☠10☠

15.3K 2.5K 477
                                    

⚠️Peringatan⚠️
Cerita ini tidak bermaksud untuk menyinggung atau mencemarkan nama baik dari berbagai lembaga tertentu.

Dan cerita ini tidak bermaksud untuk memojokkan profesi guru ataupun profesi yang berkaitan dengan dunia pendidikan🙏🏻

Ini semua murni karangan saya, imajinasi saya yang kemudian saya tuangkan dalam bentuk tulisan🙏🏻

Jadi saya harap tidak ada pihak yang tersinggung dengan cerita ini🙏🏻

Dan bagi kalian yang tidak nyaman dengan cerita ini saya harap stop membaca cerita ini karena saya tidak memaksa siapapun untuk membaca cerita yang tidak masuk akal ini.

Sekian Terimakasih.

____________☠Happy___Reading☠__________

Jam tiga pagi, anak-anak asrama dihebohkan dengan pengumuman dari pihak sekolah yang mengatakan bahwa mereka harus segera pergi ke kuburan sebelah selatan. 

Pemakaman murid-murid yang tewas akibat kejadian semalam akan segera dilaksanakan.  Tidak ada isak tangis. Semua hanya terdiam, memperhatikan orang-orang berbaju putih menguburkan jasad dari mayat-mayat secara asal tak beraturan.

Tubuh Zahra bergetar dengan begitu hebat. Sayang nya, dia gak berani nangis, dia takut. 

Peraturan nya memang sudah seperti itu. Untuk siapa pun yang menangis di acara pemakaman dia akan dikubur secara hidup-hidup. 

Bu Ajeng menjelaskan bahwa keluarga dari para murid yang sudah meninggal ini, akan melupakan memori nya tentang orang yang meninggal itu.

Dengan kata lain, keluarga yang ditinggalkan akan segera lupa dengan anak, saudara atau kerabat yang mati bersekolah di sekolah ini. 

Entah magic apa yang pihak sekolah punya sampai-sampai Angga sendiri tdak mampu menembus sisi gelap nya.

Hanya butuh waktu tiga puluh menit saja untuk memakamkan jasad-jasad itu. Setelah selesai, mereka pun disuruh kembali menuju kamar asrama mereka tanpa adanya kebisingan sama sekali. 

Zahra yang udah benar-benar takut lantas ambruk di hadapan Angga. 

"Zahra!" Angga bergegas membopong tubuh Zahra yang sudah terkulai lemas.

Sedangkan di sisi lain, di kamar asrama lantai dua F. Daniel sedang marah-marah tak jelas, bahkan sudah berkali-kali dirinya menendang kencang tubuh Lios secara kejam.

"Lo cuma orang miskin yang kebetulan bisa masuk ke sekolah ini, jadi gak usah belagu deh lo. Gue tahu, ini semua pasti ulah lo kan?"

Daniel yang sudah bisa melihat hantu lantas langsung menuduh Lios sebagai dalang dari semua kejadian ini. 

"Keluarin jin sialan itu! Gue gak takut!" pinta Daniel. Lios berusaha untuk sabar agar Sakti tetap diam di dalam kalung. 

"Kalau perlu, gue kerja sama aja bersama guru terkutuk di sini buat ngabisin lo," sinis Daniel.

Ayu menampar kencang wajah Daniel, "sadar! Yang ada, lo malah ngebantu guru-guru di sini buat ngebunuh kita semua!"

"Biarin, asal gur hidup itu gak masalah."

"Stres ya, lo?!" Ayu gak habis pikir sama Daniel.

DEATH SCHOOL [TAMAT] BELUM REVISIDonde viven las historias. Descúbrelo ahora