Chapter 3-Rapat Meja Panjang 1.2

3.1K 725 77
                                    


"Berarti udah lengkap, kan, ini?" Tama menghitung dengan jarinya. "Oke, kalau gitu kita mulai sekarang, ya? Theo waktu dan tempat dipersilahkan."

"Gue sambil makan enggak papa?" Tanya Veronica.

Theo mengangguk. "Santai aja, Ve. Yang lain kalau mau sambil makan juga boleh."

Dominic menepuk pelan pundak Theo. "Mereka udah pada makan, lo yang belum."

"Memangnya lo udah?" tanya Theo.

"Belum juga, sih.." Dominic meringis. "Nanti aja gampang."

Johnatan tertawa mendengar percakapan Dominic dan Theo. "Kalian cepet cari pacar, gih. Kalau udah dapet, gue nyusul."

"Eh, pegang ucapan lo, ya?" tantang Yudha, "Kalau sampe Dominic sama Theo punya pacar tapi lo enggak buruan nyusul gimana? Berani traktir makanan buat semua orang di meja ini?"

"Salah satu aja jangan dua-duanya kayaknya mustahil," Juan terkekeh. "Sebenernya salah satu juga masih enggak mungkin, sih. Tapi coba dulu aja kali, ye!"

Sepertinya Johnatan juga berpikiran sama dengan Juan karena cowok itu dengan percaya diri menyetujui tantangan Yudha.

"Oke!" Johnatan balas menantang. "Kecil itu, mah."

"Halah dari dulu juga ngomongnya gitu. Tapi masih sendiri sampe sekarang," ucap Veronica dengan bibir penuh.

Johnatan hanya bisa tersenyum masam menanggapi Veronica, sedangkan Yudha justru puas menertawakannya.

Theo berdeham. "Oke jadi—"

"Lah, diokein juga?" Goda Jaeffry.

"Sip, berarti habis Dominic atau Theo langsung John, " Juan mengangguk puas. "Jumlah traktiran kita banyak guys! Tapi sebagai teman, mari kita doakan yang terbaik untuk mereka."

"Lo duluan aja, Do. Kalau nungguin Theo kayaknya bakalan lebih lama lagi. Biar John bisa cepet move on dapet gebetan baru. Kasihan dia," celetuk Yudha langsung mendapat tatapan tajam dari Johnatan.

Dominic menatap malas teman-temannya yang sudah heboh. Tidak berniat membuang tenaga untuk membantahnya. Toh, Dominic yakin Chandra yang akan kalah dalam tantangan kali ini. Setidaknya dia tidak menjadi pihak yang dirugikan.

Berbeda dengan Dominic yang terlihat tidak peduli, Theo justru terlihat kebingungan dengan suasana heboh yang tiba-tiba tercipta. Padahal Theo baru saja hendak memulai diskusinya.

Tama menepuk tangannya sekali. "Udah-udah jangan ribut. Inget, tujuan kita kumpul di sini mau diskusi bukan nongkrong."

"Iya, udah hampir jam satu ini. Nanti jam dua gue ada kelas," keluh Markus.

"Oke gue mulai sekarang, ya?" tanya Theo dijawab anggukan kompak. "Sebelumnya gue mau bilang terima kasih dulu ke kalian karena udah bersedia dukung project ini. Agak kaget sejujurnya kalian lengkap banget datengnya padahal kemarin enggak ada respon sama sekali."

"Salahin Bang Dominic, dia yang rencanain ini." Chandra tersenyum polos saat tatapan tajam Dominic tertuju padanya.

"Gue sempet curiga sebenernya. Soalnya aneh banget kenapa tiba-tiba semua kompak nge-read doang," Theo tertawa.

StuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang