END

1K 40 2
                                    

Setiap Vela hendak berangkat bekerja pasti ia sangat bersemangat. Lebih tepatnya semenjak tiga hari yang lalu ketika ia mendengar suara mirip kekasihnya itu. Setiap datang dikantor ini ia berharap akan kembali bertemu dengan orang itu lagi.

Tapi selama itu pula ia tidak pernah bertemu dengannya untuk yang kedua kali. Jangankan bertemu, mendegar suaranya saja ia tidak. Entah kenapa ia sangat antusias walaupun ia tidak yakin kalau itu benar-benar dia.

Ah.. Hanya memikirkannya saja sudah membuat Vela uring-uringan.

Beralih dari itu, sekarang Vela sedang mengerjakan tugas yang memang harus ia kerjakan. Perusahaan ini akan membuat proyek besar yang membuat semua pekerja disini sangat sibuk, tak terkecuali Vela sendiri. Tugasnya sangat menumpuk saat ini, sepertinya ia akan lembur.

Hari semakin gelap, tapi pekerjaannya belum selesai sejak tadi. Ia bahkan tidak tau masih ada orang atau tidak dikantor ini karena Vela sejak pagi hanya berdiam diri diruangannya. Vela harus segera menyelesaikan tugasnya saat ini juga.

"Ahhh, Akhirnya selesai juga" ujar Vela puas sambil merenggangkan ototnya. Seharian duduk dengan menatap laptop sangat menyiksa.

Ia melihat jam tangan dilengan kirinya, ternyata sudah hampir jam setengah sepuluh malam. Ia bergegas merapikan peralatannya, lalu hendak segera pulang karena ia benar-benar sangat lelah hari ini.

"Eh kok gelap" ucap Vela ketika ia membuka pintunya. Ia terkejut ketika melihat kantor ini gelap gulita.

Apakah mati lampu? Jika benar kenapa ruangannya tidak?

Ruangan Vela yang satu-satunya terang. Vela semakin dibuat bingung dengan ini semua. Bagaimana bisa?

Merogoh saku celananya, ia mengambil ponselnya lalu menyalakan flash guna menjadi alat penerang.

Berjalan hati-hati hanya dengan flash hp-nya yang tidak begitu terang. Tidak dipungkiri jika Vela sangat takut saat ini. Bagaimana tidak? Ruangan sebesar ini sangat gelap, bahkan Vela tidak tau akan sanggup keluar gedung ini tau tidak.

"Mama, takutt. Gelap bangett" rengek Vela bergetar. Rasanya ia ingin menangis saat ini. Ia juga merutuki bosnya yang memberi tugas dengan tidak manusiawi sehingga membuatnya terkurung diruangannya sampai malam.

Tapi ia sudah pernah lembur bahkan lebih malam lagi dari ini, namun saat itu semuanya baik-baik saja. Kantor masih terang dan masih banyak orang yang berlalu-lalang. Tapi kenapa sekarang sangat berbeda?

Vela berjalan dengan perlahan sambil terus merapalkan doa. Baru beberapa langkah tapi rasanya Vela sudah tidak kuat, sekujur tubuhnya merinding.

Yang ia takutkan adalah jika ia melihat sosok yang tidak ingin ia lihat.

Menghembuskan napas panjang dengan menguatkan diri. Mencoba berjalan lagi. Vela merasa sedang uji nyali saat ini.

Grep!

"AAAAAA, LEPASIN GUE. TOLONGGGG! MAMA TAKUTTT, TOLONGGIN GUEE. LEPASSINNN" Teriak Vela histeris ketika ia merasa ada seseorang yang tiba-tiba memeluknya dari belakang. Bahkan ponsel yang menjadi alat penerangan satu-satunya pun sudah terjatuh entah kemana.

Bukannya melepaskan, sosok yang memeluk Vela tadi malah menguatkan pelukannya kepada tubuh gadis itu, hal itu membuat Vela tambah ketakutan.

"AAAA, TOLONG LEPASS, MAAFIN GUE, HIKS, GUE GA GANGGU KALIAN, GUE MAU PULANG, HIKS, HIKS" Teriak Vela sambil menangis. Ia sangat ketakutan sekarang, jadi ia tidak bisa sok berani lagi karena akhirnya ia akan menangis.

"Jangan takut"

Tubuh Vela yang tadinya bergerak minta dilepaskan pun membeku. Tubuhnya kaku.

Suara itu lagi.

[✔] My Only One Where stories live. Discover now