Chapter 19

169 46 302
                                    

"Mengenai tawaranku ... apa kau sudah memikirkannya? Aku akan siap kapan saja memproses segala keperluannya."

Yun Bei tentu sadar dan tahu betul ucapan itu akan keluar dari Ren Cheng jika bertemu, tidak mungkin baginya menghindar. Namun, bukan berarti dirinya tak memerlukan persiapan dan tak menyangka pula akan bertemu secepat ini setelah menerima tawaran Jia Hou.

Bagaimana jika pria yang banyak menolong dan mengulurkan bantuan ini terluka atau tersinggung akan penolakan tawarannya? Belum lagi, kenyataan bahwa Yun Bei menerima tawaran Jia Hou begitu saja tanpa membicarakannya lebih dahulu pada Ren Cheng adalah benar adanya. Jika orang lain atau asing, tentu Yun Bei tak akan merasa tak enak begini, tapi Ren Cheng bukanlah orang asing. Apalagi, Yun Bei sendiri tak pernah memberikan apa-apa sebagai balasan atas kebaikannya. Alhasil, diam menjadi pilihan terbaik Yun Bei dengan memasukkan mie sebanyak mungkin ke dalam mulutnya.

"Makanlah pelan-pelan, tidak sehat untuk pencernaanmu makan begitu." Mengusap pergi noda pada sudut mulut Yun Bei yang tertegun. Membuat Yun Bei semakin merasa bersalah saja.

"Uhuk! Uhukk ...! Uhukk!"

"Sudah kukatakan pelan-pelan." Memberikan air minum, bangun menghampiri dan menepuk-nepuk pelan punggung Yun Bei yang kini mulai membaik.

"It-itu ... aku tahu kau baik padaku dan peduli, karena itulah yang teman biasa lakukan, tapi ... aku tidak bisa menerima tawaranmu," ucap Yun Bei yang semakin merendahkan suaranya.

"Kenapa? Kau khawatir pandangan orang-orang akan dirimu yang masuk atas rekomendasiku?" tanya Ren Cheng, kembali ke posisi semula.

"Awalnya aku memang berpikir begitu, tapi ... setelahnya, ada hal lain yang tiba-tiba terjadi dan aku bertanggung jawab akan hal tersebut," jawab Yun Bei. "Aku, mulai besok akan bekerja di Nightshade Florist sebagai Asisten Feng Jia Hou," tambahnya, tak berani memandang langsung Ren Cheng.

"Tanggung jawab apa yang kau maksud sampai harus dirimu masuk ke sana?"

"Jia Hou sudah menyelamatkanku dari serangan para musuh bebuyutan di malam kita harusnya janji bertemu. Berkat hal itu, para penggemarnya telah mengacau di depan toko selama hampir seminggu ini. Jadi ... kurasa Jia Hou memintaku untuk mengklarifikasi pada semuanya bahwa hubungan kami hanyalah antara atasan dan bawahan."

"Bagaimana jika kau salah? Bukan itu maksudnya mempekerjakanmu? Kau tahu, Jia Hou sangat anti dengan wanita, bagaimana jika dia hanya ingin menyiksamu? Merundungmu? Hanya untuk balas dendam atas kekacauan yang tercipta karenamu."

"Ren Cheng, aku tahu Jia Hou memang aneh, dingin dan kasar, tapi kurasa dia bukanlah orang yang sepenuhnya akan melakukan hal itu." Jangan tanyakan alasan kenapa Yun Bei mengatakan hal ini, karena dirinya sendiri pun tak tahu alasannya. Semacam, hal itu keluar begitu saja dari mulutnya tanpa dipikirkan. Mungkinkah, sekadar naluri saja?

"Kau tidak bisa yakin dengan orang yang baru saja kau temui. Semua mungkin saja sudah diatur," ujar Ren Cheng yang entah kenapa terkesan menahan marah.

"Ada apa denganmu? Kenapa kau bersikap seperti ini? Apa mungkin, kau mengenal baik Jia Hou?"

Tidak menjawab langsung, Ren Cheng memilih membasahkan tenggorokannya dengan segelas air hingga habis, raut wajah kesal dan marahnya pun tampak lebih baik daripada sebelumnya. Setidaknya, tidak lagi terlihat api melainkan terganti dengan asap yang perlahan menghilang.

"Tentu saja tidak, aku hanya ingin kau berhati-hati. Jangan sampai masuk dalam jebakan seseorang yang ingin mencelakaimu."

"Aku bukanlah orang yang akan diam saja jika disakiti. Kau tidak perlu khawatir, aku pasti akan baik-baik saja."

Bittersweet Blossom (End)Where stories live. Discover now