23

545 106 24
                                    

Sehari sebelumnya...

Jihyo menatap kosong ke depan. Informasi yang ia dengar dari Yora benar-benar membuat pikirannya berantakan. Dari tadi tak ada kegiatan yang dapat ia lakukan. Posisinya masih sama, masih duduk di sofa kamar Jeongyeon sementara Yora sudah keluar untuk mencuci mangkuk kotor.

Kenyataan ini benar-benar membuatnya menggila. Tzuyu cowok yang ia kira selama ini malaikatnya nyatanya memang manusia biasa juga. Jihyo sungguh tidak menyangka ia hampir terperangkap di orang yang salah.

Jeongyeon di tempatnya hanya diam memandang Jihyo. Memandang Jihyo yang sepertinya lebih kecewa saat mendengar kenyataannya dibandingkan dengan kemarin saat mendengar berita palsu yang sempat Yora buat.

"Ji, lo kenapa? Lo nggak terima Tzuyu yang hamilin Yora?" Tanya Jeongyeon begitu saja. Pertanyaan itu mampu mengambil atensi Jihyo dari lamunannya.

"Bukan nggak terima. Cuma image cowok baik di mindset gue udah benar-benar hilang!" Jawab Jihyo.

"Kalau kayak gini mending gue sama artis Korea aja si Dahyun. Lucu, ganteng, putih, suka ngelawak! Nggak kayak cowok Indonesia gantengnya sedikit, nyakitinnya banyak"

"Lo nyindir gue?" Tanya Jeongyeon retorik. Jihyo mencibir.

"Maaf deh kalau merasa"' dan kini Jeongyeon malah terkekeh.

Setelah itu hening.

Jihyo terlihat tidak nyaman dengan keheningan ini. Tapi Jeongyeon tampak nyaman-nyaman saja.

"Jadi.... Yora bukan calon istri lo?" Tanya Jihyo memecah keheningan. Jeongyeon mengangguk.

"Berarti lo bukan punyanya siapa-siapa?" Tanya Jihyo lagi. Kali ini Jeongyeon menghela napas. Seperti ada emosi yang ia tahan.

"Meskipun Yora nggak hamil anak gue, bukan berarti gue suka sama lo, Ji. Jangan berharap lebih. Nggak ada yang berubah di antara kita"

Bravo. Lagi-lagi untuk kesekian kalinya Jeongyeon meruntuhkan tembok pertahanan Jihyo yang bahkan baru saja beberapa menit lalu mulai ia bangun lagi. Jihyo tersenyum samar. Dadanya sesak. Matanya yang bertemu dengan mata Jeongyeon memanas.

"Ada dan nggak adanya Yora, itu nggak mengubah keadaan. Gue tetep mau lo mundur!"

Cukup. Ini sudah di luar batas. Jihyo tidak sanggup lagi. Air matanya mengalir begitu saja. Namun ia buru-buru menyekanya, tak ingin terlihat lemah karena ucapan itu.

"Berhenti menyakiti diri sendiri karena gue maunya sekarang gue yang—"

"Iya Jeongyeon. Gue paham." Gadis itu berdiri. Air matanya sudah habis ia seka. Wajahnya kini menampilkan senyuman terbaik yang bisa ia keluarkan. "Gue pulang. Bilangin Yora makasih atas penjelasannya. Cepet sembuh ya!"

Nyatanya seperti apapun keadaannya, semua tetap sama, tidak ada yang berubah. Jeongyeon memang tidak akan membalas perasaan Jihyo.

___________
11-01-2021

Deux (Jeonghyo - Jitzu)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora