15 Kebakaran

2.5K 585 50
                                    

JADILAH PEMBACA YANG BIJAK! MEMBUAT CERITA TIDAK SEGAMPANG MEMBACANYA!

JIKA ADA TYPO HARAP BERI TAHU!
JIKA ADA KATA2 KURANG PAS SILAHKAN KOMEN!
MENERIMA KRITIK DAN SARAN!
TIDAK MENERIMA KOMENTAR JAHAT ATAU HUJATAN!

TERIMAKASIH!

***

2006

Malam ini cukup terlihat tenang dan damai, apalagi sekumpulan anak-anak sedang duduk rapi di meja makan. Mereka terlihat sedang menyantap makan malam, karena memang ini sudah waktunya untuk makan malam sebelum mereka kembali tidur.

Di sebuah meja yang terlihat tenang dengan porsi makan yang secukupnya, Junkai yang sejak tadi hanya terdiam karena dirinya memang sangat takut akan sesuatu hal. Renjun yang menyadari itu langsung menepuk bahu sodaranya itu.

"Apa kau takut?" Tanya Renjun kepada Junkai.

Sedikit gugup Junkai menganggukkan kepalanya.

"Tidak usah takut, itu hanya sebuah jarum yang kecil." Jelas Renjun menenangkan Junkai, "Lihat, si cengeng Jisung saja dia berani masa kau tidak." Ucap Renjun melihat Jisung yang sedang lahap makan di samping Jaemin dan Jeno.

Sedangkan Jisung hanya diam saja, dirinya memang takut jika harus menatap Renjun. Pikirnya Renjun itu semacam penyihir yang siap menyergap dirinya, dan memasukkan tubuhnya ke dalam kuali yang penuh dengan air panas untuk di jadikan sebuah ramuan.

"Apa setakut itu Junkai pada jarum suntik?" Tanya Jaemin kepada Renjun.

Dengan mata yang menyipit Renjun menganggukkan kepalanya.

"Tapi bukankan rasanya seperti digigit oleh semut." Ucap Jeno melirik Junkai yang wajahnya sangat pucat.

"Itu kata mu, tapi menurut Junkai rasanya seperti akan mati." Jelas Mark yang kini memasukan nasi kedalam mulutnya.

"Tapi kenapa kita harus di suntik?" Tanya Junkai yang kini sudah membuka suaranya.

Renjun pun menjelaskan, "Karena itu adalah sebuah Vitamin kata Kakek."

Semuanya pun menganggukkan kepalanya, mereka pun kembali melanjutkan makan malamnya yang tinggal sedikit. Tanpa mereka sadari jika Junkai berdo'a di dalam hatinya.

'Aku harap ada kejadian yang membuat kita semua berhenti untuk di suntik.' Ucapnya di dalam hati.

Setelah itu dia kembali melanjutkan makan malamnya, tidak ada percakapan lagi sampai mereka menghabiskan makanannya. Sebelum masuk ke dalam kamar, seperti biasa mereka melakukan ritual sebelum tidur yaitu mencuci tangan, muka, dan menggosok gigi.

Para pengurus Yayasan sudah siap untuk memberikan suntikan cairan yang di sebut dengan Vitamin namun nyatanya bukan, satu persatu anak panti asuhan tersebut di suntik lalu di beri sebuah obat berwana kuning. Mereka yang sudah mendapatkan kedua obat tersebut akan langsung masuk kedalam kamar.

Terlihat Junkai yang sedang menangis karena takut dengan jarum suntik, dirinya terlihat sangat tegang. Renjun yang ada di sampingnya mencoba menenangkan Junkai agar anak tersebut tetap tenang.

"Hiksss . . . Ini sangat menakutkan." Rengek Junkai.

"Yak! Berhentilah menangis." Ucap Renjun sambil menenangkan Junkai.

"Tapi aku takut."

Renjun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat sodaranya sedang menangis, apalagi ketika jarum tersebut menembus bagian kulit Junkai, suara tangisnya semakin kencang.

Ghost Town (End)Where stories live. Discover now