Part 20

3.3K 526 55
                                    

"Alice mengatakan bahwa jane pergi ke rumah neneknya petang kemarin."

Victor segera menoleh kepada Jake yang baru saja bersuara. Ia mengangguk kepada Jake.

"Jadi apa rencana selanjutnya?" Tanya Jimmy.

"Jake harus menyatakan perasaannya kepada Alice." Kata Rosie.

Jake tersentak.

"Aku? Mengapa aku? Hey! Itu terlalu cepat!" Kata Jake. Ia baru saja mengenal Alice, tidak mungkin ia langsung menyatakan perasaannya dalam waktu dekat. Alice akan menganggapnya pria seperti apa nantinya.

"Apa aku berkata bahwa kau harus mengatakannya sekarang?" Tanya Rosie. Jake menggelengkan kepalanya.

"Maka dari itu dekati Alice! Habiskan waktu bersamanya. Jika kalian sudah dekat, katakan perasaanmu. Itu tidak akan memerlukan waktu yang lama karena alice mudah untuk didekati." Sambungnya.

"Lakukan itu jake! Semakin cepat kau dekat dengan gadismu itu, semakin cepat juga jane menjadi milikku." Suruh Victor.

Jake menghela nafasnya. Jika Victor sudah berbicara maka harus dilakukan, jika tidak maka dirinya harus siap kehilangan kepalanya.

"Kurasa jika kau mendengar ini, kau akan sangat kesal." Ujar Jake.

Victor, Jimmy, dan Rosie serentak menoleh kepada Jake.

"Alice bercerita bahwa kedua pangeran di kerajaannya itu menyukai Jane." Kata Jake.

"Kau sungguhan!?" Tanya Rosie dengan raut wajah terkejut.

"Untuk apa aku berbohong!? Alice yang mengatakannya sendiri kepadaku." Kata Jake.

Jimmy menoleh kepada Victor yang hanya diam tanpa mengeluarkan suara. Wajahnya memerah serta nafasnya memburu.

"Tenangkan dirimu, vic. Kita tidak tahu jane menyukai salah satunya atau tidak." Kata Jimmy.

"Jane sedang tidak menyukai siapapun. Kau hanya harus membuatnya terkesan dan ia akan jatuh hati kepadamu." Kata Jake. Ia dengan cepat mengatakan itu, jika tidak mereka semua akan terkena amukan Victor.

"Kau dengar itu bukan!? Kita harus mencari tahu jane sedang menyukai seseorang atau tidak, lalu memikirkan rencana selanjutnya untukmu." Kata Rosie.

Victor terdiam mencoba mencerna perkataan Rosie. Ia menghela nafasnya guna mengurangi amarah dalam tubuhnya. Dengan perlahan ia mengangguk, mengiyakan perkataan Rosie. Ia tidak boleh bertindak gegabah, jika salah satu langkah saja, maka Jane akan jauh darinya.

Suara pintu terbuka menampilkan Tessa dengan seorang gadis dibelakangnya.

"Paman meminta mu untuk menemani putri Millie mengelilingi istana." Beritahu Tessa.

Victor kembali menghela nafasnya. Ia lelah dengan sikap ayahnya. Sudah jelas ia penolakan yang ia tunjukkan kepada ayahnya itu, namun ayahnya itu tetap tidak jengah untuk mendekatkan dirinya dengan putri Millie. Hatinya sudah milik orang lain, sudah terkuci dan Jane lah yang memiliki kunci hatinya itu.

"Bagus! Ayo! Aku juga ingin mengelilingi istana megah ini. Sudah lama tidak melihat istana ini secara keseluruhan." Sahut Jimmy.

Victor dengan segera menoleh kepada Jimmy dan melihat Jimmy tersenyum kepadanya, ia membalas senyuman Jimmy dengan seringai tipis. Jimmy menyelamatkannya.

"Terima kasih." Gumam Victor. Jimmy mengangguk.

"Ayo! Ayo, kita pergi mengelilingi istana." Ujar Jimmy.

Dengan paksaan Jimmy, semuanya pergi mengelilingi istana. Victor kali ini bersyukur memiliki sahabat seperti Jimmy.

»—Resplendence—»

Resplendence ✔Where stories live. Discover now