Hay guys, Dessel balik lagi ni bersama dengan extra part yang kalian harapkan tentunya.
Yuk baca
"Kiara, lihatlah betapa lucunya anakmu saat sedang tersenyum dan berlari kesana kemari." Ujar Bella kepada Kiara yang sedang asik melihat empat anak kecil yang sedang bermain di taman.
"Iya, dia terlihat sangat lucu saat sedang tersenyum, tapi jika sudah ngambek sangat sulit untuk dibujuk." Jawab Kiara.
"Bagaimana jika anakku dan Meysha kita jodohkan saja, mereka terlihat sangat cocok?" Saran Bella.
Ya Meysha adalah anak yang sangat cantik dan lucu. Selain itu dia juga sangat taat kepada agamanya, terlihat dari pakaiannya yang selalu tertutup serta hijab yang tidak pernah mau dilepas dari kepalanya. Dan Kiara merasa sangat beruntung telah dianugerahi anak selucu dan sebaik Meysha.
"Aku tidak ingin memaksakan kehendaku pada Meysha, aku ingin dia memilih sendiri siapa suaminya kelak. Bukankah begitu Mas?" Jawab Kiara sambil meminta dukungan dari suaminya yang sedang asik memakan kue.
"Iya, Mas setuju dengan pendapatmu." Jawab Rehan mendukung keputusan Kiara.
"Apa karena kalian takut jika anak kalian mengalami apa yang kalian alami dulu?" Tanya Bella sedikit ragu.
"Rasa takut pasti ada, tapi jika kita bisa menghindarinya kenapa tidak." Jawab Kiara mantap.
"Aku juga tidak ingin putri yang sangat aku sayangi dan lindungi malah tersakiti oleh perjodohan yang tidak dia inginkan." Imbuh Rehan.
"Memangnya apa yang terjadi diantara kalian?" Tanya Hansaf yang tidak mengetahui perselisihan Rehan dan Kiara.
"Tidak Kak. Tidak ada apa-apa." Ujar Kiara berusaha menyembunyikan masa lalu yang kelam, toh sekarang mereka sudah bahagia.
"Bella, apa maksud dari perkataanmu tadi?" Tanya Hansaf yang belum puas atas jawaban yang telah Kiara berikan.
Bella merasa bingung jika begini, ditengoknya Kiara yang berada tidak jauh darinya dan terlihat Kiara sedang menggelengkan kepala dengan pelan serta wajah yang seolah mengatakan 'Tidak' padanya.
Bella cukup paham dengan kode yang Kiara berikan agar merahasiakan hal yang terjadi diantara mereka dimasa lalu. Memang kenangan lima tahun lalu adalah kenangan yang sangat menyakitkan bagi Kiara dan Bella sebagai temannya tidak akan mengungkap kembali penderitaan yang telah terlupakan. Cukup mereka yang tahulah yang mengetahui betapa sulit dan beratnya perjalanan rumah tangga Kiara bersama Rehan.
"Itu dulu Kiara dan Rehan kan dijodohkan, jadi mereka sedikit malu-malu gitu sampai-sampai mereka ragu melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya makan, mereka akan saling diam lama hingga salah satu dari mereka mulai makan." Ujar Bella sambil tertawa seolah itu adalah kenangan yang manis untuk diingat.
"Oh gitu. Aku kira apaan." Ujar Hansaf yang sudah mulai percaya.
"Kak, kenapa diam?" Tanya Kiara yang melihat Keyla terus diam diacar piknik mereka itu.
"Tidak papa. Kakak sedang melihat anak-anak yang terlihat begitu bahagi. Kakak selalu berharap agar anak-anak kita kelak tidak merasakan penderitaan seperti apa yang kita alami dulu." Ujar Keyla yang mulai merasa sedih.
Kali ini Hansaf tidak bertanya, karena dia tahu bahwa Keyla dan Kiara dulu terpisah dan Hansaf pikir itulah yang sedang Keyla maksud.
Tapi dipikiran Keyla adalah dia tidak ingin jika suatu saat anaknya mengalami perselisihan seperti apa yang dia rasakan dulu, betapa itu sangat menyakitkan dikedua sisinya. Tidak ada yang bahagia, hanya ada penderitaan.
Meysha terus berlari kesana kemari begitupun dengan yang lainnya. Mereka bermain dengan riang gembira tanpa ada beban Dimata ataupun dihati mereka. Hanya ada keceriaan dan kebahagiaan Dimata mereka yang terpancar sangat jelas.
Hingga tanpa sengaja Keysha menabrak Meysha hingga Meysha terjatuh.
"Aduh!" Teriak Meysha saat dia terjatuh.
Raka dan Arka yang melihat Meysha terjatuh langsung menghampiri lalu membantu Meysha untuk berdiri. Mereka berdua sangat kompak saat membantu Meysha bangun.
"Kamu tidak papa?" Tanya Arka dengan khawatir.
"Aku tidak papa kok." Jawab Meysha sambil tersenyum dengan manis laksana gulali yang begitu manis saat menyentuh lidahmu.
"Tanganmu berdarah, ayo kita obati." Ujar Raka sambil menggenggam tangan Meysha yang terluka.
Ya Raka mungkin memang terlihat dingin dan pendiam, tapi dia sangat teliti dengan apa yang ada disekitarnya. Sehingga dia akan menemukan apapun yang tidak beres walaupun sekecil butiran debu sekalipun.
"Tante Kiara dimana kotak P3Knya?" Tanya Raka dengan wajah yang datar.
"Untuk apa sayang?" Tanya Kiara dengan lembut.
"Meysha tadi terjatuh dan tangannya terluka." Jawab Raka jujur.
"Meysha, sayang. Mana yang luka?" Tanya Kiara sambil berdiri untuk mendekati Meysha.
Kiara memeriksa tangan Meysha yang terluka dengan perasaan khawatir.
"Bunda obati ya sayang." Ujar Kiara.
"Tidak perlu Tante. Biar Raka saja. Raka ceroboh, tidak menjaga Meysha dengan baik hingga dia terluka." Ujar Raka dengan penuh tanggung jawab.
Kiara melongo dibuatnya, bagaimana bisa anak seusia Raka yang. Baru berumur 6 tahun sudah bisa bersikap sedewasa itu. Kiara sangat salut pada anak itu.
"Apakah kamu bisa melakukannya sayang?" Tanya Kiara antara yakin dan tidak yakin.
"Bisa Tante. Mamah sudah mengajarinya padaku. Iyakan Mah?"
"Iya sayang." Ujar Bella dengan bangga selaku ibu dari Raka.
Raka pun mulai mengobati luka yang ada di tangan Meysha secara perlahan bersama Arka yang selalu membantunya disamping untuk menyiapkan kebutuhan untuk membalut luka Meysha.
Sedangkan disisi lain Keysha yang berdiri sendiri merasa iri kepada Meysha yang selalu mendapatkan apa yang dia inginkan serta sangat disayangi oleh semua orang.
Tidak seperti dirinya yang selalu diabaikan dan dilupakan. Tanpa orang lain sadari Keysha menatap tajam Meysha dengan penuh amarah serta tangan yang dikepal sangat kuat.
Apakah ini adalah akhir dari cerita?
Atau justru awal dari cerita yang lain?Yuk komen di kolom komentar ya guys.

YOU ARE READING
Bukan Istri Impian (End)
RomanceWanita hanya mengharapkan pernikahan yang berjalan dengan lancar dan bisa menjalani pernikahan itu dengan harmonis. Namun, tidak semua wanita mendapatkan hal yang diinginkannya. Ada sebagian wanita mungkin mendapatkan pernikahan dan suami impian me...