Kinan akan melakulan apa saja, asal nilai Kinan naik

116 11 2
                                    

Setelah mengantar Rosa di sekolah SMP-nya, ayah mengantar Kinan hingga pintu gerbang. Gadis yang tiga bulan lagi menginjak usia 17 itu tanpa malu mencium kedua pipi sang ayah untuk berpamitan.

"Ayah doakan Kinan ya, hari ini mau latihan lari minta ekstra jam sama pak Bambang, semoga rekor Kinan bertambah cepat!" ujarnya dengan senyum lebar hingga kedua lesung pipi nya terlihat jelas.

"Tentu saja ayah selalu mendoakan Kinan, tapi jangan sampai sakit loh!" nasihat ayah dan dibalas anggukan mantap.

"Ya sudah, ayah hati-hati ya nyetir ke kantornya! Gak usah jemput, nanti Kinan pulang sama Chakra sama Lula!"

"Iya sayang, sana masuk kelas!" perintah ayah yang berjalan menjauh.

Bukan hal yang asing bagi warga sekolah Garuda Nusantara melihat perempuan berbandana putih itu berpisah pagi dengan ayahnya. Siapa yang tidak mengenal Kinanti Putri Sadewa, siswi teladan dan peringkat tiga besar berturut-turut tiap semester. Gadis berlesung pipit indah itu selain dikenal sebagai Kinan XI IPA 4, julukan yang paling diketahui siswa lain adalah Kinan ambis, Kinan yang cerewet, Kinan FK UI. Ya, sejak pertama memakai seragam putih abu-abu, gadis itu mendeklarasikan diri untuk menjadi calon mahasiswa fakultas kedokteran Universitas Indonesia. Bahkan penjaga kantin pun tahu kalau Kinan ingin menjadi mahasiswa UI, khusunya kedokteran.

"Kintul!!" panggilan khas itu membuat langkah Kinan melambat. Suara lelaki yang ia kenal jelas. Sosok jangkung itu kemudian sudah berjalan di sampingnya. Kinan mendongak sekilas dan tersenyum kecut.

"Yaelah neng kintul, masih pagi udah kecut amat tuh muka!" goda lelaki yang juga memiliki lesung pipi itu.

Kinan menyipitkan mata dan mendongak pada lelakit itu, "Guntoro Adi Wiguna, bisa ga sih lo ga ganggu gue? Mood baik pagi gue tuh cocok banget buat belajar tahu!" omelnya kesal.

"Kintal-kintul, lo itu harusnya seneng, pagi-pagi gini udah disamperin pangeran, bukannya malah belajar, dih!" balas Guntoro lalu menyentil dahi Kinan dan berjalan lebih dahulu dengan cepat.

"Aw sakit tahu! Awas ya lo bikin gue amnesia! Semua pengetahuan yang gue pahami bakal hilang!" seru Kinan lalu mulai mengejar penghuni kelas tetangganya itu.

"GUNTORO IH!" seru Kinan jengkel.

"Kata Andre lo ngeluh mulu ga bisa lari, nih gue kasih latihan lari pagi ekslusif!" ejek Guntoro dan menambah kecepatan kakinya. Tentu saja hal itu mudah baginya, Guntoro merupakan salah satu atlet lari andalan sekolah dan juga kapten tim sepakbola.

Setelah belokan pertama di lorong, napas Kinan mulai sengal, pandangannya buram dan kecepatan kakinya tak bisa ia kendalikan. Kinan mengerjapkan mata, ada beberapa orang di depannya sedang berjalan dari lorong berlawanan.

BUGH!

Tabrakan itu tak terelakkan. Kinan menumbuk punggung bidang yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Kemudian jeritan perempuan dan caci-maki terdengar.

"AKKKK!!" teriakan seorang wanita yang ternyata ada di depannya. Kinan sendiri hampir saja tersungkur jika sepasang lengan gagah itu tak menangkapnya.

PLAK!

"KANDA LO TUH KENAPA SIH?! KOPI GUE TUMPAH! TAS GUCCI GUE BASAH!!! POKOKNYA UANG JAJAN LO BULAN INI BUAT NYUCI TAS GUE!" teriak perempuan berambut panjang yang baru saja menggeplak kepala si lelaki.

Kanda melepaskan gadis yang ada di dekapannya dan mengusap kepalanya yang cenat-cenut. Krystal kalau mukul itu tenaganya ga main-main, heran masih banyak cowok yang mendekati kakak keduanya itu. Padahal tatapan matanya seperti nenek lampir.

Lari lebih cepat Kinan, Kanda jalan santai saja kamu bisa ketangkap!Where stories live. Discover now