Fix nih ya!

1K 174 6
                                    

Ujian tengah semester sudah hampir terlewatkan, tepatnya hari ini adalah hari terakhir ujian yang jadwalnya ialah hari Senin, Selasa, Rabu, dan Jum'at. Alula dan Rastya duduk bersebelahan. Rastya di pojok dan Alula di sebelahnya, duduk di baris ke dua dari depan karena itu yang tersisa. Lebih baik dibanding kursi baris paling depan. Semua jadwal yang didapat Alula ialah sesi pagi, kecuali hari ini yang mendapat sesi ke dua. Jadi Alula berangkat dari kosannya tepat saat jam menunjuk pada angka 8. Karena jarak yang dekat, Alula di beri kepercayaan oleh Rastya untuk mencari posisi bangku yang menguntungkan. Padahal bangkunya saat ini tak strategis karena berada di pojok. Mata-mata tajam Dosen pasti akan mengarah ke kolom pojok atau sudut-sudut, tapi ini lebih baik dari pada mengisi barisan depan kan.

"Nanti jadi ngumpul Kak?" Tanya Alula pada Rastya yang sibuk dengan sarapannya.

"Kayaknya jadi, Wanda sama Joya udah selesai ujiannya kemarin. Dan Gita bisa keluar hari ini sebelum cutinya besok."

"Terus kita naik apa Kak? Online apa gimana?"

"Online mungkin, si Joya pasti langsung ke sana." Alula mengangguk-angguk mengerti. "Terus itu yang jalan-jalan fix jadinya tanggal 13?" Lanjut Alula, kini Rastya yang mengangguk mengiyakan. "Ya kali ngga jadi, yang kerja udah pada di acc cutinya besok sampe selasa."

"Villa jadi dimana deh? Bukan punya Ayah atau Kakak?"

"Bukan, punya nya Joya." Jawab Rastya. "H-berapa jam ini!" Lanjut Rastya semangat.

"Pengawas!" Langkah kaki terburu-buru berdesakan memasuki kelas dan menduduki masing-masing bangku. Tak berselang lama Pengawas Wanita masuk dengan 2 buah map dan menenteng tas di tangannya.

"Selamat pagi. Saya yang akan menjadi pengawas untuk ruang ini. Mohon letakkan seluruh alat komunikasi dan buku di depan. Simpan tempat pensil dan tas kalian juga di depan." Seluruh mahasiswa yang menempati ruangan mengikuti perintah dengan sekali gerak, menggerutu sesekali karena saling mendorong saat meletakkan tas.

"Semoga kita berhasil La." Rastya menyemangati saat Alula mendudukan kembali bokongnya pada kursi.

"Semangat ya Kak. Habis ini Kakak boleh kalap belanja." Jawab Alula berbisik.

"Waktu ujian kalian 90 menit, dan akan langsung di sambung dengan mata kuliah kedua. Karena terbatas waktu untuk sholat jumat."

Dosen pengawan mulai membagikan lembar soal dan jawaban yang di estafetkan. Kelas kembali hening setelah pengawan mengizinkan mahasiswa untuk memulai ujian.

Alula khusyuk mengerjakan. Memindahkan segala yang ada diotaknya kedalam kertas, tak berbeda dengan teman-temannya yang lain. Sesekali perempuan mungil itu melakukan peregangan pada leher dan pergelangan tangannya. Pegal menderanya saat dirinya baru saja berpindah ke soal nomor 3.

Seluruh mahasiswa didalam ruangan asik dengan soalnya yang dikerjakannya, pengawas tiba-tiba bangkit dari posisi duduknya. Menghampiri sudut ruangan dimana Rara berada, perempuan itu langsung menegang kaku saat melihat pengawas menghampirinya.

"Kemarikan kartu ujian kamu." Sontah seluruh kepala menoleh ke belakang.

"Tapi Bu.."

"Saya bilang kemarikan kartu ujian kamu." Teman sekelasnya memandangi ingin tahu. "Rara Jayarati. Kamu sudah mengulang kelas ini berapa kali? Kamu mau mengulang kembali atau DO saja? Keluar kamu. Nama kamu sudah saya hapus dari kehadiran." Pengawas kembali kedepan dengan kartu ujian ditangannya, membuat yang lainnya menjadi ketar-ketir ditempatnya. Tak berani menoleh barang sedikitpun.

"Kerjakan sendiri! Dilarang diskusi saat ujian." Suara datar si pengawas menggelegar seisi ruangan. "Dan kamu, keluar dari kelas!" Rara membawa pulpennya dengan kesal, mengambil tas dan melenggang pergi tanpa pamit pada si pengawas.

end | short story about timeWhere stories live. Discover now