Chapter 01

20.3K 5.1K 6.8K
                                    

Assalamualaikum, ada yang nungguin cerita Rigel gak?

Nungguin dong pasti...
Votenya gak nyampe 3 k, emak pundung. Bercanda....

Yuk anak onlen emak, kalo mau emak cepet updet harus bisa dong lebihin target...

Dan kalian...
Kenapa kalian banyak ngeluh? Hei, emak udah berbaik hati mendatangkan human bernama Damian Rigel Falanio. Banyak yang bilang ini itu, padahal baru baca prolog...

Astaga demi kata gelay yang lagi viral sekarang, budayakan ikutin alur sebelum menerka. Karena cerita ini 100% emak yang pegang kendali.

Sekian terima taehyung rl

Komen setiap baris yaw...

3k vote dan 5k komennya ditunggu....

~happy reading~

"The Dark masukin anggota baru. Tapi masih disembunyiin, kayaknya anggota yang ini spesial banget," ujar Nana matanya tak lepas mengamati ponselnya yang sedang membaca laman berita IG akun milik SMA Merpati.

Mata Aurora berkedip pelan. Anggota baru geng The Dark? Dia hanya akan menjadi ancaman bagi geng Toxic. Posisinya di geng The Dark sudah pasti bukan sebagai anggota biasa. Bisa saja The Dark sekarang jauh lebih kuat, apalagi.... Tidak, Aurora menepis pikiran jahatnya. Ia harus berteguh pada prinsipnya. Apa yang ia lihat dan ia dengar kemarin itu bukanlah satu orang yang sama.

"Kenapa lo nggak keluar dari Toxic aja sih, Ra. Lo nggak cerita sama Sangga gimana tertekannya lo selama jadi bagian Toxic?" Nana meletakan ponselnya di atas meja. Menggenggam tangan Aurora yang dingin, menatap sendu manik mata sahabatnya itu.

Bagi Nana, Aurora gadis rapuh sama seperti yang lainnya. Di luar saja Aurora terlihat kuat dan tegar. Tapi dibalik itu semua ada kesedihan yang mendalam saat ini Aurora rasakan.

Kepergian Rigel, tertekan karena paksaan Sangga yang memilih Aurora sebagai wakil ketua Toxic, dan dicap penghianat oleh satu sekolah. Tidak mudah bagi Aurora melewati itu semua, Nana pun tak bisa membantu Aurora lebih banyak lagi selain hanya menguatkan.

"Na," lirih Aurora parau. Matanya berkaca-kaca menyiratkan kesedihan.

"Ada yang mau lo ceritain ke gue, Ra?" tanya Nana.

Aurora menggeleng, kemudian menunduk dengan bahu bergetar dan terdengar isakan kecil. Nana terkejut, gadis itu buru-buru memeluk Aurora.

Penghuni kelas yang melihat Aurora hanya bisa mencibir sinis. Beberapa gadis yang sedang berkumpul dibagian ruang kelas paling pojok terang-terangan menyindir Aurora.

"Aduh, nggak usah caper bisa nggak sih? Enek lama-lama gue liatnya," ujar Sania. Gadis berambut ikal sebahu itu menyibak poni rambutnya dengan gerakan angkuh, namun matanya tak pernah lepas dari Aurora.

"Siapa sih siapa?" sahut Dinda sengaja mengeraskan volume suaranya.

Sania berdecak, melipat tangan di dada melirik Aurora ogah-ogahan. "Itu, tuh. Yang katanya wakil ketua geng Toxic si pengkhianat sekolah. Drama terus deh perasaan, kalian jijik nggak sih liatnya? Jijik kan jijik?" Sania mencolek bahu temannya dengan gerakan centil.

"Penghianat? Bye saja hahaha!" seru mereka kompak tertawa kencang.

Nana menggeram emosi, melepas pelukannya dari Aurora, ia menggebrak meja lantas menghampiri kumpulan gadis bermulut emak-emak kompleks itu dengan ekspresi wajah geram.

RigelAuroraUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum