Chapter 04

20.5K 4.1K 3.9K
                                    

Hai aku balik lagi nih....
Hiatusnya udah selesai. Semoga kali ini rajin up...

Maaf ya lama huhu
yuk lah vote dan komennya ditunggu...

Spam komentar ya. Tembusin dong, jebolin notif biar Mak makin semangat nulis...

Random question:

1. Kangen gak sama Rigel?

2. Apa yang ingin kamu sampaikan untuk Rigel dan Aurora?

3. Ketua Toxic terbaik versi kalian. Rigel atau Sangga?

4. Yang paling ngeselin versi kalian. Joshep atau Arania?

~happy reading~



Rigel tersenyum getir kala melihat foto dirinya beserta dengan Aludra dan Ankaa berada di ponselnya. Cowok itu mendongak menatap langit malam, matanya terpejam pelan sembari meremas kuat kunci motor di tangannya.

Saat ini Rigel benar-benar kacau. Malam ini adalah pesta ulang tahun Aludra, kehadirannya nanti hanya akan menimbulkan kebingungan juga keributan.

Jika anak The Dark ikut serta bukan hal yang tidak mungkin nanti Toxic dan The Dark kembali terlibat perselisihan. Ini bukan atas kemauan Rigel, melainkan Detra. Tindakan yang Rigel ambil hingga berani bergabung dengan geng musuhnya sendiri memang bisa dikatakan berkhianat. Tetapi Rigel harus melakukan ini, hanya dengan cara ini Rigel bisa mengetahui siapa dalang di balik permasalahan yang ia dapatkan selama ini.

Dirga begitu ambisius untuk bisa meluluhkan Toxic. Sejauh ini hanya itu yang Rigel tahu, mengenai hal lain Rigel belum mendapatkan info apapun. Berpura-pura jahat dan terkesan mengintimidasi membuat Rigel tak nyaman, namun ia harus melakukan hal ini.

"Lo lagi mikirin apa?" tanya Dirga membuat Rigel langsung menoleh.

Rigel menatap malas, menaiki motornya, mengenakan helm-nya hendak pergi.

"Lo gak bisa pergi sendirian. Kita harus bareng," ujar Dirga menahan bahu Rigel.

"Lo tau alamat rumah gue. Pergi aja sama anak-anak yang lain," balas Rigel menepis tangannya.

Dirga terkekeh sinis. Cowok bertubuh jangkung itu meludah membuang permen di dalam mulutnya. Di pandanginya seluruh anak The Dark yang malam ini nampak gagah mengenakan setelan jas berwarna hitam.

"Gue mau jalan bagian barat yang dikuasai anak Toxic beralih kekuasaan ke The Dark," ujar Dirga.

Rigel spontan menatap tajam Dirga. Dirga suka sekali memanfaatkan situasi. Rigel yakin sekali dia akan ditekan untuk bisa memenuhi keinginan Dirga.

"Lo jangan coba-coba manfaatin gue, Dirga," desis Rigel.

Dirga tersenyum miring, mematik korek apinya seraya terkekeh lirih. "Gue gak memaksa. Tapi lo perlu ingat, lo udah janji bakalan lakuin apapun buat gue dan akan setia mengabdi ke The Dark, apa lo udah mulai berubah pikiran?"

"Gak," tepis Rigel mengalihkan pandangan ke arah lain.

Dirga menepuk bahu Rigel. "Ada dua cara. Lo pake cara baik-baik atau kasar?"

"Jangan sentuh gue!" gertak Rigel.

"Selalu angkuh," kekehnya. "Semakin lo nurut sama gue, gue bakalan bantu lo buat temuin pelaku yang udah celakain lo dan Aurora."

Rigel terdiam, ia mulai geram dengan tingkah Dirga. Namun Rigel juga harus sedikit bisa menahan diri. Ia bahkan belum memulainya, tapi Dirga justru semakin keras menekannya.

RigelAuroraWhere stories live. Discover now