♥ MST 33 ♥

65.5K 7.2K 783
                                    

"Awalnya, seolah-olah semuanya baik-baik saja. Kita berdua, menjalani hidup di bawah atap yang sama. Tetapi, semuanya berubah ketika rasa kita ternyata berbeda." - Gita Aulila.

♥♥♥

Gita masih berdiri terpaku menatap wanita di depannya yanh sedari tadi hanya terdiam. Dua menit berlalu, keadaan masih sama. Gita sendiri tidak tahu hal apa yang akan disampaikan Bude Salma kepadanya, namun yang jelasnya, jantungnya di dalam sana sedari tadi berdetak tidak normal.

Saat ini, mereka di luar teras kontrakan. Angin sore tidak henti-hentinya menusuk kulit wajah Gita, rambut yang kini lebih panjang itu terlihat sedikit berantakan. Alhasil, tangan Gita terus bergerak untuk merapikan anak rambutnya.

"Kamu tidak mau duduk?" tanya Bude Salma, memecahkan keheningan.

"Eh, i-iya, Bude," jawab Gita, selalu gugup. Perlahan, ia duduk di samping wanita itu.

"Seberapa jauh kamu mengenal Andra?"

Gita terdiam, menatap Bude Salma dengan sorot mata bingung. Pertanyaan aneh itu tentu saja membuat dirinya bingung dan takut karena Gita tidak mengenal Andra. Lebih tepatnya, selama ini, ia tidak pernah bertanya lebih jauh tentang laki-laki itu.

Lalu, Gita harus jawab apa? Satu kalimat yang keluar dari mulutnya nanti, akan menjadi penentu Bude Salma marah atau sebaliknya.

"Lihat kamu diam begini, Bude sudah tau. Pasti kamu belum mengenal Andra, belum tau masalalunya. Kamu hanya mengenal Andra yang sekarang." Bude Salma menatap Gita. "Bude benar, 'kan?"

Gita mengangguk pelan, tidak ada pilihan lain. Ia baru menyesal, jika saja sebelumnya ia menyempatkan bertanya dengan Andra, mungkin Gita bisa menjawab pertanyaan Bude Salma.

Bude Salma tersenyum sinis, "Terus, kamu cinta sama Andra karna apa, sementara kamu tidak mengenal dia. Kamu terima lamaran dia karna apa?"

Gita kembali menampilkan wajah bingungnya. Andai saja Bude Salma tahu jika Gita sebenarnya tidak menginginkan perjodohan ini, mana mungkin ia menerima Andra sebagai suaminya. Terlebih lagi, seandainya Gita dari awal tahu bagaimana galaknya bude-nya Andra, ia lebih baik tidak mendengar rayuan maut Andra waktu itu.

Cinta?

Ingin rasanya Gita tertawa keras di depan Bude Salma. Rasanya sangat lucu jika Gita cinta sama laki-laki menyebalkan seperti Andra.

"Kenapa diam? Jangan bilang kalau kamu tidak cinta sama Andra?" Bude Salma menyipitkan matanya.

Haruskah Gita jujur sekarang? Tidak ada jaminan jika kejujurannya nanti akan membebaskan dirinya dari pernikahan ini. Mungkin.

Gita kembali mengangguk pelan, sehingga membuat mata Bude Salma sukses melotot. "Jadi, selama pernikahan kalian, kamu tidak pernah mencintainya?"

"Astagaa, Gita. Bagaimana mungkin Andra bertahan sama wanita yang tidak mencintainya," lanjut Bude Salma. Ia menyentuh bagian dadanya, sesak napas tiba-tiba menyerangnya.

Gita yang melihat itu kaget, lantas menyentuh Bude Salma, namun wanita langsung menepis tangannya.

"Jangan sentuh Bude." Bude Salma menarik napas panjang. Mencoba menetralkan napasnya. "Andra benar-benar sudah gila. Menikahi wanita yang tidak mencintainya."

Bude Salma kembali menatap Gita curiga, "Berarti, kamu dan Andra belum melakukan hubungan suami istri?"

Lagi-lagi Gita mengangguk, "Maaf, Bude. Tapi, Bude jangan salahin Mas Andra. Ini semua salah Gita karna belum siap."

My Sweet Teacher (TERBIT) Where stories live. Discover now