ini cuma buat dia?

104 9 3
                                    

Rosa mengucek matanya yang sangat mengantuk. Kalau bukan kandung kemihnya yang penuh, ia tak rela menginjakkan kaki di lantai yang dingin itu meski pakai sandal berbulu. Ia dengan cepat ke kamar mandi, kesadarannya mulai terkumpul saat ia hendak membuka pintu kamar, terdengar suara api dari gas dan klontang-klontang dari arah dapur. Ia mengerutkan kening, berdebat apakah ia harus turun untuk memastikan siapa di bawah sana atau kembali ke alam mimpi, bertemu dengan super junior yang sangat ia sukai itu?

Rosa mendesah, menyesal melihat siapa yang sedang sibuk di dapur pada pukul tiga dini hari. Terlanjur bangun, ia berjalan ke arah pantry dapur dan mengambil gelas.

"Eh, kebangun lo?" tanya Kinan yang baru menyadari keberadaan adiknya.

Rosa memutar bola matanya lalu mengambil susu dari kulkas, ia melirik isi panci yang sedang dimasak oleh kakaknya itu. Puding cokelat? Pikirnya, lalu ia melihat di meja sudah ada kue bolu strawberry dan potongan segar buah yang sama di mangkuk lainnya. Ia mengernyit, sudah lama kakaknya itu tak membuat dessert ini sejak masuk SMA. Dessert kesukaan seseorang yang juga amat ia kenal.

"Bukannya udah ga suka Bang Oji lagi?" tanya Rosa datar. Nadanya tidak menandakan orang penasaran.

Kinan menghentikan gerakan tangannya, ia berdeham, "tanda terima kasih karena sudah pinjamin gue bank soal, emang salah?"

Rosa menggeleng, "siapa tahu udah baikan, lagian gue bosen yang main ke sini bang Chakra sama teh Lula mulu, kalau Bang Oji kan bisa main catur bareng,"

"CLBK dari Hongkong! Cinta aja kagak, gimana balikan!" Kinan mendesis jengkel membuat Rosa terkekeh sendiri.

"Gitu doang marah, udah ah gue mau tidur lagi, oh iya kak, skip belajar pagi ya, tadi sore udah berasap otak gue ngerjain tugas ipa." Kinan mengangguk cepat, tak ingin adiknya itu mengganggu, lebih baik Rosa cepat tidur.

"Oh iya, tolong cucikan gelas juga ya, kan nanti kak Kinan nyuci itu semua!" ujar Rosa lalu berlari ke kamarnya sebelum spatula kayu di tangan Kinan mendarat di rambutnya.

"ROSA!!" geram Kinan sebal. Nambah deh cucian dia!

***

Pak Irwan, satpam sekolah, tak heran melihat siswi berambut panjang itu sudah duduk manis di kursi tunggu pos satpam. Ia menyapa balik gadis itu dengan riang.

"Neng Kinan, bukannya bawa kunci kelas sendiri? Ngapain nongkrong di sini? Pos satpam kan masih dikunci," tanya pak Irwan bingung. Biasanya gadis itu akan berada di sini kalau meminta kunci ruang kelasnya atau sedang menunggu guru untuk diskusi pagi tentang apapun.

Kinan meringis, "nunggu temen pak,"

"Eh tumbenan, ya udah neng, bapak mau muter bukain ruang kelas ya, XI IPA 4 mau dibukain juga enggak?" tawarnya sambil memegang belasan kunci kelas itu.

Kinan mengangguk, "boleh deh pak, makasih ya!"

"Sama-sama neng, bapak muter dulu ya!" pamitnya dan dijawab senyuman.

Kinan melihat jam di tangan kirinya, memastikan kalau waktu ini seharusnya orang yang akan ia temui sudah datang. Beberapa siswa sudah memasuki gerbang dan melirik dia dengan tatapan bingung. Kinan hanya tersenyum kecil menyapa mereka. Akhirnya ia memutuskan untuk membaca novel harry potter the secret of chambers original bahasa Inggris yang sengaja ia bawa untuk mengisi waktu luang. Meskipun sudah kelima kalinya, ia tetap senang membaca kata demi kata yang dituliskan J.K. Rowling dengan magis itu. Ia sudah hampir di tengah buku saat suara yang ia tunggu terdengar samar. Kinan menoleh dan berdiri, menyipitkan matanya untuk memperjelas penglihatannya sekarang. Di dekat gerbang punggung lebar itu masih berbicara pada orang di belakang kemudi mobil hitam yang mesinnya masih menyala. Ranselnya hanya ditopang di bahu kanan.

