♥ MST 46 ♥

79.3K 8.1K 4.9K
                                    

"Bagaimana mungkin aku berpaling ke lain hati, sedangkan seluruh hidupku hanya tertuju ke kamu." - Andra Saputra.

♥♥♥

Ketika membuka mata, hal pertama yang Andra lihat adalah wajah Gita. Tertidur pulas, dengan tangan melingkar ke pinggangnya. Berhasil membuat senyum laki-laki itu terbit, senyum yang tak pernah diperlihatkan selama ia marah dengan Gita.

Tangan Andra terangkat. Mengelus lembut rambut Gita. Hal yang selalu ia rindukan. Ternyata Gita juga merasakan hal yang sama yang ia rasakan selama ini. Ia rindu gadis-nya. Rindu semua hal pada diri Gita. Jika bisa memilih, ia lebih baik seharian tidak keluar kamar dan memilih memandangi wajah cantik istrinya ini.

"Maafin saya, Gita," guman Andra masih setia mengelus rambut Gita.

Andra merasa bersalah. Karena rasa cemburunya, Gita menderita seperti ini. Melakukan hal-hal yang seharusnya tak dilakukan oleh gadis itu. Bahkan Gita rela menyusul dirinya ke desa ini.

Suami macam apa Andra ini? Tega meninggalkan istrinya di kontrakan dengan alasan cemburu.

Ternyata, perasaan Andra yang terlalu besar ini tidak bisa membuatnya berpikir lebih dewasa. Ia cemburu buta.

Andra terdiam saat melihat mata Gita bergerak, lantas terbuka dan sedikit terkejut begitu mendapati dirinya. Mungkin sentuhan dari tangan Andra membuat gadis itu terbangun.

"Kamu merasa terganggu, ya?" tanya Andra pelan.

Gita menggeleng. Tersenyum. "Nggak, kok, Pak."

Gita memperhatikan sekitar, lantas berusaha mencari ponselnya di tepi kasur. Gadis itu terkejut begitu melihat jam ternyata baru pukul tiga subuh.

"Baru jam tiga, Pak. Kenapa bangun?" Gita bertanya.

"Tidak apa-apa. Cuma mau lihat wajah kamu." Andra mengeluas pipi Gita membuat gadis itu terdiam. Entah bagaimana kondisi wajahnya saat ini.

"Saya rindu cerewet kamu. Ayo, cerita. Apapun itu," lanjut Andra.

Gita berdehem. Terdiam sejenak untuk berpikir, hingga tiba-tiba saja nama Clara terlintas dipikirannya. "Sebelum aku ke sini, Bu Clara datang ke kontarkan lagi, Pak."

Andra menaikkan sebelah alisnya. "Mau ngapain?"

"Dia cari Bapak. Terus aku bilang kalo Pak Andra masih tidur di kamar, padahal mah pergi dari rumah."

"Kenapa dia nyari saya? Padahal saya sudah minta izin ke pihak sekolah, tidak masuk dulu selama satu minggu."

Gita mengangkat bahu. "Katanya dia mau ngomong sesuatu ke Pak Andra."

"Dia tidak lakuin hal aneh ke kamu, 'kan?" tanya Andra khawatir.

Gita tersenyum. Ia mulai menceritakan semuanya ke Andra. Hal apa yang keluar dari mulut Clara, hingga tentang ancaman untuk merebut Andra dari Gita. Alasan kenapa Gita nekat datang menemui Andra.

"Aku takut Pak Andra bakal jatuh ke tangan Bu Clara. Pak Andra jangan sampai tergoda, ya, sama dia," lanjut Gita memberitahu.

Andra tersenyum manis. "Kamu tidak perlu khawatir Gita."

Andra membawa tangan Gita ke dadanya, menempelkan telapak tangan gadis itu. "Di hati saya cuma ada kamu. Saya tidak pernah secinta ini sama seseorang, atau mungkin kamu cinta pertama dan terakhir saya."

Gita terpaku di tempat. Ia bisa merasakan jantung Andra berdetak tak normal, persis dengan kondisi jantungnya saat ini. Ia menatap Andra tanpa berkedip. Mulut laki-laki itu terlalu manis, mengeluarkan kalimat yang mampu membuat Gita ingin terbang.

My Sweet Teacher (TERBIT) Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