23 April 2019

1K 168 3
                                    

"Lama banget si Rion!" Gerutu Gita yang mulutnya sibuk mengunyah permen karet.

"Dia ngga bisa jawab pertanyaan penguji kali ya?" Lanjut Joya yang mendapatkan pelototan tajam dari Rastya. "Ini lagi, si Jay kemana sih?" Gita kembali menggerutu.

Jangan heran, perempuan memang begitu. Padahal mereka tak tau saja sekesal apa para lelaki jika harus menunggu mereka bersiap untuk pergi.

"Udah mau dua jam anjir, ini Rion ngapain aja si di dalem?" Rastya, Alula dan Wanda hanya menggeleng-geleng tak menghiraukan kebawelan dua yang lainnya.

"Ya kan pesertanya bukan Rion doang. Tapi tadi dua orang udah keluar kok." Jawab Rastya akhirnya.

Mereka memang sudah sampai di kampus sejak 2 jam lalu, tepatnya pada pukul 07.50 pagi. Sesuai jadwal sidang yang dikirimkan Rion yaitu pukul 8 pagi. Kelima perempuan itu awalnya ditemani dengan enam pria sisanya. Tetapi tiba-tiba enam manusia berjenis kelamin lelaki itu izin untuk ke belakang sebantar. Hanya Gita dan Joya yang bertanya-tanya ingin kemana mereka, tetapi karena jurus andalan Jaidan kedua perempuan itu akhirnya mengizinkan.

"Make up gue keburu luntur." Lanjut Joya menggerutu. "Kita foto sekarang aja yuk."

"Boleh. Sebelum make up gue luruh bersama keringat." Ujar Gita menyetujui. "Ayo baris, gue cari orang buat motoin dulu."

"Eh itu temen gue. Minta tolong dia aja." Sela Rastya yang menunjuk ke arah Marco. Rastya dan Alula memang seharusnya ada kelas hari ini, tetapi karena Dosen mereka menjadi Dosen tamu untuk sidang, perkualiahan mereka di gantikan dengan tugas essai.

"Marco!" Rastya berteriak memanggil, si pria menoleh dan menghampiri lima perempuan itu dengan senyum yang merekah manis. "Tolong potoin dong." Pinta Rastya.

"Oh siap. Lo ngapain Kak disini?" Marco menerima uluran ponsel dari Rastya.

"Cowoknya La sidang."

"Oh— Bang Rion?" Rastya mengangguk singkat. "Fotoin yang bagus ya."

Kelima perempuan itu berdiri sejajar. "Gaya tenang dulu ya biar anggun, baru habis itu bebas." Perintah Gita, yang lainnya mengangguk mengerti.

"Siap ya. Satu.. dua.." memasang pose anggun, kelima perempuan itu merekahkan senyum. "Tiga.."

"Lagi— lagi." Seru Joya bersemangat.

"Satu.. Dua.. Tiga.."

"Lagi— lagi— lagi.." dan kata lagi itu terus berulang sampai berpuluh-puluh foto berhasil di abadikan Marco.

"Terima kasih banyak ya temannya Rastya." Ujar Wanda melemparkan senyumnya.

"Makasih ya Co." Kali ini Alula yang berbicara.

"Ih cakep banget gila!" Seruan Gita menarik perhatian Wanda dan Alula. Kedua perempuan itu menghampiri Gita, Joya dan Rastya yang sibuk dengan ponsel. "Gue cakep banget asli." Rastya yang berseru girang.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
end | short story about timeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang