10. I Believe

1.7K 357 29
                                    

Please, tap bintang dulu sebelum baca

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Please, tap bintang dulu sebelum baca. Thanks

.
.
.
♡♡♡

Naina menatap jarum jam di pergelangan tangannya. Hatinya masih dipenuhi kegundahan. Dia sudah tiba di kantor perusahaan rekomendasi Frida beberapa menit yang lalu. Baru beberapa menit, tapi Naina merasa sudah lama sekali duduk di ruang tunggu. Berulang kali napas dihela untuk menghilangkan kegugupan, tapi nyatanya gugup itu selalu muncut ketika lengah.

Aku harus tenang dan yakin akan diterima. Naina menguatkan hati.

"Naina Aulia Hermawan."

Perhatian Naina teralih ketika seseorang menyebut namanya. Ia terdiam sejenak untuk menenangkan hati, lalu beranjak dari kursi untuk menghampiri wanita yang memanggil namanya. Wanita itu menginstruksi Naina untuk mengikutinya. Kegugup terlihat jelas pada raut Naina.

"Silakan masuk." Wanita itu kembali menginstruksi sambil membuka pintu untuk Naina.

Naina menganggukkan kepala, lalu masuk ke dalam ruangan yang akan menjadi penentu diterima atau tidak di perusahaan itu. Tatapannya tertuju pada wanita yang sedang duduk di kursi kerja sambil menatap map di tangannya. Senyum terukir pada raut Naina.

"Tante Frida," ucapnya ragu.

Wanita itu mengalihkan perhatiannya pada Naina. Senyum terukir pada rautnya ketika melihat Naina. "Silakan duduk, Nai." Frida menginstruksi.

Senyum Naina sungging. Ia menuruti perintah Frida. Tak menyangka jika wanita yang ada di depannya adalah orang yang ia kenal. Bahkan Frida yang mengajukannya di perusahaan itu. Naina bergegas menyerahkan surat lamarannya pada Frida.

"Untuk apa, Nai? Tante sudah baca kemarin." Frida menatap Naina dengan senyum ramah.

"Tapi ..." Naina menggantungkan ucapannya.

"Kamu diterima jadi sekretaris Tante," ungkap Frida.

Sekretaris? Ini aku sedang nggak mimpi, kan? Tante Frida terima aku jadi sekretarisnya?

"Nai ..."

Naina terkesiap. "I-ya, Tante " jawabnya gugup.

Frida meraih map dan meletakannya di depan Naina. "Ini surat kontraknya. Kamu bisa baca baik-baik. Kalau ada pertanyaan bisa langsung tanya dengan Tante."

Tatapan Naina tertuju pada map di depannya. Ia masih tak percaya jika akan diterima di perusahaan itu. Jabatannya bukan lagi sebagai staf, tapi sekarang Naina akan menjadi sekretaris. Itu di luar dugaannya. Bagaimana dia akan melewatkan kesempatan emas itu. Tak disangka jika perbuatan baiknya mendapat balasan di luar perkiraannya.

Mulai besok, Naina resmi menjadi sekretaris Frida di kantor itu. Naina terlihat bahagia karena dia kini kembali bekerja. Bukan lagi sebagai staf, melainkan sebagai sekretaris. Frida akan membimbingnya langsung. Sudah pasti akan banyak yang iri dengan Naina.

NervousWhere stories live. Discover now