9. the choice of today, so as not to regret it, trust yourself at this moment

1.4K 196 9
                                    

"Dek? Ayo keluar, kok malah diam?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dek? Ayo keluar, kok malah diam?"

Jeno menatap Jaemin yang masih terpaku duduk di kursi penumpang dan tengah melongok lurus ke depan, ke arah restoran yang cukup berkelas dengan palang nama besar di halaman parkirnya. Pintu udah dia bukakan tapi Jaeminnya masih diam aja di kursi dengan pandangan tercengang.

"Serius? Disini? Kita mau makan malam?" Jaemin pada akhirnya mengalihkan pandang pada Jeno, kedua manik bulat beningnya itu masih menyiratkan keraguan.

Jeno cuma senyum tipis dan mengangguk, dia nunduk sedikit buat cium pipi Jaemin.

"Iya, Sayang. Ayo turun?"

"Tapi, Jen—kalo mau makan malam mah aku bisa masakin kamu—"

"No, no," Jeno menggeleng, membungkam Jaemin dengan kecupannya. Huh, emang Lee Jeno hobinya modus. "Hari ini spesial. Udah, ayo Adek ikut Mas aja dulu ke dalam. Ya, Sayang?"

Pada akhirnya Jaemin melepaskan sabuk pengaman dan Jeno menutup pintu. Di tangan kirinya ada jas yang lalu ia sampirkan di bahu Jaemin, membalut kemeja biru pastel yang ia kenakan. Jeno kemudian mengamit tangan Jaemin dan sekali lagi, pemuda Na itu dibuat bingung. Kok hari ini Jeno soft banget ya sama dia? Meskipun sama manjanya dan sama clingy-nya, tapi ia merasa hari ini Jeno lebih... perhatian, dan lebih memanjakannya.

Ia tidak pernah dijemput pakai mobil sebelumnya. Tadi yang pertama.

Dibawa masuk ke dalam restoran, Jaemin cuma bisa terperangah melihat interior restoran yang begitu mewah. Dindingnya dihiasi ukiran kayu, lampunya menyala remang dengan cahaya kuning yang hangat.

Jeno terus menarik tangan Jaemin hingga sisi terujung restoran. Ada sebuah ruangan tak berpintu di ujung koridor, hanya dibatasi oleh dua helai kain setengah panjang yang salah satunya disibak ke samping dan ditahan di kusen pintu.

Jeno membawanya masuk ke dalam dan begitu Jaemin menapakkan kakinya disana, ia sukses bungkam dan tak mampu berkata-kata.

"Happy birthday, Nana!!"

"Happy birthday! Happy sweet seventeen!"

"Selamat ulang tahun, Jaemin!"

"HABEDE ISTRI JENOO!!"

Disana ada teman-temannya, duduk rapi di meja panjang dengan banyak hidangan tersaji. Dari menu pembuka sampai main course, buket bunga berisi mawar segar, dan lilin beraroma melati menyegarkan.

Hyunjin, Nancy, Jinyoung, Sanha, Chanhee, Yoojung, Eric, Felix, Yeji, dan sebagian besar teman kelas sepuluhnya berada disana, bahkan Shuhua dan Siyeon juga.

Jaemin berbalik menatap Jeno yang tengah tersenyum padanya, manik beningnya itu memancar indah, memantulkan cahaya kuning yang berpendar hangat.

"Jen?" Jaemin bertanya lirih, nyaris berbisik. "Ini... apa?"

✔️Eighteen - [nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang