6 -- Familiar

34.3K 1.7K 31
                                    


Flashback mode : ON

Kriingg.... Kriinggg..

Telepon di meja kerja Kenan berbunyi. Ia pun menghentikan kegiatan nya lalu mengangkat gagang telepon.

"Hallo.... Kenan Wahyu Atmodjo. Dengan siapa ini?"

"Hallo, ini Tante Gianna, Ken. Bisa bicara sebentar?" Kenan sedikit bingung, tumben sekali Tante Gia menelepon nya di jam kerja begini.

"Oh, Tante Gia. Ada apa, Tan?"

"Kamu besok sibuk ngga, Ken?"

"Emm..." Kenan menimbang-nimbang sejenak, sambil mengingat agenda nya besok. Dan sepertinya tidak ada meeting penting. "Kayaknya ngga, Tan. Memang nya kenapa?"

"Tante mau minta tolong, boleh ngga?"

Kenan mengernyit. "Minta tolong apa, Tan?"

"Kamu kan yang paling dekat dengan Evani, Tante mau minta tolong kamu membujuk dia. Kalau dia masih ngga bisa dibujuk, terpaksa kita buat rencana."

"Rencana?" Kenan tidak mengerti maksud pembicaraan Gianna.

"Besok sore rencana nya teman nya Om Harris ngajak buka bersama. Sekalian mau ngenalin anak pertama nya ke Evani. Nah, tante udah yakin dia pasti ngga mau di kenalin ataupun dijodohin. Dia pasti bakal nyoba kabur lagi kayak sebelum-sebelumnya. Makanya sebelum itu terjadi lagi, Tante mau minta tolong ke kamu buat menjebak dia"

Wow. Kayaknya kali ini Om Harris dan Tante Gia serius deh mau ngenalin cowok ke Eva. Segitu niat nya sampe bikin rencana penjebakkan. Batin Kenan.

"Oh gituu, masih begitu juga ya dia. Belum mau di kenalin sama siapa-siapa. Trus emang rencana Tante apa?"

"Gini... Besok kamu telpon dia siang-siang. Alibi apa kek gitu terserah supaya kamu bisa kerumah Eyang buat nemuin dia, dan trus ajak dia keluar rumah. Bawa dia ke restoran tempat kamu dan Om Harris design waktu itu"

"Yang restoran Green 'S' bukan?" Tanya Kenan untuk menyakinkan bahwa restoran yang ada dipikiran nya sama dengan apa yang dimaksud Gia. Karena restoran yang Ia dan Harris design ngga hanya satu.

"Nah iya betul. Tapi sebelumnya bawa muter-muter jalanan Jogja dulu sampai Tante kabarin kamu, ya. Dia kan ngga tau jalanan sini, pasti ngga akan sadar kalau dibawa muter-muter kemana pun. Kalau nanti Tante dan teman Om Harris sudah sampai di restoran itu, nanti Tante kabarin lewat bbm. Paham maksud Tante ngga, Ken?"

"Iya paham, Tan. Aku usahain sebisa mungkin membujuk Eva. Kalau memang dia masih bersikeras ingin kabur, ya aku ikuti rencana Tante. Kebetulan juga aku ada temen yang lagi butuh jasa Eva"

Kenan teringat Raina, rekan kerjanya di kantor.

"Iya, Ken. Tante minta tolong banget ya sama kamu. Huff tante udah putus asa buat ngebujuk dia. Kalau ngga pakai rencana gini, dia ngga bakalan dapet pacar sampe tua. Haha"

"Haha..beres, Tan. Aku usahain, kok"

"Inget ya... sesuai rencana! Jangan sampai ada yang curiga."

"Siap!"

"Okey. Thanks ya, Ken. Tante tutup, ya. Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam.."

Telepon pun terputus. Kenan lalu menghubungi teman nya --Raina-- yang pernah meminta bantuan nya untuk mengerjakan pekerjaan nya, karena Raina harus keluar negeri seminggu untuk mengurus masalah di cabang perusahaan.

Telepon pun tersambung...

"Hallo, Rai..... Iya aku udah nemu orang yang jago akuntansi-akuntansi begituan..... Sepupu aku..... Oke besok sore kita ketemuan ya..... Tapi bisa ngga kalau ketemuan nya di restoran Green 'S'?..... Iya? Wah bisa kebetulan sama ya tempatnya..... Oke sampai ketemu besok ya, jam 5 sore..... Thanks, Rai. Bye"

Our HopeWhere stories live. Discover now