Prolog

36.4K 6.5K 6.6K
                                    

Hai, sebelumnya aku mau ucapin banyak terima kasih untuk kalian yang udah setia dan mau nungguin cerita Rigel.

Di sequel ini bakalan banyak hal baru. Lebih menguras emosi, dan pastinya berbagai konspirasi juga teori akan menemani cerita RigelAurora ini...

Aku harap kalian suka. Karena jujur aku harus revisi berkali-kali demi dapatin hasil yang memuaskan.

Oh ya, jangan lupa share cerita RigelAurora ke seluruh akun sosial media kamu ya. Terima kasih, pengawalan kalian terhadap cerita RigelAurora telah selesai.

Jebolin notif untuk part kali ini bisa? mau liat seantusias apa kalian?

Kalo bisa tembusin lebih dari 5 K komentar dan langsung 3 k vote.
Biar emak makin semangat nulis part selanjutnya

✨ Happy reading ✨

"Gue datang, selamat pagi Dami."

Aurora meletakan buket bunganya di atas pusaran makam Rigel. Bibirnya tersungging tipis, tangannya terulur mengusap batu nisan bertuliskan nama Rigel.

Lagi dan lagi hati Aurora merongrong sakit. Masih belum terima dan menerima kenyataan bahwa Rigel benar-benar sudah pergi meninggalkannya. Rasanya baru kemarin Aurora mengenal Rigel, menjalin hubungan lebih dari sekedar teman, tapi nyatanya kebahagiaan yang Aurora ecap hanya sebatas sementara.

"Gak terasa ya, Dam. Udah cukup lama lo pergi ninggalin gue, rasanya masih sama. Gue masih suka kepikiran lo, nangisin lo setiap malam, apalagi kalau liat foto kita berdua." Aurora terkekeh lirih. Tak bisa menyembunyikan kesedihannya, tetesan demi tetesan air mata turun membasahi pipinya.

"Ya ampun gue cengeng banget," ujar Aurora berusaha ceria. Dia mengusap air matanya cepat. "Dam, gue mau cerita. Emm, hari ini gue sengaja bolos karena pengin ketemu lo."

"Iya, iya. Gue tau lo pasti marah sama gue, tapi gue janji ini yang terakhir kali gue bolos." Aurora menarik napas dalam. Menaruh tasnya di samping tubuh, Aurora memeluk lututnya dengan pandangan lurus ke arah depan.

"Dam, itu bukan lo, kan? Lo nggak mungkin jauhin gue dan anak Toxic. Bucinnya Rora nggak akan mungkin lupain Lampir, kan?" Suara Aurora bergetar. Ingatannya terlempar akan kejadian di basecamp Toxic malam tadi.

Jawaban akan keberadaan Rigel masih menjadi misteri. Foto yang Calva dapat belum bisa memastikan semuanya. Disatu sisi Aurora ingin mempercayai, tapi disatu sisi Aurora berpikir dengan logika jika itu hal yang sangat tidak mungkin.

Bagaimana bisa Rigel bisa hidup kembali? Apakah ada sebuah konspirasi yang dilakukan oleh keluarga Detra? Lalu bagaimana dengan mata yang didonorkan untuk Aurora? Jika bukan Rigel, lantas siapa?

Banyak pertanyaan yang belum bisa Aurora pecahkan. Bahkan kasus kecelakaan yang menimpanya juga Rigel sampai saat ini belum menemukan satu titik terang.

Tetapi Sangga mengatakan ada satu pengkhianat di Toxic. Toxic benar-benar sudah tidak aman lagi, kini banyak yang menjelma menjadi iblis bermuka dua. Aurora tak bisa meremehkan situasi ini. Ia punya tanggung jawab besar sama seperti Sangga.

Ini begitu membebankan. Tidak ada pilihan lain, Aurora sudah siap menerima semua resiko sebagai wakil ketua Toxic. Di sekolah, Aurora bahkan dijauhi. Tak jarang anak The Dark kerap menggangunya. Mungkin karena Aurora mantan kekasih Dirga, anak The Dark masih menahan diri untuk tidak berbuat lebih kepada Aurora.

RigelAuroraWhere stories live. Discover now