Chapter 45

868 90 107
                                    

"Dari mana saja kau, hm?" ucap Heus saat si kembar mencegat Anvayz memasuki Great Hall. Tidak peduli mereka berada di tengah-tengah pintu ganda dan bisa ditatap siapa saja yang lewat.

"Dan sweater siapa yang kau pakai? Aku tidak ingat kau memiliki sweater yang seperti itu." timpal Zeus.

Anvayz yang merasa malu karena mereka benar-benar berada di tempat terbuka, siapa saja bisa mendengar percakapan mereka. Dia pun menarik Heus dan Zeus keluar Great Hall, "A-aku semalam tidur di..."

"Di...?" tanya Heus dan Zeus tak tertahankan.

"Di kamar Severus... Dan ini sweaterny—"

"WHAT THE NAME OF MERLIN ARE YOU DOING VAY?!" teriak Heus dan Zeus bersamaan. Anvayz bersumpah para manusia yang berada di dekat pintu ganda Great Hall bisa mendengar teriakan itu. Gadis itu kembali menarik Heus dan Zeus menjauh ke koridor kosong.

"Kakak kembarku yang hebat, membantu Adiknya menyelesaikan masalah dengan cara berteriak agar seantero Hogwarts tahu apa yang ku lakukan." sinis Anvayz, jelas kesal.

Heus dan Zeus tidak mempedulikan ucapan Anvayz, "Kami akan melaporkan kepada Dad, tapi itu urusan belakangan. Yang ingin ku tanyakan adalah, kau sudah melakukan gaya apa saja?" itu Heus.

Anvayz langsung membulatkan matanya dan menjitak Heus keras, membuat sang empunya meringis kesakitan. Gadis itu ingin menjitak Zeus tapi Zeus angkat tangan, tanda bahwa dia tidak ikut campur dalam ucapan Heus barusan.

"Aku tidak melakukan apapun dengannya, bodoh. Sudah ku bilang aku hanya tidur di kamarnya. Lagipula aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan!" Anvayz menarik napas, "Dan dia tidur di kantor!" sambung gadis itu saat melihat mulut Zeus terbuka, tahu apa yang ingin ditanyakan oleh Kakaknya.

"Kenapa kau tidur di sana?" tanya Heus lagi.

"Harry bilang jika kau tidak ada di ruangan pria itu." sambung Zeus.

Anvayz menghela napas kasar, "Aku hanya mencoba untuk tidur tenang, dan aku tertidur di sofanya. Lalu dia membawaku ke kamarnya sementara dia kembali ke kantor dan mengoreksi Essay. Harry tidak melihatku karena aku menggunakan sihir itu semalaman agar hanya Severus saja yang melihatnya."

Kali ini Heus dan Zeus yang membulatkan matanya. Heus menoleh ke kanan dan ke kiri sebelum melanjutkan ucapannya, "Dia itu Pelahap Maut, Vay. Kau memberi tahu sihir Axlvy kepadanya?!"

"Aku mempercayainya, hubungan kami sudah membaik dan dia sudah menjelaskan hal yang sempat menjadi konflik itu kepadaku."

"Aku akan menjelaskan hal itu kepada kalian dan Arxeuz nanti. Musim panas." sambung suara bariton khas di belakang kembar Axlvy, mereka bertiga terkejut.

Ternyata Snape datang mencari Anvayz ke luar Great Hall karena tidak melihat atensi gadisnya, padahal seharusnya mereka memasuki ruangan pada saat yang hampir bersamaan.

"Untuk sihir Axlvy, aku bisa menjaga rahasia itu dengan baik." lanjut Snape.

Zeus menaikkan satu alisnya, "Apa jaminan jika kau akan menjelaskan dan menjaga kedua hal tersebut?"

"Mudah saja, kau bisa membunuhku." jawab Snape datar, seakan-akan kematian adalah hal yang umum.

'Tanpa kau meminta pun aku akan membunuhmu jika melanggar ucapanmu." cicit Heus yang mendapat hadiah tatapan tajam dari Anvayz.

"Bisakah kalian berdamai dan membiarkan hubunganku dengan Severus tenang?!" raung Anvayz, beruntung koridor yang mereka tempati kosong.

"Kami hanya ingin menjagamu, Vay." kata Heus.

"Yeah, kau perempuan Axlvy dan satu-satunya Adik kami, tentu kami harus menjagamu." sahut Zeus.

"Terimakasih sudah menjaga Adik kalian, tapi akan ku pastikan dia aman bersamaku." Snape menggeram, "Sekarang, izinkan Adik kalian masuk ke Great Hall dan memulai sarapannya. Dia belum makan dari kemarin."

Love but PrestigeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang