☠6☠

17.9K 2.7K 367
                                    

⚠️Peringatan⚠️
Cerita ini tidak bermaksud untuk menyinggung atau mencemarkan nama baik dari berbagai lembaga tertentu.

Dan cerita ini tidak bermaksud untuk memojokkan profesi guru ataupun profesi yang berkaitan dengan dunia pendidikan🙏🏻

Ini semua murni karangan saya, imajinasi saya yang kemudian saya tuangkan dalam bentuk tulisan🙏🏻

Jadi saya harap tidak ada pihak yang tersinggung dengan cerita ini🙏🏻

Dan bagi kalian yang tidak nyaman dengan cerita ini saya harap stop membaca cerita ini karena saya tidak memaksa siapapun untuk membaca cerita yang tidak masuk akal ini.

Sekian Terimakasih.
____________☠Happy___Reading☠__________

Sesampainya di kelas, mereka langsung mencari kursi kosong untuk mereka tempati.
Untung nya, masih banyak kursi kosong disini, walaupun sebentar lagi bel masuk bakalan bunyi.

Gak lama dari itu, para murid berhamburan masuk ke dalam kelas yang sekira nya cuma ada tiga siswi dan dua siswa lain nya yang masuk ke dalam kelas ini sebelum pintu kelas terkunci dengan sendiri nya tanpa di pinta. 

"Eh kenapa tuh pintu?" tanya salah satu siswa yang dilihat dari name tag nya bernama-kan Rehan. 

Angga berusaha mati-matian buka pintu kelas, tapi hasil nya nihil. Dan tiba-tiba saja muncul suatu gambar dari papan tulis.

"Selamat pagi anak-anak, pembelajaran di jam pertama akan segera dimulai, harap duduk ditempat kalian masing-masing."

(Posisi tempat duduk)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Posisi tempat duduk)

Satu persatu, kamera tersembunyi muncul dengan bangga nya, disusul dengan mulut Satrio yang perlahan-lahan mulai mengucap sumpah serapah atas kejadian ini.

Melihat Cctv yang mulai bermunculan dari berbagai sudut, membuat hati Satrio merasa gondok tak karuan. 

"Buka buku panduan kimia halaman 1."

"Buat apa kita buka buku kalau gak ada guru yang dateng ke kelas?" ucap Rehan sinis.

Kreeeeet, kreeeeeet, kreeeeet, kreeeeeet.

Tubuh Rehan tersetrum aliran listrik dari kursi yang ia duduki beberapa saat dan itu membuat mereka semua menjadi panik tak karuan.

"Bantuin woi, jangan diem aja!" teriak Angga sambil berlari mendekati tubuh Rehan yang sudah menggeliat tak karuan.

"Jangan gila Angga!" pekik Sherla seraya menarik tangan Angga agar tidak mendekati tubuh rehan. 

Guru yang melihat kejadian itu pun hanya bisa tertawa senang "saya memang tidak ada disitu tapi, kalian yang ada disitu ada dalam kendali saya."

"Tolong maafin Rehan Bu," pinta Fitria. 

"Tidak ada waktu untuk bermaaf-maafan sekarang," jawab sang Guru.

"Tapi Bu…" Fitria tak tega melihat teman sekamar nya menggeliat kesakitan seperti itu.

"Silahkan buka buku kalian, disini saya akan mengajak kalian bermain kuis. Kalau kalian mau dia selamat, silahkan ikuti kuis ini dengan baik tanpa ada nya protes sedikit pun."

Mereka semua mengangguk nurut demi keselamatan Rehan.

"Menurut kalian, berapa lama dia mampu bertahan hidup dari setrum ini? waktunya sepuluh detik untuk menjawa pertanyaan ini." 

"Seumur hidup!" jawab Fitria. 

"Salah! Kamu melanggar aturan! Kamu harus dihukum," jawab sang Guru.

Tiba-tiba saja muncul tali dari atap kelas yang menarik sebelah kaki Fitria secara paksa. 

"Argh lepas," Fitria meronta minta dilepaskan. 

"Apa yang dia langgar?" tanya Ayu. 

"Dia menjawab lewat lisan, saya sudah bilang untuk siapkan buku dan alat tulis yang berarti alat tulis lah sebagai perantara jawaban nya."

"Ta...."

Angga menahan Ayu untuk tidak lanjut bicara,  karena larangan nya adalah tidak ada satu pun yang boleh protes akan kuis ini.

"Apa kuis selanjutnya?" tanya Angga. 

"Kamu anak baik. Saya akan kasih pertanyaan yang sangat gampang," jawab sang Guru.

"Apa itu?" tanya Angga. 

"Siapa yang akan mati lebih dulu diantara mereka berdua? Waktunya sepuluh detik untuk menjawab." 

Angga menulis sesuatu dengan sangat cepat 'Eka' dan memperlihatkan jawaban nya kepada mereka semua yang ada disana agar mengikuti apa yang dia jawab.

"Betul!"

Mereka gak mau mikir panjang kenapa jawaban Angga bisa betul. Yang jelas, mereka  merasa sedikit tenang saat melihat Rehan sudah kembali normal seperti sedia kala.

Rehan kembali normal dan tinggal tersisa Fitria saja yang masih bergelantungan di atas sana.

"Han, lo gak papa?" tanya Ayu cemas. 

"Gak papa, ayo bantu Fitri," jawab Rehan.

"Apa kuis selanjutnya?" tanya Angga

"Apa yang akan dihadapi Fitria selanjut nya? cacat atau kematian?" 

Kali ini Rehan menjawab lebih cepat dan jawaban nya benar. 

Fitria selamat. Sebenarnya ini bukan kuis, lebih tepat nya ini permainan pemilihan kata atas jawaban yang akan mereka pilih sebagai jawaban.

"Pasti kalian lelah, jadi saya beri waktu istirahat lima detik sebelum memulai kembali pembelajaran pada pagi hari ini."

"Lima,"

"Empat,"

"Tiga,"

"Dua,"

"Sa…"

"Tutup hidung semua nya!" teriak Angga. 

_______________________________________

Halo semua.
Mungkin sebelumnya ada yang mikir, apaan sih ini cerita gak ada horor-horor nya tapi masuk ke genre horor.

Karena aku masih pemula jadi tolong maklumin ya🙏🏻 aku bakalan berusaha sebaik mungkin buat cerita ini dan ceritaku yang lainnya jadi tunggu glow up nya aja

Dengan senang hati, aku bakalan terima saran dan kritikan dari kalian yang entah lewat komen atau dm secara pribadi 🙏🏻

Sebelumnya makasih banyak nih karena udah mau baca cerita yang banyak Typo nya ini🙏🏻

Jadi selamat menunggu kelanjutan dari cerita ini. Sampai bertemu besok😁

DEATH SCHOOL [TAMAT] BELUM REVISITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang