6 Pernikahan

1.1K 55 0
                                    

Waktu terus berjalan tak terasa waktu yang di tunggu-tunggu pun akhirnya datang. Kini kamar Tiara, ia sedang di dandani oleh seorang make over.

Dengan cekatan para perias itu mulai mempolesi alat-alat make up itu ke wajah Tiara. Tak terlalu tebal karena Tiara sudah sangat natural membuat aura kecantikannya makin bertambah, saat Tiara juga memakai gaun pengantinnya.

"Selesai."

Kata perias itu dengan bangganya bertepuk tangan saat melihat hasil karyanya yang sangat memuaskan.

"Kau sangat cantik nona," puji seorang make over kepada Tiara.

Dengan senyum malu-malu Tiara mengangguk. "Terima kasih," ujar Tiar dengan tersenyum kecil.

"Pasti Tuan muda akan terpesona melihat kecantikan dirimu ini," ujar perias itu.

Mendengar kalimat yang terlontar dari seorang perias membuat Tiara tak yakin jika calon suaminya akan terpesona olehnya. Mengingat dirinya menerima pernikahan juga demi Sang Ayah yang tengah sakit itu.

Tiara hanya mengangguk dan tersenyum kecil untuk menanggapi ucapan prias itu.

***

Kini Tiara sudah dibawa oleh Ibunya ke ruang tamu yang sudah dipenuhi orang-orang terdekat keluarga mereka saja, mengingat pernikahan ini hanya sebatas perjanjian konyol itu.

Dengan gugup Tiara duduk berdampingan dengan calon suaminya. Tak lama acara akad nikah pun dimulai. Pak penghulu pun mulai menjabat tangan milik Haris.

Dengan tangan dinginnya itu Haris pun menjabat tangan pak penghulu. Dengan suara tegasnya Haris mulai ngucapkan janji pernikahannya dengan satu tarikan napasnya itu.

"SAH!"

Terdengar kata SAH membuat air mata Tiara menetes membasahi pipinya yang telah dipoles oleh seorang make over itu.

Kini sekarang statusnya telah berubah menjadi Seorang istri. Dengan dituntun oleh Sarah, Tiara diminta untuk memakaikan cinci ke jari manis milik suaminya, begitupun dengan Haris, ia juga memakaikan cinci di jari manis istrinya.

Setelah memasangkan cincin di jari manis masing-masing kini Tiara mengapai punggung tangan milik Haris dan menciumnya dengan khidmat. Setelah itupun Haris langsung mengecup kening Tiara lembut.

Kini kedua pasangan pengantin pun langsung bersungkeman kepada kedua orang tua Tiara. Mengingat orang tua Haris telah tiada, maka Haris pun menyalami mertuanya.

"Iya. Saya akan menjaga putri Ayah dengan baik," ucap Haris tersenyum menyeringai.

"Terima kasih Nak," ujar Imbron dibalas anggukan oleh Haris.

"Nak, tolong jaga anak Ayah, ya," pinta Imbron dengan nada sedihnya.

Setelah itu Haris pun langsung memboyong istrinya ke rumah miliknya itu, meski tadi Tiara sempat menolak untuk tinggal di rumah milik Haris. Tapi mendengar ucapan Imbron membuat Tiara akhirnya menyetujuinya.

***

Kini Tiara dan Haris sudah sampai di depan sebuah rumah mewah. Tak henti-hentinya Tiara menatap kagum sebuah bangunan yang bisa dibilang seperti istana itu.

"Ayo masuk! Apa kau mau di luar saja?"

Mendengar ucapan Haris membuat Tiara sadar dari rasa kekagumannya itu. Tiara pun merasa malu karena terpergok tengah memandang kagum sebuah bangunan mewah.

"Akh ... iya Tuan. Maaf," cicit Tiara pelan dan mengekori Haris dibelakangnya.

Sampai di dalam Tiara tambah terperangah melihat desain dinding rumah mewah itu.

DENDAMWhere stories live. Discover now