3. Mpok Dina

6.4K 1.1K 154
                                    

Sudah lama tidak bertemu yaw🥺 ada yang kangen akoh? Atau malah kangen kebangongan zaid and the geng beserta zaira yang meresahkan?

Jangan lupa sholawat, seperti kata almarhum Syekh Ali Jaber jangan tinggalkan ayat kursi di akhir sholatmu:)

1

2

3

Cekidot...

•••

Kerjaan kantor yang menumpuk serta karyawan yang gila membuat Zaid ingin pergi saja membeli otak agar ia bisa menyumbangkan otak itu kepada karyawannya yang meresahkan terutama Legi.

Hari sudah gelap tetapi Zaid masih saja berkutat dengan berkas-berkas karena besok mereka akan melakukan mitting di pagi hari dan Zaid tau jika ia sudah berjumpa dengan pacar pertamanya yaitu kasur, jangan diharap mata itu akan tetap terbuka. Langsung molor pasti.

Dengan mata yang berat Zaid mencoba tetap fokus pada pekerjaannya hingga tak terasa jam dinding di dalam ruangannya sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Mbak Kunti dan Bang Ocong pasti sedang ngamen.

"Bismillah, tidak tergoda oleh setan yang berakhir gibah Ya Allah!" katanya yakin.

"Hilih, kelakuan aja mirip sertan sok-sok ngerendahin setan!" sindir seseorang membuat Zaid melompat kaget.

Zaid terdiam dengan keadaan siaga, kakinya sudah terbuka lebar bersiap berlari. Zaid menatap ruangannya yang kosong dengan seksama.

Dina memperhatikan Zaid dengan kening yang mengerut. Terlintas dipikiran Dina untuk mengerjai pemilik rumah yang sekarang menjadi tempat tinggalnya setelah bergelut dengan Mbak Kunti.

"Hik hik hik,"

Zaid berdiri tegak, ia mendengar suara aneh. Tapi ia berfikir sebentar karena terasa familiar dengan suara itu.

Tanpa sadar ia ingat bahwa suara itu mirip dengan suaranya waktu bengek.

"Itukan suara gue pas bengek, kok bisa bunyi padahal gue gak bengek!"

Zaid berpikir keras sedangkan Mbak Dina melotot kesal.

"Suara nangis ogeb bukan bengek! Gila kali lo setan cantik masih muda aduhai bengek, sangat tidhak esthetik zheyeng!" jawab Mbak Dina.

Zaid pun langsung berputar cepat dan mengarahkan pistol ke arah Mbak Dina padahal pistol itu adalah jarinya sendiri dengan keadaan jari manis serta jari kelingking menekuk.

"Dor!" ucap Zaid mencoba mengagetkan Mbak Dina.

Sedangkan Mbak Dina menatap Zaid horor, "Hahahah lucu!"

Hingga Zaid tersadar sepersekian detik kemudian bahwa yang di depannya adalan setan.

"WOI LO SETAN!" teriak Zaid tepat di depan wajah Mbak Dina.

"BIASA AJA KELES! KEK GAK PERNAH NGELIAT SETAN MASNYA!" jawab Mbak Dina sinis.

Zaid memandang Mbak Dina kesal, tapi seketika ia teringat dengan Mbak Ayu yang sudah tenang. Meskipun menyebalkan tak terkira Mbak Ayu adalah setan terlaknat yang selalu menghujatnya dan setan terbaik yang selalu menamparnya dengan kata-kata yang benar.

"Oi!" panggil Mbak Dina heran melihat Zaid yang tiba-tiba saja termenung.

"Woii!! Lo kesambet apaan? Setan mana yang mau masuk di badan lo?" tanya Mbak Dina heran karena Zaid sudah terkenal di dunia setan dengan goblok yang murni pemberian Tuhan.

"Apaan sih Mbak!" jawab Zaid yang akhirnya sadar.

"HAA?? WHAT?? MBAK?" teriak Mbak Dina heran.

Family Gaje III - Ending [ End ]Where stories live. Discover now