one

42.1K 2.5K 361
                                    

"omg seulgiii". Taeyong berteriak senang, saat idolanya muncul di layar laptopnya. Sesekali ia mengelus layar laptopnya, seakan-akan ia mengelus idola nya yang berada di dalam layar.

"seulgi cantik banget sih, irene juga omg". Taeyong tak henti-henti nya memuji para idola, tak jarang semburat merah muda muncul di pipi Taeyong. Taeyong mengambil sebuah botol minum di atas meja, ia melihat ke arah kalender, besok sudah hari senin.

"besok sekolah lagi". Keluh Taeyong, ia menidurkan badannya di ranjang. Hari-hari yang ia lewati terasa biasa saja, tak pernah ada yang berubah bahkan sedikit pun. Taeyong mengambil ponselnya, ia membuka media sosialnya.

Ia melihat teman-teman nya yang memamerkan beberapa barang-barang kpop miliknya, entah kenapa orang lain terasa sangat beruntung di mata Taeyong. Mereka boleh membeli apa saja yang mereka mau, bahkan tak segan menghabiskan banyak uang hingga jutaan demi barang-barang kpop. Apalah diri nya yang membeli satu barang saja sudah di omeli habis-habisan, padahal ia membeli barang menggunakan uangnya sendiri.

Taeyong terus menscroll media sosial nya hingga perhatiannya tertuju pada sebuah akun, itu adalah akun milik Ten. Tampaknya Ten memamerkan beberapa barang-barang kpop miliknya. Itu membuat mata Taeyong membulat sempurna. Bagaimana bisa seorang Ten yang begitu boros membeli begitu banyak barang?

Taeyong melemparkan ponselnya pelan dan segera memejamkan mata. Rasa iri nya semakin hari semakin meningkat, apakah hanya ia saja yang tidak beruntung? Kenapa semua orang boleh membeli sesuatu yang mereka sukai sedangkan Taeyong tidak?

Taeyong memutuskan untuk tidur karena hari sudah hampir pagi.

***

"Taeyong bangunn". Suara nyaring Baekhyun membangun Taeyong dari tidur nyenyaknya.

Taeyong mengucek matanya dan segera bangkit dari tidurnya, baru bangun seperti ini saja ia sudah lelah. Entah apa yang yang tertempel pada badan Taeyong tetapi ia begitu malas dan gampang lelah.

Setelah mandi Taeyong menggunakan sepatu nya dan segera berangkat sekolah.

"TAEYONGGGGG". Teriakan nyaring dan keras dari dalam rumah menghentikkan langkah Taeyong.

"Apa sih ma?". Baekhyun berlari sambil memegang kotak makan Taeyong.

"Nih bekal biar ga banyak jajan". Setelah memasukkan bekal nya ke dalam tas, Taeyong kembali berjalan ke arah sekolahnya.

***

"Pagii Taeyongie". Sapa Ten manis.

"Pagi tennie". Taeyong duduk di sebelah Ten sambil menghembuskan nafas pelan.

"Kamu kenapa?". Ucap Ten yang melihat Taeyong seperti lemas.

"Nggak papa cuman capek aja".

"Capek apaan baru juga masuk sekolah".

"Gatau capek mulu bawaannya". Ten hanya ber-oh-ria dan kembali memainkan ponselnya.

Tiba-tiba Taeyong menjadi ingat akan suatu hal, "tennie, kok kamu bisa sih beli album sebanyak itu?".

Ten tersenyum, "aku kira kamu ga bakal nanya".

"ya aku juga pengen dong bisa kayak kamu". Ucap Taeyong iri.

"Besok aku tunjukin rahasia nya". Taeyong hanya membalas dengan menunjukan jari ok.

***

Taeyong menyenderkan punggungnya pada sandaran bangku. Rasa malas kembali mendatangi diri nya, sedari tadi ia hanya duduk seperti itu tanpa bergerak.

"Taeyongie ke kantin yuk". Ajak Ten ketika mendenger bel istirahat telat berbunyi.

"Nggak ah, aku bawa bekal kok". Ten hanya mengangguk dan meninggalkan Taeyong.

Taeyong mengeluarkan bekalnya. Sedetik kemudian ia menghembuskan nafasnya setelah melihat bekal yang dibekali Baekhyun. "Roti lagi". Ujar Taeyong pasrah.

Taeyong memakan roti tersebut dengan malas, entah mengapa Baekhyun selalu membekali dirinya dengan roti. Apakah tidak ada yang lain? Nasi goreng misalnya.

Ia bahkan hanya dibekali dengan roti dan mentega saja, tak ada yang lain. Menurut Taeyong, setidaknya Baekhyun membekali nya susu atau jus tapi itu tidak pernah terjadi.

Ten kembali ke kelas sambil membawakan 2 bungkus makanan, 1 untuk dirinya dan 1 untuk Taeyong. Terkadang ia merasa kasihan melihat Taeyong yang setiap hari nya selalu memakan roti.

"Nihh".

"Buat aku?". Ten mengangguk senang.

"Makasihh tennie". Taeyong memeluk Ten erat. Taeyong sangat bersyukur mempunyai sahabat yang baik layaknya Ten. Hanya Ten lah yang mengerti dirinya.

***

Bel sekolah telah berbunyi, Taeyong dan Ten membereskan buku mereka dan segera berjalan keluar sekolah. Seperti biasa Taeyong pulang dengan berjalan kaki, ditemani dengan Ten.

"Taeyongie maaf yaa aku gak bisa pulang bareng kamu". Ucap Ten dengan wajah kecewa.

"Gapapa kok tennie". Taeyong mulai berjalan meninggalkan sekolah sedangkan Ten melihat punggung Taeyong yang semakin lama semakin menjauh, rasa bersalah semakin menjadi-jadi. Ia semakin tak sabar mengenalkan seseorang yang akan membuat Taeyong menjadi lebih senang.

***

Haii semuaa
Ini pertama kali nya aku nulis cerita, semoga kalian semua suka sama ceritanya hehe

Jangan lupa vote commentnya yaa!!

My Sugar Daddy || JaeyongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang