MPH-18◆Kecelakaan◆

202 59 35
                                    

Di tengah tengah perjalanan pulang, rem mobil Gavin mendadak blong, dan cuaca pun sedang tidak stabil.

"Astaghfirullah, Katya kamu loncat ya dari mobil plis turutin kata aku" ucap Gavin dengan nafas menggebu berusaha mencari solusi tapi naas, dalam kondisi seperti ini pikiran nya sedang tidak berfungsi.

"Nggak! Kamu nih apa apaan sih" ucap Katya tak kalah panik.

"Plis Katya nggak ada waktu lagi, cuman ini jalan satu satu nya." ucap Gavin membuat Katya menggelengkan kepala tidak percaya dengan air mata yang lolos keluar.

Melihat di depan akan ada kereta api yang melaju, tanpa berfikir Gavin membuka pintu mobil di sebelah Katya dengan paksa.

"Nggak vin, kalo emang ini takdir kita, kita terima bersama, aku nggak mau ahk-" belum sempat Katya melanjutkan kata kata nya, Gavin terlebih dahulu mendorong Katya hingga keluar dari mobil itu.

"MAAFIN AKU TYA" teriak Gavin bersamaan dengan mobil Gavin menabrak pembatas jalan.

"ASTAGHFIRULLAH GAVIIN, hiks" teriak Katya saat mobilnya terpental jauh dan terbakar tepat di hadapan Katya.

"GAVIN KAMU JAHAT! KAMU BILANG KITA AKAN LALUI INI BERSAMA SAMA! TAPI APA INI, KAMU TINGGALIN AKU SECEPAT INI. KAMU JAHAT VIN, JAHAT! hiks" teriak Katya lagi sambil memukul tanah dengan air mata yang terus mengalir menyatu dengan air hujan.

Penampilan Katya saat ini sudah tidak karuan. Baju kusut yang sudah berubah warna menjadi coklat, rambut acak acakan, mata sembab, membuat orang yang mengerumuni nya menjadi iba.

"Dek yang sabar ya, ini sudah jalan yang Maha Kuasa. Adek harus ikhlas." ucap seorang wanita berambut panjang sambil memegang sebuah payung yang tak lain adah saksi mata kejadian tersebut.

"Tapi kenapa harus sekarang kak, kenapa harus kayak gini, kita baru menikah 2 minggu yang lalu tapi kenapa ini bisa terjadi secepat ini, hiks" Setelah mengucapkan itu, Katya pingsan karna tak kuasa melihat mobil Gavin yang sudah terbakar ludes seakan menolak guyuran air hujan.

***

Saat ini, Katya berada di rumah sakit tepatnya di ruang UGD.

"Dok anak saya kenapa dok?" tanya Naila yang sudah ada di depan pintu UGD. Ya! Naila sudah tau karna Amanda.

Flashback on

"Pengen main sama Katya, tapi cuaca lagi nggak mendukung kayak gini, ck" eluh Amanda di balkon kamar.

"Mending cari angin deh, pengen beli jajanan sini, bosen makan jajan itu itu mulu" ucapnya lalu beranjak pergi dari situ.

Saat ini jalanan tak terlalu rame,bahkan orang yang berlalu lalang pun sudah bertepi di pinggir jalan.

Saat sudah memarkirkan mobilnya di depan minimarket, Amanda segera keluar karena mendengar suara keras memenuhi telinga nya.

"Hah kenapa tuh" ucap Amanda saat melihat ada kobaran api besar, penglihatanya pun kurang jelas karna dari kejauhan dan air hujan membuatnya susah untuk melihat apa yang terjadi.

"Pak, itu kenapa sih kok ramai banget" tanya Amanda kepada salah satu bapak bapak yang lewat, pasalnya saat ia melewati jalan itu nampak sepi, tetapi saat terdengar suara tubrukan, mendadak jalanan sangat ramai.

"Kayaknya sih kecelakaan neng" ucap bapak itu lalu melengos pergi.

"Hah kecelakaan? Duh jadi kepo, samperin nggak ya" ucap Amanda sambil berfikir.

"Samperin aja lah" ucap nya lalu pergi menyebrangi jalan dengan hati hati setelah mengambil sebuah payung dan memakainya.

"Eh itu siapa kok digotong gotong gitu" ucap Amanda bermonolog lalu melihat wajah Katya saat akan dimasukkan ke dalam ambulan.

"Astaghfirullah Katya" ucap Amanda dengan nada khawatir.

"Kak mau nanya, ini mau dibawa ke rumah sakit mana yah" tanya Amanda kepada salah satu petugas ambulan.

"Rumah sakit Mahardika, saya permisi" ucap petugas tersebut lalu melenggang pergi bersama ambulan.

Saat tahu, Amanda dengan segera menghubungi Naila untuk memberitahu keadaan Katya.

Flashback off

"Anak ibu mengalami syok berat. Syok dapat memburuk dengan cepat, maka penanganannya harus segera dilakukan. Jika tidak, syok dapat menyebabkan komplikasi bahkan kematian." ucap doktor tersebut panjang lebar.

"Ya Allah, nak" ucap Naila sambil menangis.

"Tante udah ya jangan nangis, Katya pasti sembuh kok." ucap Amanda menenangkan sambil memegang bahu Naila.

"Tapi dok, kita boleh masuk kan?" tanya Amanda.

"Boleh, tetapi pasien belum sadarkan diri, saya permisi dulu" ucap doktor tersebut lalu melenggang pergi.

Amanda dan Naila pun dengan segera, masuk ke dalam ruang UGD.

Yang Naila dan Amanda lihat saat ini adalah Katya yang terbaring lemas diatas ranjang dengan wajah pucat.

Naila mulai mendekat kearah Katya dan mengelus surai rambut Katya yang masih sedikit basah itu.

Lalu beralih menatap Amanda saat ingat akan suatu hal"Gavin dimana Nda?" tanya Naila kepada Amanda.

Amanda pun hanya diam tak berani menjawab membuat jantung Naila berdegup lebih kencang.

"Jawab amanda, dimana menantu saya" ucap Naila sambil menggoyangkan tubuh Amanda.

"Ga-gavin ta-tadi kecelakaan tante, aku nggak tau dia ada dimana tante" ucap Amanda sambil menatap sang sahabat dengan pandangan yang sulit dijelaskan.

"Ya Allah cobaan apalagi ini" ucap Naila dramatis lalu memilih duduk di sofa yang sudah disediakan.

"Amanda"

"Iya tante" ucap Amanda lalu duduk di sebelah Naila.

"Cerita"

"Apa tan?" tanya Amanda tidak paham.

"Ceritain semuanya" ucap Naila.

"Yang Amanda tau, mobil yang dinaiki sama Katya dan Gavin rem nya blong, terus mobil Gavin ketubruk kereta api terus kebakar tante. Tadi polisi udah nyelidiki" ucap Amanda was was.

"Astaghfirullah kenapa jadi kayak gini ya Allah" ucap Naila dengan air mata yang terus mengalir.

"Tante yang sabar ya" ucap Amanda berusaha menenangkan Naila.

Tok tok tok

Seorang pria masuk kedalam ruangan Katya, membuat Amanda dan Naila mengalihkan pandanganya kearah pintu.

______

Kira kira siapa yah?
Tunggu ya')

27/12/2020

My Perfect Husband✔Where stories live. Discover now