♥ MST 14 ♥

91.7K 8.9K 767
                                    

"Mungkin saja rasa suka itu belum hadir di hatimu. Tidak mengapa, biar waktu menjawab. Sampai kapan kamu bertahan dengan pendirianmu itu." - Andra Saputra.

♥♥♥

Sesuai rencana mendadak Andra yang sama sekali tidak diketahui Gita, mau tidak mau ia harus membereskan barang-barang yang akan dibawanya ke tempat tinggal barunya. Tempat yang ia sebut sebagai kandang singa.

Ah, bagaimana bisa Gita melupakan jika saat ini ia telah berganti status menjadi istri dari seorang Andra Saputra, dan itu artinya Gita harus ikut ke manapun suaminya itu pergi. Eh, tapi ... senyum Gita terbit begitu mengingat surat perjanjian yang telah disepakati Andra.

Gita bisa bebas, tanpa aturan dari Andra.

Meskipun Andra tidak menyetujui tentang perceraian setelah satu tahun pernikahan, tapi tak apa, yang penting hidupnya tidak diatur lagi. Gita sudah muak karena selama ini hidupnya selalu diatur oleh orangtuanya. Harus terlihat sempurna di mata Alam dan Diana.

Setelah membereskan pakaiannya ke dalam koper, Gita beralih mengambil kardus di gudang lalu kembali memasukkan buku pelajaran yang sekiranya ia butuhkan. Hanya buku pelajaran, jika kalian berpikir akan ada novel yang terselip di antara buku itu, maka kalian salah. Gita gadis yang paling anti dengan novel, ia tidak suka halu, tidak suka berhayal yang sudah ia tahu jika itu tidak akan terjadi di dunia nyata.

Lagi-lagi karena tuntutan orangtuanya yang membuat Gita tidak punya waktu untuk membaca buku lain selain buku pelajaran, hingga akhirnya ia jadi terbiasa.

"Sudah?" tanya Andra yang tiba-tiba muncul dari pintu, membuat Gita terkejut.

Gita berdiri setelah pekerjaannya beres, menatap Andra dengan sorot tak bersahabat. Tanpa menjawab pertanyaan Andra, Gita segera membawa kardus tersebut ke luar kamar.

Andra menahan lengan Gita. "Mau ke mana?"

Gita masih diam membisu, menatap ke lain arah.

"Kamu marah? Kalau mau marah, sebaiknya kamu marah juga sama orangtuamu karena ini juga rencana mereka. Mereka juga sebenarnya ingin kamu pindah hari ini," jelas Andra membuat Gita menatapnya.

"Saya sudah mendiskusikan soal ini ke Om Alam. Dia tidak ingin kamu susah bolak balik ke rumah mengurus berkas di kampus, dan kebetulan tempat saya lebih dekat, jadi sebaiknya kamu pindah."

Diam-diam Gita tersenyum kecut. Gita sangat hapal sifat papi-nya, dan rasanya ia ingin muntah saat mendengar alasan yang keluar dari mulut Andra. Jika memang orangtuanya sangat menginginkannya segera keluar dari rumah ini, Gita akan segera pergi. Jika perlu, ia tidak akan menginjakkan kakinya lagi.

"Ayo, kita pergi, Pak." Gita kembali melangkah, namun lagi-lagi Andra menahanannya.

"Biar saya yang bawa." Andra merenggut kardus yang dibawa Gita. "Kamu tunggu di luar."

Gita hanya mengangguk, sama sekali tidak protes seperti biasanya. Ia akhirnya keluar, dan bersamaan dengan itu, Diana muncul dari arah dapur.

"Nak Andra mana?" tanya Diana kepada Gita.

Gita berusaha tersenyum, "Di kamar, Mih."

Tiba-tiba Andra muncul dari kamar dengan membawa kardus serta tangan kanannya menarik sebuah koper berwarna hitam. Ia berjalan dengan santai, tanpa ada tanda-tanda ia merasa keberatan.

My Sweet Teacher (TERBIT) Where stories live. Discover now