Buat chapter ini adem ayem aja dulu ya, buat chapter selanjutnya nanti bakal kasih sedikit konflik. Kalau tiap chapter berkonflik, bisa pusing saia.
Happy reading!
Author POV on
"Sayang, ini semua bener?" Tanya Irene pada Agatha.
"T-tata gatau bun"
Irene membuang nafas nya kasar. Irene tidak percaya dengan apa yang genggam nya sekarang.
Setelah Haechan mengintrogasi Agatha di kamar nya, Haechan keluar dari kamar nya menuju kamar Irene dan memberikan kertas yang ia bawa dari rumah sakit pada Irene.
Pertama-tama jelas Irene terkejut, ia tidak percaya bahwa Agatha menderita ini semua. Tapi Irene mencoba untuk berbicara pada Agatha, untuk memastikan itu semua.
"Maafin bunda ya, bunda gatau kalau kamu kaya gini" Irene memeluk Agatha, sedangkan Agatha hanya menangis di pelukan Irene.
"Tata harus gimana bun?"
"Nanti kita bilang ke ayah ya, soalnya kedepannya biar bunda sama ayah yang diskusiin" Agatha mengangguk dalam pelukan Irene.
Kertas yang Haechan tunjukan pada Agatha dan Irene adalah laporan hasil lab yang menyatakan bahwa Agatha menderita leukimia, Haechan mendapatkan itu saat ia berbicara dengan dokter yang menangani Mark sekaligus Agatha di rumah sakit.
Karena Haechan tipe orang yang tidak menyerah untuk tahu dengan apa yang membuatnya tidak nyaman, Haechan memaksa dokter nya untuk menceritakan semua nya pada dirinya.
"Kamu istirahat aja ya, jangan kecapean. Kalau kamu laper panggil bunda aja, bunda bakal bikin makanan yang beda buat kamu, buat kesehatan kamu juga ya"
"M-makasih bunda"
"Iya sayang"
Irene melepaskan pelukannya dan membiarkan Agatha untuk beristirahat di kamar nya, sebelum itu Irene tidak lupa untuk menutup pintu kamar Agatha.
Irene masuk ke dalam kamar nya dan terus menatap kertas yang ada di tangannya.
Kenapa cobaan datang secara bertubi-tubi? Masalah dengan Mark dan yang lain saja belum selesai, sekarang sudah di tambah dengan pernyataan tentang Agatha.
Irene mengambil ponselnya yang berada di atas nakas dan membuka room chat nya dengan seseorang.
Irene
Yah, nanti pulang jangan kemana-mana
Bunda mau bicara penting
Setelahnya Irene menaruh ponsel nya di tempat asal dan menyimpan kertas hasil lab agatha di laci nakas nya.Skip.
Sekarang sudah lewat setengah jam kepulangan kantor Suho, Irene terus menerus mencoba menelfon Suho tetapi tidak ada jawaban dari sang pemilik ponsel.
"Hhh, ayah kemana si" Gumam Irene sembari mondar-mandir di depan pintu masuk menunggu Suho.
Tidak lama dari itu, Irene mendengar suara pagar di buka. Irene melihat mobil sedan hitam yang baru saja masuk ke dalam halaman rumah nya, itu mobil Suho.
Suho memarkirkan mobilnya di garasi dan segera menghampiri Irene yang terlihat panik.
"Kenapa bun? Ada apa?" Tanya Suho yang baru saja datang.
"Bunda mau ngobrol tapi jangan disini" Irene mengambil tas kerja Suho dan membawa nya masuk, Suho hanya mengikuti Irene sampai mereka masuk ke dalam kamar mereka berdua.
"Sebenernya ada apa bun?" Irene membuka laci nakas nya dan mengambil kertas yang membuat nya khawatir terhadap Agatha.
Irene memberikan kertas nya pada Suho yang langsung di terima oleh Suho. Suho membaca kertas tersebut dengan seksama sampai akhirnya Suho buka mulut. "L-leukemia? K-kim Agatha?" Kertas tersebut terlepas begitu saja dari tangan Suho.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Family || NCT dream
Fanfiction[COMPLETED] Definisi keluarga medium, ga selalu bahagia dan ga selalu sedih. Start : 18 Juli 2020 End : 29 Januari 2021 ©Naversbe, 2020.