04

192 24 1
                                    

Suara-suara itu terus berdengung di telinga Hammy. Meskipun ia tahu itu hanyalah halusinasinya saja, tetapi tetap saja semua yang ia dengar terasa sangat nyata. Ya! memang semua itu nyata. Atau lebih tepatnya ia kembali membayangkan suara yang sudah ia dengar sebelumnya. Tidak hanya suara saja, tetapi juga bayangan di matanya yang terus memutar adegan yang sama seperti sebuah film.

Sampai detik inipun Hammy masih tidak mengerti dengan apa yang sudah terjadi sejak tadi pagi. Semuanya terlalu cepat hingga tidak memberikannya waktu untuk mengerti jalannya keadaan. Dan sampai di sinilah ia sekarang. Duduk termenung di antara banyaknya orang yang berlalu lalang. Pikirannya melayang entah kemana. Mengabaikan semua yang ada di sekitarnya.

Dirinya kini seperti sedang berada di tengah jalan yang tidak ia kenal. Ia tidak bisa pergi begitu saja, tetapi ia juga tidak bisa menanyakan jalan pada orang lain begitu saja. Ia tidak bisa merepotkan orang lain. Dalam hal ini ya tentu saja Raptor dan Mika. Bahkan ia harus terpaksa berbohong agar kedua sahabatnya itu tidak salah bertindak. Bahkan sekarangpun ia tidak tahu siapa yang benar ataupun yang salah.

"Sumimasen! Apa boleh saya duduk di sebelah? –" ucap seseorang dengan tiba-tiba.

Hammy pun tersadar dari lamunannya dengan terkejut. Untung saja ia tidak terlalu bersikap seperti orang terkejut pada umumnya. Ia pun menggeser posisi duduknya dan menatap kepada seseorang yang berbicara itu. Namun ia mematung begitu saja saat mengetahui siapa yang berbicara dengannya.

Seorang pria. Dan sekarang pria itu tersenyum di hadapannya. Sepertinya pria itu memang sengaja menyadarkannya. Belum juga Hammy keluar dari keterkejutannya, pria itu kini duduk di sampingnya seraya terus tersenyum.

" – Hisashiburi!"

"Hisashiburi!"

Pria itu menyodorkan sebungkus cokelat yang sedari tadi ia genggam. Namun dengan cepat Hammy menolaknya dengan sopan. Pria itu, pria yang pernah ia tolong beberapa waktu yang lalu. Ia tidak menyangka bahwa pria itu masih mengingatnya. Padahal pertemuan mereka sangatlah singkat.

"Kenapa kau terlihat kurang bersemangat? Apa ada masalah?"

"Bukan masalah besar. Hanya ada sedikit masalah pekerjaan," bohong Hammy.

Pria itu terlihat mengeluarkan sesuatu dari dalam dompetnya. Sebuah kertas kecil kini ia sodorkan pada Hammy. Dan ia kembali tersenyum saat wanita di hadapannya terlihat sedikit kebingungan dengan tindakannya. "Kita belum berkenalan sejak pertama bertemu. Ini kartu namaku."

Hammy menerima kartu nama itu dengan sedikit malu. Ia bisa melihat nama dari pria itu tertulis pada kertas itu, begitu pula dengan tempatnya bekerja. Shinsuke Sho, itulah nama pria itu. "Ah! Chotto matte!". Dengan cepat Hammy mengeluarkan kartu namanya dari dalam tas dan memberikannya pada pria itu.

"Jadi namamu Hammy? Nama yang bagus," ucap sang pria sesaat setelah melihat kartu nama yang Hammy berikan.

Sebuah ucapan terima kasih Hammy berikan dengan pelan. Bayangan nyata dua orang wanita seusianya kini mulai muncul di hadapannya dan juga Sho. Matanya cukup terbelalak saat melihat banyaknya kantung belanja yang kedua wanita itu jinjing. Sekitar sepuluh kantung mungkin ada. Sepertinya sekarang ia sadar bahwa kedua wanita itu merupakan maniak belanja.

"Hei! Kau kenapa tidak ikut bersama kami berbelanja?" ucap Raptor dengan sedikit kesal.

"Sudah ku bilang, hari ini aku sedikit lelah karena persiapan lomba murid-muridku," balas Hammy.

"Ah! Teman-temanmu sudah di sini. Kalau begitu, aku pergi dulu ya? Mata ne, Hammy-san!" ucap Sho yang kemudian berlalu begitu saja.

"Eh? Dare ano hito wa?" tanya Mika.

Itsumo, Kimi deWhere stories live. Discover now