Chapter 31

961 118 72
                                    

"Apa lagi yang kau ingin kau tahu?"

"Sihir Axlvy."

Anvayz sedikit gelagapan saat Snape bertanya seperti itu, sungguh dia tidak ingin membuka rahasia keluarga Axlvy lebih banyak atau Dad akan membunuhnya. "M-Mungkin saatnya kau bercerita tentang kisahmu, Sev. Aku sudah banyak bercerita, tenggorokanku kering." katanya mengalihkan pembicaraan, tapi Snape malah menggelengkan kepalanya.

"Tidak, aku akan bercerita jika kau selesai dengan ceritamu." kata Snape dingin.

"Apa maksudmu tidak?! Aku sudah banyak menceritakan tentang kisahku!" balas Anvayz berang.

"Kau bilang 'Hanya sedikit rahasia keluarga axlvy', ku tebak itu belum ada seperempatnya." elak pria itu.

"Bagaimana jika kisahku bertemu dengan Harry?" bujuk Anvayz agar Snape mengalihkan pembicaraan.

"Belum tertarik." Snape bersikukuh, tak mau mengalah.

"Yasudah kalau begitu aku juga belum tertarik untuk menceritakannya." Tegas Anvayz, membuat Snape menghela napas panjang. Sungguh gadis itu benar-benar keras kepala!

"Baiklah kita lupakan sementara tentang itu, lalu kita akan melakukan apa sekarang?" tanya Snape mengalihkan topik yang tidak ingin dibahas oleh Anvayz.

"Berkeliling?" usul Anvayz, "Kau sudah berpakaian sangat rapi, masa hanya berdiam di kamar ku."

Snape menggeleng, "Malas. Sudah hampir malam. Kau saja belum mandi." ejeknya, membuat Anvayz menggembungkan pipinya kesal. "Jangan seperti itu, aku semakin gemas! Lebih baik kau segera mandi dan lanjutkan tugas musim panasmu. Aku akan menunggu di sini."

Anvayz mengernyit, "Bagaimana kau tahu jika aku sedang mengerjakan tugas musim panas?"

"Saat aku masuk ke kamar mu, perkamen-perkamen itu berserakan di mana-mana. Lalu aku rapihkan dan aku letakkan di meja belajar mu." terang Snape, mengerling ke arah tumpukan perkamen.

"Astaga! Perkamen ku memang sebelumnya di letakkan di meja belajar, pasti Heus membangunkanku dengan ancaman akan menghamparkan perkamen-perkamen itu! Akan ku hajar dia, awas saja!" berang Anvayz seraya mengambil pakaian ganti dan masuk ke kamar mandi, pria itu hanya tertawa kecil.

30 menit kemudian Anvayz keluar dengan pakaian yang sudah rapi, hanya rambutnya saja yang masih basah. "Sudah selesai?" tanya Snape saat Anvayz keluar sambil mengeringkan rambut.

"Belum." balas Anvayz

Pria itu mengernyit, "Lalu kenapa keluar?"

Anvayz memutar bola matanya malas, "Tentu saja aku sudah selesai, Severus! Pertanyaan mu sangat-sangat tidak berbobot."

Snape mendengus kasar, "Aku hanya bertanya."

"Aku ingin melanjutkan tugas ku, kau ingin membantu?" tanya Anvayz saat sudah duduk di kursi dengan nyaman yang berhadapan dengan meja belajarnya.

Pria itu bangkit dari sofa dan menghampiri Anvayz, "Tentu saja,"

Anvayz memutar kursinya dan menatap Snape berbinar, "Benarkah?!" tanya nya Antusias.

"Tentu saja Tidak." Snape mengulang perkataannya sambil meletakkan kedua tangannya di lengan kursi Anvayz, membuat wajah mereka sangat dekat.

Anvayz murung, dia mengerutkan bibir dan menggembungkan pipinya kesal, gadis itu kira kekasihnya ingin membantu dia menyelesaikan tugas yang menjengkelkan itu. Tidak susah, tapi hanya menjengkelkan karena membuang waktu libur musim panasnya. "Tak apa, aku tak butuh bantuanmu-"

Cup.

Ucapan Anvayz terpotong kala Snape mengecup bibirnya lembut, sedikit melumat sebenarnya. "Tapi sepertinya aku bisa meningkatkan semangatmu dengan memberi itu. Jika kurang, katakan saja. Dengan senang hati akan kutambah." kata Snape lembut dan tersenyum manis, membuat amarah Anvayz hilang seketika dan digantikan wajah yang merah merona.

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang