17

166 16 0
                                    

Martha tidak bisa fokus dengan apa yang ia lakukan sekarang. Ia baru bisa menyelesaikan satu lembar laporan dalam waktu tiga jam. Benar-benar, ini semua karena kakaknya tidak ada di rumah. Seperti yang ia tahu, bahwa kakaknya hari ini memenuhi janji pada pria bernama Sho itu untuk menemani mencari barang. Dan itulah yang membuatnya tidak tahan. Sudah lewat satu jam sejak terakhir kali kakaknya mengirimkan pesan yang mengatakan bahwa ia akan segera pulang.

Ia pun bangkit dan meninggalkan laptopnya begitu saja. Kakinya kini menopang tubuhnya yang tengah bersandar di tembok pagar rumah. Langit belum sepenuhnya menggelap. Hanya saja tidak ada apapun yang dapat terlihat selain awan yang menyelimuti langit. Mungkin karena sebentar lagi puncak musim hujan. Ah harusnya Martha mengenakan jaket? Tapi jika dirasakan, angin malam ini tidak sedingin apa yang ia kira. Apakah ia terlihat seperti orang yang sedang menunggu sesuatu? Ia harap tidak. Walau pada nyatanya ia memang menunggu sesuatu.

Suara mesin mobil menghancurkan kesunyian di sekitar Martha. Semakin lama semakin jelas suara itu hinga ia bisa melihat mobil itu berhenti tepat beberapa meter di hadapannya. Cahaya lampu yang menyorotnya sedari tadi kini padam bersamaan dengan menghilangnya suara mesin mobilnya. Dua orang kini keluar dari mobil itu dengan salah satunya menatap Martha dengan tatapan yang sedikit bingung. Mungkin terkejut karena keberadaan Martha di sana.

"Martha? Sedang apa kau di luar?" tanya Hammy begitu ia mendekati sang adik yang masih bersandar di tembok pagar.

"Aku sedang mencari suasana baru saja. Sejak tadi aku hanya menatap layar laptop. Jadi ku pikir tidak ada salahnya untuk pergi keluar dan beristirahat sejenak."

"Kalau begitu, kita masuk?"

"Kakak duluan saja. Aku masih ingin bersantai sebentar lagi.

Hammy mengangguk mengerti. Pandangannya mengarah pada Sho yang juga sedari tadi berdiri di sana. Ia berpamitan pada Sho untuk masuk ke dalam rumah. Tentu saja Sho melemparkan sebuah senyuman pada Hammy. Tidak pula ia lupa mengucapkan terima kasih atas apa yang terjadi hari ini. Ya, walaupun sebenarnya Sho juga sedikit beralasan untuk mengajak Hammy pergi.

Punggung wanita itu tidak lagi terlihat oleh keduanya setelah beberapa waktu yang lalu wanita itu mengambil langkahnya. Suasana kembali canggung untuk Sho, tapi tidak untuk Martha. Gadis itu terus mengarahkan pandangannya ke sembarang arah, kecuali pada Sho. Dan itu berhasil membuat Sho benar-benar mati langkah. Ia tidak tahu harus berkata apa sekarang. Sedari tadi ia hanya mengusap tengkuknya yang tidak gatal. Tak lama kemudian, Sho mengambil langkah kembali ke mobilnya.

"Mau kemana kau? Aku belum mengizinkan kau untuk pergi," ucap Martha dengan santai.

Langkah kaki Sho terhenti begitu saja mendengar kalimat itu. Ah! Bukankah sedari tadi gadis itu mengabaikannya? Kenapa sekarang ia justru menahan langkah Sho? Ia bisaelihat gadis itu kini menegakkan cara berdirinya yang tidak lagi bersandar saat ia kembali menoleh menghadap gadis itu. Tatapan itu menyorot tajam pada Sho, meskipun sekilas tampak datar. Bahkan gadis itu sampai menyilangkan tangan di depan dadanya

"Ada yang bisa ku bantu?" tanya Sho.

"Oh, iya! Kau bisa menjawab pertanyaanku?"

"Pertanyaan apa?" tanya Sho penasaran.

"Kenapa kau mengajakku kakakku? Bukankah kau bisa pergi mencari barang sendiri? Kau kan sudah dewasa?" sindir Martha.

"Memang apa salahnya? Ku lihat Hammy lebih mengetahui daerah sini."

"Kakakku baru beberapa kali datang ke sini. Dan ini juga bukan daerah asal kami. Kau hanya mencari pembenaran saja, bukan? Kau... Menyukai kakakku, bukan?" tembak Martha begitu saja.

Itsumo, Kimi deTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang