closure; bulan yang meredup tanpa matahari.

2.9K 211 39
                                    

67 Massachusetts Ave
Cambridge
MA 02139
United States of America

Teruntuk pusat suryaku yang jauh disana, entah sedang apa, yang pasti Bulan-mu disini selalu mendoakanmu agar sehat-sehat saja.

Jangan lupa bernapas, juga selalu bersyukur setiap bangun tidur. Karena dua jalan berseberangan yang tengah kita jejaki adalah yang terbaik yang diberi-Nya.

Jeno, apa kabar? Kamu baik disana? Bagaimana Amerika? Aku dengar Massachusetts sering dilanda hujan di musim semi. Pakai pakaian hangat, ya? Dua lapis, kalau perlu tiga. Aku gak mau kamu sakit, nanti bermanja sama siapa?

Sudah sebulan semenjak kepergianmu, aku disini baik-baik aja. Kak Mark banyak bantu, punya rasa simpati, meskipun lebih besar rasa bucinnya sama pacar gembulnya itu.

Bosan.

Aku bosan.

Biasanya ada kamu yang menemani, namun kini sisi kiri kasurku terasa kosong dan sepi. Tak ada lagi eksistensimu, bahkan jika itu hanya seberkas bayanganku akan rupamu yang sempurna itu.

Jeno, aku rindu.

Rasanya tak terbendung, tiap malam aku mengingat wajah tersenyummu dan suara tawamu, rindu itu datang menghampiri dalam wujud sesak yang menimpa dada. Lalu, air mataku tergenang di pelupuk dan aku menangisimu sampai lelah. Aku tertidur tanpa sadar, dan keesokan harinya sepi itu datang kembali menghampiri. Terus berulang kali sampai aku hapal akan rasa sakit dan sesaknya.

Hei, Jeno.

Ada sebuah maaf yang juga hendak kusampaikan padamu—mungkin sempat terlewat kala momen hari itu nampak tak mendukung keadaan kita.

Aku meminta maaf, karena sudah lancang jatuh cinta padamu—juga.

Rasanya begitu berat mengatakannya dengan gamblang, namun kenyataan memang harus diutarakan.

Lee Jeno, Na Jaemin ini mencintaimu—juga sampai kapanpun itu.

Tapi, maaf. Sayang seribu sayang, aku tidak bisa menjamin. Apakah perasaan ini bersifat kekal? Atau sementara semata? Kuharap kamu tidak keberatan, ketika hidup kita kini telah berjalan berseberangan, hati kita juga pasti akan jatuh pada sosok yang berlainan.

Demikian seperti dirimu, banyak hal yang juga tak ku ahli, begitu pula menyambutmu tak kembali.

Sudah satu bulan lamanya aku mendongak menatap senja, berharap ada kamu yang menemani dengan secangkir kopi dan gitar di tangan, melantunkan satu-dua baris lirik romantis yang mampu membuat perutku geli karena kupu-kupu yang berterbangan.

Jakarta hujan minggu lalu, terpaksa aku harus menutup jendela dan menatap senja dari balik tirai. Tapi, pelangi muncul sesudahnya kala itu, mengingatkanku pada sosokmu di seberang sana—yang sedang menimba ilmu dengan rajinnya.

Pelangi itu seolah menghubungkanmu denganku—menghubungkan sakitnya perpisahan dan rasa kehilangan.

Iya, aku sakit karena kehilanganmu, Jeno. Seorang sahabat, seorang teman, seseorang yang mampu membuatku tersenyum bahkan disaat aku terpuruk, disaat aku butuh bahu untuk bersandar, disaat aku butuh rumah untuk berpulang, dan disaat aku butuh hiburan untuk ditertawakan.

Bung Fiersa pernah berkata: Terkadang, pertemuan dan perpisahan terjadi terlalu cepat. Namun kenangan dan perasaan tinggal terlalu lama.

✔️Eighteen - [nomin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang