Beautiful Psycho 🔞

22.3K 907 163
                                    

𝐋angkah Kaki Mungil Tanpa Alas Kaki Berjalan Secara Perlahan-lahan Di Atas Lantai Keramik Yang Tampak Begitu Dingin. Tubuhnya Basah Kuyup, Kotor Dan Terlihat Menggigil Kedinginan Karena Hujan Sedang Mengguyur Seoul Malam Itu. Bajunya Sangat Lusuh Dengan Banyak Nya Noda Serta Kotoran Yang Menempel Pada Kulitnya Yang Putih.

Bocah Berusia 7 Tahun Itu Tersenyum Amat Manis Dan Tidak Sabar Menemui Ibunya Yang Mungkin Telah Menunggunya Pulang Sedari Beberapa Jam Lalu. Ia Tidak Peduli Dengan Keadaannya Yang Masih Basah Dan Bisa Saja Terserang Demam. Yang Terpenting Dan Segera Ingin Ia Lakukan Sekarang Adalah Membawa Sebungkus Nasi Yang Ia Beli Dari hasilnya Menyanyi Di Pinggir Lampu Merah Jalan Raya Hari Ini.

Lelah? Sudah Pasti. Tapi Si Mungil Berharap Segala Penat Dan Rasa Lelahnya Akan Hilang Setelah Melihat Senyuman Cahaya Hidupnya. Seseorang Yang Telah Mengandung Dan Melahirkan Dirinya Ke Dalam Dunia.

"Ibu Pasti Akan Sangat Senang". Tanpa Menyia-nyiakan Kesempatan Ia Akan Menemui Sosok Terkasihnya Yang Pasti Tengah Menghawatirkan nya Saat Ini. Bagaimana Tidak, Karena Memang Selama Ini Mereka Hanya Tinggal Berdua Tanpa Siapapun Mau Menolong Kesulitan Mereka.

Seluruh Orang-orang Beserta Tetangga Terdekat Mereka Bahkan Tidak Menganggap Ia Dan Sang Ibu Ada. Mereka Selalu Menatap Jijik Ke Arahnya Yang Berpenampilan Lusuh. Mau Bagaimana Lagi, Anak Itu Memang Tidak Memiliki Uang Yang Cukup Hanya Untuk Sekedar Membeli Pakaian Baru Yang Layak Atau Barang-barang Seperti Anak-anak Lain Miliki. Memiliki Uang Untuk Makan Sehari-hari Bersama Ibunya Saja Ia Sudah Merasa Cukup.

Memasuki Rumahnya Yang Begitu Sederhana Lebih Dalam, Untuk Segera Menemui Sang Ibu. Sungguh Ia Sudah Tidak Sabar.

Namun Senyuman nya Luntur Begitu Saja Saat Ia Melihat Seorang Pria Yang Sedari Dulu Memiliki Kewajiban Menafkahi nya Bersama Ibunya Hanya Duduk Diam Dan Bermabuk-mabukan Setiap Harinya. Pria Itu Sedang Menyesap Puntung Cerutunya Dengan Sangat Santai Seperti Tanpa Memiliki Beban Dalam Hidupnya. Melupakan Fakta Bahwa Ia Memiliki Seorang Istri Dan Anak Yang Harus Ia Hidupi Serta Lindungi.

"Ayah Ingat Pulang Ternyata". Pria Itu Mendengar Namun Hanya Berdecih Dan Menatap Anaknya Dengan Pandangan Yang Begitu Menjijikkan. Haruskah seperti Itu Perlakuannya Pada Darah Dagingnya Sendiri? Seorang Anak Yang Seharusnya Ia Sayangi Dengan Setulus Hati Dan Membiarkannya Menikmati Hari-harinya Sebagaimana Anak Seusianya.

"Diam Kau!!! Urus saja Ibumu Yang Tidak Berguna Itu!!".

Anak Itu Menghela Nafasnya Begitu Lelah Lalu Memilih Meninggalkan Pria Yang Sudah Tidak Menempati Hatinya Itu. Bagi Nya, Ia Tidak Punya Ayah Karena Ia Harus Bekerja Keras Banting Tulang Di Usianya Yang Sekarang Untuk Menghidupi Dirinya Dan Ibu Tercintanya, Cahaya Hidupnya, Kehidupannya, Kesayangannya.

Ibunya Adalah Seorang Permata Berharga Yang Sangat Amat Ia Jaga Dengan Seluruh Jiwa Raganya. Bahkan Ia Rela Merasakan Kerasnya Kehidupan Ini Asal Ibunya Lah Yang Akan Menjadi Penguatnya. Ibunya Yang Terhebat Dan Ibunya Yang Paling Cantik Di Dunia Ini. Kaki Kecilnya Begitu Rapuh Namun Mencoba Berjalan Sekuat Tenaga Untuk Menghampiri Cahaya Hidupnya.

"Ibu Yongie Pulang?!!!".

Kamar Ibunya Gelap, Namun Tidak Sunyi Karena Diluar Hujan Begitu Deras Disertai Kilat Yang Menggelegar.

"Ibu?".

Satu Langkah...

Dua Langkah...

Tiga Langkah...

Anak Itu Tidak Bisa Berkata-kata Lagi Ketika Begitu Memasuki Kamar Sang Ibu, Ia Mencium Aroma Anyir Dan Bau Besi Berkarat Yang Sangat Menyengat Dari Dalam Sana. Kamar Itu Gelap, Dan Kadang Sambaran Kilat Mampu Menerangi Walau Hanya Beberapa Detik Dari Balik Jendela Usang. Kakinya Berjalan Tertatih Sembari Membawa Plastik Berisi Sebungkus Nasi Beserta Beberapa Keping Uang Receh Hasil Kerja Kerasnya Hari Ini. Bibirnya Bergetar Dengan Suara Yang Tertahan Di Tenggorokan nya.

JAEYONG || ONESHOOT / TWOSHOOT/ THREESHOOTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang