Epilog

4.6K 889 73
                                    

Assalamu'alaikum, yeyyy akhirnya epilog. Maaf lama gaes😂 jangan lupa istighfar seperti biasa dan sholawat Nabi. Jangan lupa Al-Kahfi juga ya🥰🤗

1

2

3

Jangan di tiru, ada kekerasan yang tidak baik. Jika masih di bawa umur silahkan get out. Oke siap hayuu

Zaidan Maliki Ibrahim, terlahir di keluarga super duper gaje dengan Papa yang bernama Zaid serta Mama yang bernama Shira. Tak lupa kakak yang sudah terlatih oleh Oom Bagas mereka.

"Oom kalau orang berisik itu gimana? Zaira kesel denger orang berisik Oom!" adu Zaira kepada Bagas.

Mereka sedang ditugaskan untuk menjaga Zaidan yang kini sudah berumur tiga bulan. Wajahnya yang seperti duplikat Zaid itu membuat mereka yang memandang tentu saja terpana.

"Emang siapa yang berisik?" tanya Bagas kepada Zaira dengan ekspresi kepo.

"Orang, berisik. Zaira sebel!"

Bagas hanya angguk-angguk kepala. Kalau dirinya, ada teman yang terlalu berisik Bagas akan meletakkan  telapak tangannya di atas wajah temannya itu. Dan cara itu tentunya berhasil membuat temannya diam.

Bagas berpikir, mungkin Zaira bisa mengikuti cara yang ia lakukan.

"Gini Rot, Zairot buka telapak tangan lebar-lebar terus templokin ke muka orang yang berisik itu! Dijamin langsung diem dah!" jelas Bagas.

Zaira mengangguk paham. Zaira melirik adiknya yang tertidur lelap, lalu memandang Bagas.

Tiba-tiba saja Zaira berdiri dan berjalan mendekati Zaidan. Bagas memperhatikan, tetapi ia biasa saja ketika melihat Zaira yang duduk di samping adiknya.

Zaira menoel-noel pipi Zaidan yang gembul. Antara gemas dan geram. Dan karena gerakan tersebut membuat Zaidan terbangun lalu menangis.

Bagas yang awalnya fokus melihat diskonan yang ada di toko oren langsung saja menoleh ketika mendengar suara tangisan Zaidan.

Niat hati ingin mendekat dan menggendong Zaidan agar diam dan tertidur kembali. Tetapi insiden yang tidak terduga membuat Bagas tak bergerak seolah kaku.

Zaira dengan wajah polosnya menampol adiknya itu dengan tenaga yang lumayan membuat Zaidan kecil kaget dan menangis lebih keras.

Bagas kaget!

"LOH ZAIROT? KAMU KENAPA NAMPOLIN SEDAN SIH? TUHKAN SI SEDAN NANGIS!!" teriak Bagas.

Ternyata Zaid dan Shira sudah pulang dari supermarket. Zaid dan Shira segera masuk ketika mendengar teriakan Bagas serta tangisan anak mereka.

Zaid menatap Bagas, meminta penjelasan dibalik tragedi mengenaskan ini.

"GAS! ITU KENAPA ZAIDAN NANGIS?" tanya Zaid panik. Biasalah bapak-bapak.

Shira dengan sigap berjalan ke arah anaknya itu dan menggendong Zaidan. Shira mengayunkan pelan tangannya dan Zaidan pun kembali tenang.

Bagas menggeleng, ini bukan salahnya! Jangan salahkan dirinya atas semua ini!

"Bagas gatau, tiba-tiba aja si Zairot nampol si SEDAN!"

Zaid memandang anaknya. Tidak! Zaira pasti sudah terhasut oleh seseorang. Tapi siapa? Tidak ada orang lain yang bisa menghasut anaknya ini selain adiknya.

"Zaira, kenapa mukul Zaidan nak? Kan ini dede Zaira."

Shira bertanya dengan lemah lembut agar Zaira tidak merasa terbuli oleh Zaid dan Bagas.

Zaira memanyunkan bibirnya. " Tapi Oom bilang kalau orang berisik itu suruh tampolin telapak tangannya ke muka biar diem. Tadi Dede Zaidan nangis, kan berisik. Makanya Zaira kek gitu biar diem," jelas Zaira.

Dan tentu saja, Bagas yang mendengar hal itu merasakan hawa-hawa yang mulai terasa panas. Nyawanya seperti terancam sekarang.

"ZAIROT? ASTAGFIRULLAH ZAIROT! FITNES MULU SAMA OOM ROT!"

Bagas memegang kepalanya, tangan Zaid sudah terasa di puncak kepala Bagas. Bagas tau ini bukan menjadi akhir hayatnya. Tapi mungkin lebih ke simulasi.

"Adekku sayang, nanti mayatnya mau dianter pake kerenda atau JnT? JnT aja kali ya biar estetik," ucap Zaid dengan suara menyeramkan di telinga Bagas.

Bagas menggeleng, " Engga Bang, anter pake kereta kuda aja biar kek orang kerajaan. Muka Bagas kan udah cocok nih jadi –!"

"Jadi apa? Jadi apa kamu di kerajaan?"

Bagas menunduk pelan.

"Babu Bang, gak ada yang mau Bagas jadi raja. Makanya Bagas jadi babu aja,"

Zaid mengangguk paham.

"Jadi kuburannya mau ditaburin bawang goreng atau seledri Bagas?" tanya Zaid lagi.

Bagas ingin menangis rasanya. Abangnya cocok jadi ibu tiri Cinderella.

"Tabur uang aja Bang, biar Bagas jadi setan konglomerat disana!" sarannya.

Setelah mengatakan itu, ya nasib Bagas saat naas saat ia disuruh membasuhkan Zaira yang sedang boker.

"Oom ee Zaira wangikan?"

Ingin berteriak dan menunjukkan pada dunia kalau Bagas tidak sanggup.

BUNDAAAAA

•••

Kini di dalam kamar. Zaira dan Zaidan tinggal berdua. Shira menitipkan Zaidan kepada Zaira mengingat Zaira sudah tidak berani memukul adiknya.

Zaira cantik banget gambarnya, berbakat deh. Gambar lagi tapi ditempat yang kosong atau polos ya.

Lagi dan lagi perkataan Bagas terngiang-ngiang di kepala Zaira. Zaira lalu menatap wajah adiknya.

"Dede, mukanya polos. Kakak gambar ya," ujar Zaira langsung.

Shira yang sedang mengambil air hangat untuk mandi Zaidan tiba-tiba merasakan firasat buruk. Dengan segera Shira pergi ke kamar untuk mengecek.

Dan ternyata benar sekali. Shira berteriak karena kaget.

"AKHHHH!!"

Zaira kaget dan memandang mamanya yang berjalan mendekat.

Wajah Zaidan sudah dipenuhi tinta hitam ala-ala Zaira. Shira frustasi, Zaira ngikutin siapa sih? Pikirnya.

"Ya Allah nak, lagi ngapain?" tanya Shira dengan nada lirih.

Zaira menjawab sambil tersenyum.

"Lagi gambar di muka Dede, mukanya polos sih!" jelasnya.

Shira memijit kepalanya pelan, mulai cenat-cenut.

"Biar apa nak digambarin gitu?" tanya Shira lagi.

Dan lagi-lagi dengan polosnya Zaira menjawab. " Biar bagus Mama,"

Shira meratapi wajah Zaidan dengan frustasi. Lalu bergilir memandang Zaira dengan tatapan kesal tapi ia tahan.

Didikan siapa itu? Tentu saja didikan Oom Bagas tercinta.

E P I L O G

Sampai jumpa di extra chapture yaw🥰🤗

Family Gaje III - Ending [ End ]Where stories live. Discover now