Zei.

"Maaf Rehan, perusahaanku juga sedang dalam masalah keuangan jadi aku tidak dapat membantumu. " ujar Zei membuat Rehan sedikit kecewa.

"Baiklah kalu begitu, aku permisi. " ujar Rehan kemudian keluar dari ruangan Zei.

Lagi Rehan mendatangi perusahaan rekan kerjanya untuk meminta bantuan.

"Wah Pak Rehan, ada angin apa hingga membuat Pak Rehan datang ke kantor saya? " sambut seorang pria paruh baya dengan kepala yang botak dan perut yang buncit.

"Silahkan duduk"

Rehan pun duduk di kursi yang telah disediakan .

"Saya ke sini untuk meminjam uang dari perusahaan Bapak, apakah Bapak bersedia membantu saya? " tanya Rehan.

"Bisa"

Rehan cukup senang atas jawaban dari pria itu, setelah mencari sekian banyak rekan kerjanya akhirnya ada yang mau membantunya.

"Tapi dengan satu syarat. " ujarnya lagi.

"Syarat? Apa itu? " tanya Rehan.

"Berikan istri Bapak yang sangat cantik itu untuk saya. " ujar pria itu sambil tertawa bahagia.

"Maaf Pak Deo, jika itu syaratnya saya tidak setuju. "

"Tidak akan ada perusahaan lain yang dapat membantu kamu, coba fikirkan lagi. "

"Tidak terima kasih. Saya permisi. "

Rehan keluar dari ruang itu dengan perasaan geram, sampai kapanpun dia tidak akan menukar istrinya dengan uang sebanyak apapun yang orang itu berikan.

Meskipun Rehan belum mencintai Kiara, tapi dia tau bagaimana harus memperlakukan seorang wanita karena itulah yang selalu mamahnya tanamkan dalam diri Rehan.

Rehan kembali ke rumah pukul 19:00 dan langsung membersihkan diri, makan lalu pergi ke ruang kerjanya untuk mengerjakan pekerjaan yang telah tertunda.

Hari ini Rehan tidak berbica sepatah kata pun dengan Kiara, dia mendiamkan Kiara bukan karena marah atau benci. Tapi dia terlalu lelah atas masalah yang sedang dia hadapi.

"Assalamualaikum, Mas aku masuk ya. " ujar Kiara dari depan pintu.

"Hmm... " jawab Rehan.

"Ini Mas kopinya. Jangan tidur terlalu malam. " nasehat Kiara.

Setelah mengatakan hal itu Kiara keluar dari ruang kerja Rehan untuk mengambil sebuah selimut yang dapat menghangatkan tubuh.

Setelah mengambil selimut, Kiara kembali masuk ke dalam ruang kerja Rehan lalu mendekati Rehan dan mulai menyelimuti tubuh Rehan, agar tidak kedinginan.

"Malam semakin dingin, selimut ini untuk menghangatkan Mas agar Mas tidak kedinginan. " ujar Kiara dengan penuh perhatian.

Ya Kiara tidak menanyakan masalah apa yang sedang suaminya hadapi, karena Kiara tau itu akan sia-sia. Sekarang dia hanya bisa memberikan perhatian saja kepada Rehan sebagai bentuk penyemangatnya untuk Rehan.

Setelah Kiara menyelimuti suaminya, Kiara kembali akan keluar dari ruang kerja Rehan. Tepat saat Kiara sampai di ambang pintu dan akan keluar langkahnya terhenti oleh ucapan suaminya.

"Aku lelah"

Kiara berbalik untuk melihat suaminya, ya dapat Kiara lihat bahwa suaminya memang sedang dalam keadaan lelah dan sepertinya sedang memikul beban yang sangat berat. Tapi dia tidak tau kepada siapa dia harus berbagi beban itu.

Kiara mulai mendekati Rehan dan mulai mengelus rambutnya dengan lembut dan penuh kasih sayang.

"Ada apa Mas? " tanya Kiara.

"Mas lelah Kiara, Mas lelah. " ujar Rehan lalu memeluk erat tubuh kiara untuk membenamkan wajahnya di perut istrinya.

Rehan merasa sedikit lebih tenang dalam dekapan istrinya, pelukan hangat, harum tubuhnya dan sentuhan lembut tangannya membuat Rehan enggan untuk melepaskannya.

"Aku yakin Mas mampu melewati ini semua. Yakinlah ikhtiar diiringi dengan doa maka semuanya akan dapat terselesaikan. Serahkan semuanya kepada Allah swt. " saran Kiara.

"Kiara"

"Iya Mas"

"Mas membutuhkanmu. "

"Aku di sini Mas"

"Bolehkah Mas, malam ini tidur denganmu? " tanya Rehan.

Deg

Kiara terkejut atas permintaan dari Rehan, kiara bingung. Meskipun Kiara pernah tidur dengan suaminya entah mengapa rasanya tetap gugup jika harus tidur dengan suaminya.

"Mas membutuhkanmu sayang, Mas menginginkanmu sekarang. "

"Iya Mas" jawab Kiara pada akhirnya.

Rehan tersenyum bahagia atas jawaban Kiara, Rehan mengajak Kiara ke dalam kamarnya dan mulai mengunci pintu dan terjadilah hubungan suami istri yang semakin erat untuk menciptakan seorang malaikat kecil yang akan menambah keceriaan dalam keluarga ini.

Bukan Istri Impian (End)Where stories live. Discover now