"Iya pah, nanti aku naik angkot aja pulangnya,"

Lelaki itu perlahan mundur dan melambaikan tangan pada orang di belakang kemudi.

"Iya, papah hati-hati di jalan, santai aja gausah ngebut, bye!"

Saat berbalik, matanya langsung menangkap sosok kecil yang sedang berdiri dan menatap kearahnya dari pos satpam. Ia semakin yakin kalau gadis itu sedang melihatnya saat ia berjalan memasuki gerbang, gadis itu melambaikan tangannya dan memanggil namanya, nama yang hanya gadis itu tak ia koreksi.

"Kanda!"

"Kanda sini!"

Iya, Kanda Catur Wibisono sekarang berlari kecil menghampiri Kinan di pos satpam.

"Pagi Kanda!" sapa Kinan dengan senyum lebarnya. Kanda mengangguk, "pagi, kenapa manggil gue?"

Kinan tersenyum lagi dan mengambil paperbag yang tadinya ia letakkan di kursi tunggu. Kanda menaikkan satu alisnya, ada apa ini cewek ngasih sesuatu ke dia? Pagi-pagi banget lagi.

Saat Kanda hendak membuka mulut untuk protes, suara Kinan langsung membungkamnya.

"Kanda, gue minta tolong banget, ini gue titip kasihin ke Ojiㅡmaksud gue Zikra, gue ga bisa ngasih sendiri. Lo tahu kan kemarin OjㅡZikra tuh gue tampol, jadi dia pasti marah besar sama gue. Ga berani gue nanti diamuk, jadi gue titip ya, please," Kinan menarik tangan Kanda dan menyelipkan tali paperbag itu di genggaman jemari besar Kanda. Matanya menatap Kanda dengan memelas.

"Iㅡiya, oke." jawab Kanda, senyumannya yang hendak ia pamerkan, hangus begitu saja. Berbeda dengan Kinan yang menghela napas lega di depannya.

Gadis itu tersenyum, "gue ga tahu harus titip siapa lagi di IPA 1 karena pasti ga ada yang mau gue titipin masalah beginian. Makasih ya Kanda! Oh iya, I still owe you some money! Gue tetep bakal ganti kalau depositonya udah cair! I owe you a lot! Thank you Kanda! Gue ke kelas dulu ya!" Kinan menepuk-nepuk genggaman tangan Kanda lembut.

Kanda baru bisa mengerjapkan matanya saat sosok kecil Kinan menghilang di koridor sekolah. Ia menengok isi paperbag tersebut, buku yang kemarin Kinan bawa sambil berlari keluar kelasnya dan sebuah kotak makan transparan, berisi bolu strawberry dan puding cokelat. Baunya harum dan membuat ia menelan ludah. Satu, karena terlihat enak dan baunya menggoda, dua, karena dessert itu bukan untuknya, tapi untuk si ketua kelas, Zikra, tiga, kenapa dari puluhan anak XI IPA 1, kenapa Kinan memilih menunggunya datang ke sekolah dan titip ini padanya? Empat, kenapa ia terdengar seperti orang kecewa? Bahkan mengobrol dengan Kinan sebagai teman saja belum? Apalagi, ia bersikap dingin pada gadis itu, dan juga, masa ia menaruh hati pada Kinan, dia baru berapa minggu ada di sekolah ini, ya meskipun Kinan cantik dan senyumnya manis, tapi masa sih, ia suka Kinan? Kenapa ia kecewa ya?

Você leu todos os capítulos publicados.

⏰ Última atualização: Jan 16, 2021 ⏰

Adicione esta história à sua Biblioteca e seja notificado quando novos capítulos chegarem!

Lari lebih cepat Kinan, Kanda jalan santai saja kamu bisa ketangkap!Onde histórias criam vida. Descubra agora