14 -- Mimpi Belaka / Pertanda?

27K 1.5K 78
                                    

I'm back...

Doain semoga seterusnya bisa update konsisten gini yah...

And don’t be a silent reader, okey? Hargai karya penulis dengan vote dan comment, thankyouuu *ala-ala dijah yellow* wkwkwk

Okeee, happy reading ….

==========================================================

Eva POV

“Saya terima nikah dan kawinnya Evani Juliana Atmodjo binti Harris Atmodjo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai.”

“Bagaimana saksi?”

“TIDAK SAH!! HENTIKAN SEMUANYA!!” teriak suara seorang wanita dari arah pintu.

Aku, Rayhan, keluarga dan seluruh tamu yang hadir dibuat terpana oleh hadirnya wanita itu. Wajahnya tak dapat kulihat dengan jelas, samar. Siapa wanita ini? Berani-berani nya Ia menghentikan proses akad nikah ku.

Ia berlari masuk dan menarik paksa tangan ku agar berdiri, kekuatan nya begitu besar hingga aku tak sanggup melawan.

Wanita itu kemudian menampar pipiku berulang kali, menarik sanggul rambutku hingga berantakan, membenturkan keras-keras kepalaku ke tembok. Kulihat tak ada seorangpun yang berniat membantuku lepas dari wanita gila ini. Mereka hanya melihatku dengan tatapan kasihan, begitu pula dengan Rayhan.

“Jangan ambil dia! Dia milik gue!” teriak wanita itu sambil masih terus menganiayaku.

“Perusak kebahagiaan orang! Gara-gara lo gue harus kehilangan Rayhan!! Arrggghh…”

“Ka..mu..sia..pa?” tanya ku dengan suara lemah. Suaranya… aku mengenal suara nya, terdengar familiar ditelinga ku, seperti suara… seperti suara Eza… tapi aku tak bisa melihat dengan jelas wajahnya, mata ku kenapa tiba-tiba Rabun, sih?!

“Pergi jauh, Eva!! Jangan rusak kebahagiaan gue! Dia milik gue!!” teriak nya lagi tanpa menjawab pertanyaanku.

Aku hanya bisa menangis menahan sakit disekujur tubuhku, tindakannya begitu anarkis, aku tak mampu melawan nya. Kemana semua orang? Mengapa tak ada satupun yang membantu ku?

“PERGI, EVA!! JANGAN AMBIL DIAAAA... !!!”

“Hah... hah... hah... ” mataku terbuka lebar, diikuti napas yang masih berkejaran. Aku langsung tertuduk dan mataku mengecek sekeliling, ternyata aku dikamar, jadi tadi cuma mimpi?

“Astaghfirullah, mimpi apa gue, serem banget… ” ujar ku mengelus dada.

Ceklek.

Mama masuk kedalam kamar ku sambil menghidupkan lampu kamar.

“Kamu udah bangun? Ayuk sholat subuh trus siap-siap di make-up,” ujar nya menghampiriku yang sudah terduduk di kasur.

Aku hanya menatap nya dengan wajah penuh ketakutan, seraya meringkuk memeluk lutut.

Mama segera mengangkup wajahku khawatir, “Kamu kenapa?”

Aku menangis, “Ma, Eva takut…” ujarku dengan suara bergetar.

Mama menggenggam tanganku yang gemetar, “Eva takut kenapa, sayang?” tanya nya ikut sedih melihatku.

“Takut...” jawabku seraya memeluk Mama dan menenggelamkan wajahku dibahu nya.

“Ada mama disini, jangan takut.” Mama mengelus punggung ku penuh sayang.

“Eva mimpi buruk, Ma,” ujar ku dalam isakan. Bahkan lemas tubuhku dan gemetar ditanganku masih kurasakan.

Our HopeWhere stories live. Discover now