Part 11 ⚠

7.7K 742 17
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


...

Esoknya kerajaan Gorlewin mengadakan perayaan guna merayakan pengangkatan Victor sebagai raja baru di kerajaan Gorlewin.

Disepanjang jalan menuju istana dipenuhi oleh suka ria. Para rakyat menyambut dengan hangat pemimpin mereka yang baru. Berharap pada masa pemerintahannya, tidak ada lagi rakyat yang menderita.

Victor menghela nafasnya melihat lautan manusia di halaman istana yang sedang bersorak gembira. Beban dipunggungnya terasa semakin berat. Tepukan di bahunya membuat Victor menoleh dan menemukan ibunya serta Tessa dibelakangnya. Semua penghuni kerajaan di bawah pemerintahan Gorlewin yang merupakan keluarga besarnya sedang berkumpul disini.

"Kau pasti bisa melewatinya, sayang. Ibu percaya kepadamu." Kata Irena. Victor hanya tersenyum samar. Ia bahkan tidak tahu bisa melewati semua ini atau tidak.

"Jangan terlalu dipikirkan, hanya jalani saja. Kau akan terbebani jika terlalu memikirkannya." Sambung Irena saat melihat putranya hanya menatapnya.

"Satu pesan dari ibu. Jangan meremehkan seseorang. Kau seorang raja sekarang, kau harus bisa menghargai seseorang." Kata Irena sambil mengusap pipi putranya dengan penuh kasih sayang.

Victor hanya mengulas senyum tipis. Irena meninggalkan Victor diikuti oleh Tessa.

"Tessa!" Panggil Victor.

Irena dan Tessa berhenti. Irena mengisyaratkan Tessa untuk tinggal. Bohong jika ia tidak tahu ada yang tidak beres dengan kedua saudara itu. Ia tidak ingin campur tangan, keduanya sudah dewasa pasti bisa menyelesaikan semuanya.

"Ada apa kak?" Tanya Tessa.

"Apa-apaan itu? Sejak kapan kau memanggilku kakak? Panggil aku seperti biasa!"

"Kau kakak sepupuku. Usiamu bahkan enam tahun lebih tua dariku. Aku memang seharusnya memanggilmu kakak." Jawaban Tessa membuat Victor terdiam.

"Tetap saja, panggil aku seperti biasa! Kita sudah menyepakatinya sejak kecil." Kata Victor. Dipanggil kakak oleh Tessa, memperjelas bahwa gadis itu sangat kesal kepadanya.

"Katakan saja ada apa? Aku harus menemani kak selina" Tanya Tessa.

"Aku meminta maaf." Victor menatap Tessa yang menaikkan sebelah alisnya sebelum melanjutkan perkataannya. "Aku sadar bahwa aku terlalu kasar kepadamu, aku meminta maaf untuk itu"

"Oh. Bagus jika kau sudah menyadarinya."

Victor tersentak mendengar jawaban Tessa. Ia kira Tessa akan menjawab 'aku maafkanmu', namun nyatanya jawaban Tessa itu jauh dari perkiraannya.

"Apa kau tidak memaafkanku?" Tanya Victor dengan hati-hati. Ia khawatir akan kembali membentak Tessa.

"Kau pikir luka dalam hati akan sembuh begitu saja ketika kau meminta maaf?" Tanya Tessa sarkas. Ia menggelengkan kepalanya.

Resplendence ✔Where stories live. Discover now